Jangan Bungkam Suara Kami

Apa kata anak-anak muda tentang makna kekerasan terhadap perempuan? Bagaimana mereka memandang kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia?. Para mahasiswa Universitas Ciputra, Surabaya, Jawa Timur mencoba mengetengahkan pemikiran, ide, gagasan mereka tentang penolakan kekerasan terhadap perempuan melalui poster. Mereka tak hanya diam, namun berkontribusi dalam menyumbangkan gagasan mereka untuk stop kekerasan pada perempuan. Kami www.konde.co akan menampilkan poster hasil karya mereka selama sebuian ini, yaitu dari tanggal 5 Desember 2016 hingga 5 Januari 2017. Selamat membaca

Poedjiati Tan,- www.konde.co

Upaya menumbuhkan kesadaran dan kepedulian sosial pada generasi muda merupakan
satu hal yang perlu dilakukan. Peran anak muda yang dalam era teknologi digital
ini menjadi penting, karena mereka memang generasi teknologi digital itu
sendiri. Bagaimana ketika upaya menumbuhkan kesadaran dan kepedulian sosial itu
masuk dalam ruang-ruang pendidikan? 

“Ketika kelas saya menerima materi dan tugas untuk Ujian Akhir
Semester (UAS), saya merasa cukup terkejut ketika mengetahui bahwa kami harus
membuat poster dengan tema “Stop Kekerasan Seksual terhadap perempuan dan
anak-anak. Tema UAS kali ini mengingatkan saya pada banyaknya kasus pelecehan
dan kekerasa seksual yang menimpa perempuan bahkan anak-anak juga. Tidak jarang
juga perempuanlah yang akhirnya disalahkan atas kemalangan yang meninmpa
mereka. saya merasas sedih ketika mendengar berita mengenai kasus
tersebut,” ujar Winona ketika menjelaskan kesan-kesannya terhadap tugas
tersebut.

Winona melanjutkan penjelasannya mengenai proses pencarian ide untuk
pembuatan poster tersebut, yang membuat ia lalu menyadari banyaknya anak-anak
dan perempuan yang terkadang takut untuk melapor pada pihak berwajib akibat
ancaman pelaku.akibatnya pelaku bisa berbuat sesuka hatinya tanpa perlu kuatir
untuk ditangkap.

Sehingga Winona mendapat ide untuk membuat poster yang mendorong para
korban untuk tidak takut melapor pada pihak berwajib. Jangan takut pada ancaman
sang predator untuk tidak melapor. Jangan biarkan sang pelaku membungkam suara
korban sehingga suara sang korban tidak terdengar. 

“Dari poster yang saya buat, saya berharap para korban tidak takut
lagi untuk melapor, sehingga pihak berwajib dapat segera menangkap sang pelaku
dan tidak ada lagi korban dan sang korban tidak perlu takut akan teror sang
pelaku lagi,” tambah Winona.

Winona berharap, melalui poster ini, para “calon” pelaku tidak
lagi berusaha menguasai dan mendominasi sang “calon” korban.
“Saya berharap tidak hanya para korban, namun perempuan-perempuan dan
anak-anak lain, berani untuk bersuara, karena tidak hanya korban saja yang
perlu tahu betapa pentingnya bersuara.”

Karya : Winona Nathania

Mahasiswa Visual Communication Design

Universitas Ciputra

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!