Aji Yuhuti Melukis Perempuan dengan Menggunakan Kopi

*Aprelia Amanda- www.Konde.co

Jakarta, Konde.co- Sebanyak 13 lukisan terpasang rapi di dinding Ke:Kini ruang bersama di Jakarta. Lukisan-lukisan itu memiliki kesamaan, semuanya coklat. Semakin dekat dilihat, semakin jelas guratan warna coklat itu melukiskan sosok perempuan. Inilah yang dilakukan Aji Yuhuti yang melukiskan perjuangan perempuan dengan kopi di kanvasnya.

Siapa sangka semua lukisan berwarna coklat itu didapatkan dari kopi instan yang sehari-hari kita minum. Kopi ternyata bisa menginspirasi karya- karya perempuan.

Aji Yahuti memamerkan lukisan koleksi pribadinya sejak 23 September sampai 5 Oktober 2019 lalu . Pameran bertema Perempuan dalam Kopi merupakan alah satu rangkaian acara 100% Manusia Film Festival.

Ide melukis dengan kopi didapatkan Aji Yahuti pada 2015. Saat itu ia sedang mencari medium warna yang mudah didapat. Dan akhirnya pilihannya jatuh pada kopi.

Setiap guratan kopi membentuk pola atau bentuk-bentuk tertentu yang tersusun hingga menjadi sebuah gambar yang dapat dikenali. Salah satunya gambar perempuan dengan menggunakan pakaian yang tersusun dari pola batik Kawung.

Motif Batik Kawung merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia. Motif Kawung adalah gambaran dari buah kawung atau lebih dikenal sebagai buah aren. Pada zaman dahulu motif batik ini hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan saja.

Dengan menggunakan sanggul dan elang yang bertengger di sebuah ranting di belakangnya, lukisan ini menyiratkan keanggunan dan keberanian perempuan Indonesia.

Lukisan yang tak kalah menarik lainnya adalah lukisan perempuan berkacamata hitam yang terletak di dinding sebelah kanan. Masih menggunakan motif batik kawung dipadukan dengan beberapa gambar bungan dan pola-pola yang beraturan, Aji Yahuti kali ini berhasil menampilkan sosok perempuan modern.

“Gambar ini mengingatkan saya pada peristiwa aksi Suara Ibu Peduli menjelang reformasi 1998. Saat itu beberapa tokoh perempuan melakukan aksi yang akhirnya memicu demostrasi besar mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya di kemudian hari.”

Beberapa tokoh perempuan yang turun aksi saat itu menggunakan pakaian dengan kacamata hitam. Ada Gadis Arivia, Karlina Supeli, dan Julia Suryakusuma yang nampak menggunakan pakaian seperti itu.

Saya tidak tahu apakah maksud dari lukisan-lukisan Aji Yahuti sama dengan yang saya pikirkan. Semua lukisan yang dipamerkan tidak diberikan judul dan deskripsi. Tapi memang kekuatan karya Aji Yahuti di situ. Ia mampu membawa imajinasi semua orang yang melihat lukisannya dalam intepretasi yang tak terbatas. Aji Yahuti berhasil melukis perempuan dalam berbagai cerita dan makna.

*Aprelia Amanda, biasa dipanggil Manda. Menyelesaikan studi Ilmu Politik di IISIP Jakarta tahun 2019. Pernah aktif menjadi penulis di Majalah Anak (Malfora) dan kabarburuh.com. Suka membaca dan minum kopi, Manda kini menjadi penulis dan pengelola www.Konde.co

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!