Jurnalisme Warga, Upaya Menyuarakan Persoalan Perempuan

*Ega Melindo- www.Konde.co

Jakarta, Konde.co – Kepemilikan media hari ini  yang penguasaannya dikuasai oleh sejumlah pengusaha dan politisi, telah mengakibatkan terjadinya  korporasi media  yang akhirnya menggiring isi dan pemberitaan media pada masa ini terasa tidak berimbang.

Media dalam penguasaan korporasi ini mengakibatkan jurnalis tidak lagi leluasa menuliskan dan melaporkan berita, karena berita yang dimuat sepenuhnya harus didasarkan atas persetujuan pimpinan redaksi dan persetujuan  pemilik media.

Melihat  situasi tersebut keberadaan jurnalisme warga sangatlah berpengaruh dalam menjaga keseimbangan informasi yang berputar dalam sirkulasi publik jurnalisme warga yang penggunaannya mengandalkan ketersediaan internet.

Hal tersebut terpapar dalam acara launching aplikasi “MyReport” yang merupakan aplikasi jurnalisme warga yang dilakukan oleh Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) di Jakarta, pada Rabu 29 Maret 2017 kemarin.

Internet sebagai alat yang juga dipakai dalam dunia politik dan alat perubahan kebijakan di era ini, menurut Damar Juniarto, Koordinator Regional Safenet, juga digunakan sebagai  upaya kontestasi terhadap kekuasaan.

“Internet yang menempati posisi nomor dua setelah televisi  hari ini menjadikan internet sebagai sumber informasi, sekaligus sebagai alat kekuasaaan,: ujar Damar Juniarto.

MyReport Hadir Menyuarakan Persoalan Perempuan 

Direktur Eksekutif PPMN, Eni Mulia dalam paparannya mengatakan bahwa kehadiran MyReport  adalah sebagai ruang interaksi secara langsung antara jurnalis warga  yang melakukan reportase persoalan-persoalan warga  dan kemudian pemerintah bisa menjawabnya dalam aplikasi ini MyReport.

Dalam pemaparannya, Eni Mulia menjelaskan bahwa MyReport hadir untuk menyoroti persoalan kebijakan publik yang terkait soal perempuan, kelompok difabel dan kelompok rentan lainnya.

“MyReport hadir untuk menyuarakan persoalan situasi yang dialami oleh perempuan. Hal ini juga didorong  oleh temuan Riset Dewan Pers yang menyebutkan bahwa media sebagai ruang informasi publik seringkali tidak berperspektif perempuan dan difabel  dan cenderung tidak berpihak pada perempuan dan difabel,” ujar Eni Mulia.

MyReport selanjutnya akan hadir sebagai solusi  teknologi untuk membantu jurnalis warga melaporkan persoalan kebijakan publik yang tidak berperspektif perempuan dengan target dapat merubah kebijakan publik yang tidak berpihak tadi.

“MyReport hadir seluas-luasnya berjejaring juga dengan berbagai organisasi masyarakat serta mendorong terciptanya relasi simbiosis mutualisme antara media komunitas dengan jurnalisme warga dalam menyarakan persoalan-persoalan perempuan di wilayah yang tersebar jurnalisme warga MyReport,” kata Eni Mulia.

Pada tahap awal, MyReport bersama sejumlah organisasi mitra The Asia Foundation akan bekerja dan melakukan pemantauan kebijakan pemerintah di 12 Kabupaten di Indonesia pada tahun 2017-2018, antaralain: Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Pangkep (Sulawesi Selatan), Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pekalongan (Jawa Tengah), Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat) dan Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Biereun dan Kabupaten Aceh Barat (Aceh).

Para jurnalis warga juga akan melakukan pemantauan di 12 Kabupaten tersebut dan menuliskan pemantauan sekaligus hasil kebijakan pemerintah yang akan diunggah ke dalam aplikasi MyReport.

“Para jurnalis warga di desa-desa yang kami latih untuk menulis kemudian menggunakan aplikasi MyReport untuk menuliskan hasil tulisan mereka. Pada tahap awal ini, kami akan fokus pada isu pendidikan dan kesehatan bagi perempuan, diffable dan anak buruh migran,” ujar Eni Mulia.

Media komunitas merupakan media alternatif di Indonesia yang hadir di tengah media mainstream yang bertumbuh secara pesat. Namun dengan kegigihannya, media komunitas kemudian mampu memberikan informasi alternatif bagi warga yang tidak didapatkan di media mainstream. Para pengelola media komunitas termasuk jurnalis warganya kemudian bekerja secara kolektif atas dasar perjuangan bagi publik.

Jurnalis warga bersama pengelola media komunitas tersebut saat ini bekerja untuk media-media komunitas melalui siarannya di radio, televisi sekaligus melalui online dan dengan sistem konvergensi yaitu integrasi diantara media online dan media penyiaran.

(Suasana acara launching MyReport di Jakarta pada 29 Maret 2017 kemarin,Luviana/
PPMN, Eni Mulia/ PPMN, Damar
Juniarto/SafeNetdan
Gibran Sesunan/LAPOR Kantor Staff Presiden/ Foto: Ega Melindo)

*Ega Melindo, sehari-hari aktif di Solidaritas Perempuan dan di jaringan advokasi nasional untuk demokrasi dan hak asasi perempuan.

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!