Perempuan Pelopor Kampung Wisata

Kustiah- www.Konde.co

Bogor, Konde.co – Jika Anda jenuh dengan rutinitas yang tiap hari melulu melakukan aktivitas yang sama, atau penat menghadapi kemacetan Jakarta, cobalah datang ke kampung ini.

Kampung Tegalwaru, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Kampung yang lokasinya tak jauh dari Kampus Institut Pertanian (IPB) Bogor ini memberikan perspektif berbeda tentang sebuah wirausaha, kampung, dan semangat warganya.

Berwisata di kampung yang masih asri, sejuk, dan tenang ini Anda akan disuguhi aneka macam usaha yang dibangun dari semangat yang luar biasa warganya.

Siang itu cuaca cukup terik. Odong-odong yang dinaiki para pengunjung berkaos orange sebanyak 15 orang berputar-putar, turun dari satu tempat ke tempat lain. Karena jumlah peserta sebanyak 30 orang lebih odong-odong terpaksa harus bolak-balik menjemput dan mengantar para pengunjung Kampoeng Wisata Bisnis Desa Tegalwaru yang berasal dari sebuah perbankan.

Biasanya ada dua odong-odong yang mengantarkan pengunjung. Namun hari itu satu odong-odong mengalami kerusakan, jadi terpaksa hanya satu odong-odong berwarna hijau yang bisa beroperasi.

Di antara para pengunjung terdapat seorang perempuan berjilbab yang senantiasa mendampingi dan menjawab segala pertanyaan para pengunjung tentang sentra usaha di Desa Tegalwaru. Dia adalah Tatiek Kancaniati (42). Pendiri dan pelopor Kampoeng Wisata Bisnis Tegalwaru.

Nama Tatiek di desa dengan jumlah penduduk sekitar 12.123 jiwa ini cukup familiar. Apalagi di mata para pemilik usaha di Desa Tegalwaru. Badrusalam atau yang akrab disapa Ibad (52), pemilik gerai Midpertas misalnya. Ia mengenal Tatiek sudah cukup lama, apalagi ibu dua anak ini merupakan warga setempat. Namun kedekatannya mulai intens sejak Tatiek membuat gagasan mendirikan Kampoeng Wisata Bisnis.

Ibad bercerita UKM yang ia dirikan pada 1998 mulanya hanyalah sebuah usaha rumahan yang hanya membuat tas satu dua buah. Ia terpaksa membuat tas karena tempat kerjanya di Jakarta hangus dari amukan massa saat peristiwa huru-hara 98.

“Saya tak berani berangkat ke Jakarta karena takut,” katanya kepada penulis.

Tak ingin menganggur terlalu lama juga karena dapur harus tetap mengepul Ibad berinisiatif membuka usaha sendiri. Kala itu ia tak memiliki mesin jahit. Ia meminjam saudaranya untuk membuat tas. Tas buatannya ia titipkan ke toko-toko penjualan tas di sekitar Bogor. Hingga suatu hari di tahun 2001 sebuah perusahaan mengajaknya bekerjasama dan bersedia mendanai usahanya.

Perlahan usaha Ibad berkembang. Ia mempekerjakan 100 lebih pekerja yang khusus membuat tas. Namun Ibad mengaku mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Lantas pada 2010 Tatiek mengajak UKM-nya bersama-sama belasan UKM lainnya untuk bergabung menjadi salah satu tujuan wisata bisnis.

Tatiek kemudian menawarkan program dengan menjadikan Desa Tegalwaru sebagai Kampoeng Wisata Bisnis supaya UKM di desanya dikenal masyarakat di luar Tegalwaru. Kini, sejak kampungnya menjadi kampung wisata bisnis usaha Ibad terus berkembang. Dalam sepekan ia bisa mendapat pesanan 300 lusin atau sekitar 1.000 lusin tas setiap bulannya.

“Saya merasakan manfaat langsung  usaha bu Tatiek yang mendirikan Kampoeng Wisata Bisnis. Karena produk saya akhirnya dikenal banyak orang,” ujarnya.

Dari usahanya dalam sebulan Ibad menerima omzet ratusan juta rupiah. Dan  empat tahun belakangan ia telah memiliki gerai yang diberi nama Midpertas untuk memasarkan tasnya. Lokasinya tepat berada di seberang depan rumah yang digunakan sebagai tempat pembuatan tas. Jadi, setelah mengetahui proses pembuatan tas para pengunjung bisa melihat langsung hasilnya di gerai. Harga tas yang dipatok juga relatif murah, berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 300 ribu.

Tak hanya Ibad yang mendapat banyak manfaat dari pembentukan Kampoeng Wisata Bisnis di desanya. Sutiah (62), pengelola kebun herbal ‘Imah Sehat’ juga memberikan pengakuan yang sama. Ia mengatakan, sebelum ada Kampoeng Wisata Bisnis, kebun herbal beserta hasil pengolahan obat-obatan herbal yang ia namai Sari Sehat hanya diketahui masyarakat sekitar. Namun, kondisinya berubah pesat begitu Kampoeng Wisata Bisnis dibentuk.

Saat ini produk tanaman herbalnya dikenal luas dan banyak masyarakat di luar Bogor dan Jakarta bahkan sampai Hong Kong memesan produknya.

(Foto:
bestyoungindonesia.blogspot.com)


Kustiah, Mantan jurnalis Detik.com. Kini pengelola www.Konde.co dan Pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!