Kebun Roti Siane

Febriana Sinta-www. konde.co,

Jogja, Konde.co – Tertib dan cinta lingkungan, tak banyak dilakukan oleh pebisnis saat ini. Namun Siane Caroline menerapkan itu semua pada usahanya.

Tak semata-mata hanya mencari keuntungan, Siane, biasa dipanggil membuka usaha Kebun Roti untuk memberikan edukasi ke pelanggan sekaligus mengajak mereka hidup sehat dan mencintai lingkungan.

Tidak mudah memang cara itu dilakukan saat ini. Namun di tangan Siane dan suaminya, bisnis rotinya di Jogja memiliki banyak pelanggan.

Menurut pengakuan Siane, usahanya dirintis sejak 2012 bersama suaminya. Ide membuat roti sehat itu muncul karena Siane cukup sensitif dan tak dapat makan sembarangan. Salah mengkonsumsi, pundaknya dapat berwarna kemerahan dan terasa gatal.

“Saya enggak bisa makan sembarangan karena alergi. Makanya takut makan di luar. Terpaksa saya bikin makanan sendiri,” jelasnya.

Siane sendiri tidak perlu belajar khusus atau menempuh pendidikan di jurusan Tata Boga. Alumnus Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu belajar secara autodidak.

Buku resep dan nonton saluran masak menjadi “gurunya’. Awalnya roti-roti itu hanya untuk konsumsi pribadi. Sesekali roti ini dimanfaatkan untuk menjamu teman-temannya yang bertandang ke rumahnya dan disebarkan melalui media sosial Instagram serta Twitter.

Produk roti sehat itu kemudian diberi label Kebun Roti. Nama itu diambil dari kebiasaannya dan suami yang doyan berkebun dan roti. Merek ini dinilai tidak hanya dapat mewakili usaha tetapi juga kepribadian pemilik.

Roti produk Kebun Roti memang bukan seperti roti-roti pada umumnya yang menawarkan berbagai macam rasa, empuk, harum dan enak.

Di Kebun Roti justru rotinya tak berasa dan tercium lebih asam dan keras. Roti karyanya berbahan sourdough yaitu ragi liar yang dibuat dari hasil fermentasi tepung dan air. Dan dibuat tanpa telur dan mentega sehingga roti itu tak mengandung lemak

Sourdough dipercaya mengandung mikroorganisme baik untuk tubuh. Tekstur roti berbahan sourdough juga lebih lembut dibanding roti dari terigu atau gandum. Karenanya, roti sourdough lebih mudah dicerna di dalam perut.

Roti asam, hasil karya Siane menggunakan ragi yang “hidup”, karena proses produksi ragi hingga pembuatan roti tak dapat sembarangan. Bahkan kualitas roti bisa ditentukan dari curah hujan tinggi dan rendah, suhu udara naik turun, oven yang kurang panas atau situasi lainnya.

Siane dan brownies cokelat

Sumber foto : Instagram Kebun Roti

“Bahkan kalau kami capek, enggak mood. Kami libur. Karena roti itu hidup, perlu penanganan ekstra care, kayak punya anak. Kami ini nothing, yang bikin roti itu mikroba, raginya yang bekerja,” kata Siane.

Tak hanya itu, bahan-bahan Kebun Roti didapatkan dari hasil pertanian lokal, baik dari kebun pribadi maupun milik temannya.

Tak heran konsumen dari produk Kebun Rori juga banyak yang berasal dari anak-anak dengan autis atau hiperaktif, maupun mereka yang memiliki msalah dengan produk-produk tertentu.

Lebih lanjut Seina menyampaikan, selain anak-anak, pelanggannya juga ada yang memiliki penyakit tertentu. Misal sakit kanker. Pasien untuk penyakit ini umumnya tidak boleh mengkonsumsi gula, margarin atau bahan-bahan makanan sembarangan. Karena itu mereka bersedia memesan beberapa waktu sebelumnya untuk mendapatkannya.

Khusus untuk pasien ini, biasanya Kebun Roti akan menggunakan bekatul sebagai bahan dasar roti. Untuk kasus lain, dia lebih memilih sorgum, ubi ungu atau bahan lain.

Untuk pewarna, seluruhnya menggunakan pewarna alam. Proses mendapatkannya juga diwarnai dengan uji coba berulang kali.

“Jadi roti kami ini roti yang health, roti yang hidup dalam tanda kutip,” katanya.

Meski produk Kebun Roti berbeda dengan roti lainnya, harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Di Kebun Roti, setiap produk dibanderol antara Rp 10.000–Rp 13.000.

Menariknya, mereka sengaja tak menyediakan plastik atau paper bag bagi konsumen yang beli sourdough untuk dibawa pulang. Calon pembeli harus membawa kantong sendiri. Selain demi menghemat kertas, konsep jualan yang diterapkan sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam upaya kampanye Go Green.

Saat ini Kebun Roti berjualan di beberapa tempat. Setiap hari Jumat berjualan di Pasar Sehat Demangan, hari Sabtu di Pasar Sehat Sagan, hari Minggu di Nitiprayan.

” Kami menjual di beberapa tempat seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali, namun saat ini sudah mempunya kedai tetap di Jalan Affandi,” jelas Siane.

Saat berjualan di pasar sehat konsumen diberi nomor antrean. “Dari konsep ini saya berharap konsumen bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Tertib dan cinta lingkungan,” pungkas perempuan asli Semarang ini.

(Sumber foto : Instagram Kebun Roti)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!