Wonder Woman, Menepis Konstruksi Perempuan

Luviana- www.Konde.co

Anda sudah melihat film wonder woman yang sedang diputar di bioskop saat ini? Sejumlah pengamat perempuan kemudian menyatakan bahwa dari wonder woman, kita melihat seorang sosok perempuan yang tidak dikonstruksikan secara sosial sebagai orang yang lemah. Hal ini menepis semua kontruksi itu. Wonder woman melawan kejahatan, dia juga pelindung bagi yang lain, perempuan ini adalah pahlawan bagi yang lain.

Sebuah situs feminis Msmagazine.com menuliskan, dalam waktu kurang dari seminggu, peluncuran Wonder Woman telah diperkenalkan dan membombardir generasi baru dengan gambaran seorang putri dari Amazon. Film ini dianggap sebagai film perlawanan atas kontruksi sosial yang menjerat perempuan. Perempuan yang selama ini dikonstruksikan sebagai orang yang lemah, tak mampu melawan. Namun semua berubah di film ini.

Wonder Woman sesungguhnya merupakan film yang juga disebut-sebut terinspirasi dari seorang feminis awal Amerika, Margareth Sanger. Sanger merupakan aktivis perempuan Amerika pengendali kelahiran. Ia mempelopori gerakan pengendalian kelahiran dan kontrasepsi adalah hak perempuan.

Pada tahun 1912, Sanger mulai menerbitkan serangkaian artikel tentang seksualitas dan kontrasepsi perempuan dalam majalah mingguan kaum sosialis, The Call. Ini merupakan tindakan yang mengandung risiko, karena penyebaran informasi tentang penyakit kelamin, alat kontrasepsi, dan aborsi itu dilarang oleh undang-undang penyensoran, yang menilai subjek-subjek semacam ini adalah cabul.

Margaret Sanger dalam sejumlah catatan dituliskan sebagai seorang pejuang perempuan yang keras kepala, tidak mau berkompromi. Ia adalah seorang idealis yang menguasai politik praktis selama perjuangannya yang keras melawan ketidakpedulian, kecurigaaan, prinsip-prinsip, dan hukum yang telah menghalangi kemerdekaan perempuan. Karakter inilah yang diambil ke dalam Wonder Woman, sebagai: perempuan baru yang mempunyai fisik dan mental yang luar biasa.

Film ini mengisahkan tentang Diana (Gal Gadot), seorang putri dari Amazon, dibesarkan di sebuah pulau dan dilatih untuk menjadi seorang pejuang tak terkalahkan. Setelah seorang pilot Amerika, Steve Trevor, jatuh di pulau dan mengatakan kepadanya tentang perang dunia yang terjadi, Diana meninggalkan rumahnya untuk mencoba menghentikan perang

Wonder Woman dikabarkan sebagai manusia setengah dewa (Demigod). Sosok yang bernama asli Diana itu digambarkan sebagai anak dari perkawinan Zeus dan Hippolyta. Menurut Sutradara Patty Jenkins, sosok Diana bisa menjadi sangat kuat untuk seorang superhero perempuan.

Berdasarkan mitologi Yunani, Wonder Woman yang diciptakan oleh Marston adalah seorang putri dari Kerajaan Amazon. Ia telah dilatih menjadi seorang prajurit yang tak terkalahkan untuk melindungi tanah kelahirannya, Themyscira Island atau pulau Paradise. Dalam beberapa dekade sejak debutnya, ia telah mengalahkan banyak musuh yang berusaha menghancurkan Amazon.

Banyak orang yang belum mengetahui kekuatan yang ada pada gelang perak yang terdapat pada dua lengan Wonder Woman. Gelang yang selalu dikenakannya itu diduga ditempa oleh Zeus sehingga senjata ikonik tersebut tak bisa dihancurkan. Gelang ini mampu menahan berbagai macam serangan.

Namun gelang ini juga menjadi salah satu kelemahan Wonder Woman. Tanpa adanya gelang perak ini, kekuatannya akan terus berkembang dan tidak terkendali. Hal itu menandakan kalau gelang perak ini digunakan untuk menghalangi dirinya untuk menggunakan kekuatan penuh.

Bagaimanapun, Wonder Woman adalah perempuan baru, pejuang baru yang menandakan kekuatan perempuan di dunia.

(https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/hal-wajib-tahu-sebelum-nonton-film-wonder-woman/)

(http://www.smithsonianmag.com/arts-culture/origin-story-wonder-woman-180952710/)

(Foto: vox.com)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!