Pelajaran Jatuh Cinta: Tak Mengenal Ruang dan Waktu?

Siapa bilang bahwa jatuh cinta itu mengenal waktu dan orang? Saya pernah mendengar pepatah yang bilang bahwa: jatuh cinta tak pernah mengenal ruang dan waktu.

Siapa bilang bahwa jatuh cinta itu mengenal waktu dan orang? Saya pernah mendengar pepatah yang bilang bahwa: jatuh cinta tak pernah mengenal ruang dan waktu.

Namun bagaimana jika kita jatuh cinta pada orang yang tidak tepat? Salah satunya menurut saya adalah jatuh cinta pada laki-laki yang tidak mencintai kita.

Yang lain, jatuh cinta pada laki-laki yang sudah mempunyai pasangan, atau jatuh cinta pada laki-laki yang tak pernah serius berkomitmen, atau lebih buruknya lagi jatuh cinta pada laki-laki yang melakukan kekerasan pada kita.

Buat saya, walau jatuh cinta katanya tak pernah mengenal tempat, namun paling tidak saya mesti tetap rasional ketika menemukan sesuatu yang janggal ketika kita jatuh cinta. Saya bilang, jatuh cinta juga harus rasional.

Ini seperti yang dialami kawan perempuan saya ketika ia jatuh cinta pada laki-laki yang sudah berpasangan. Awalnya tak pernah mudah. Kami bahkan harus selalu menemaninya agar ia segera melupakan laki-laki ini.

Bagi kami, yang jelas: jika kita perempuan mau secara sadar berbuat sesuatu, inilah saatnya. Inilah saat yang tepat agar kita jauh dari banyak resiko, resiko untuk menyakiti perempuan lain yang menjadi pasangan laki-laki ini, juga resiko agar kita tak patah, tak terjerembab pada jurang yang lebih dalam.

Walau, siapa sih yang mau kehilangan persona dari laki-laki yang kita cintai? Siapa sih yang mau kehilangan orang yang paling kita harapkan datang pagi-pagi di saat kita membutuhkan sesuatu?

Tak mudah? Teman perempuan saya bisa melakukannya. Ini karena dia harus fokus. Ia tak mau kehilangan banyak waktu, hanya disini, menunggui, berharap pada laki-laki yang sudah mempunyai komitmen dengan yang lain.

Lagipula, jika kita mempertahankan ini, kita pasti akan menyakiti pasangannya. Jika kita mau konsisten, kita harus pergi, beranjak dan tak mau menyakiti diri sendiri dan pasangannya.

Jadi, jangan biarkan kita terjerembab pada sedu sedan yang terlalu lama. Masih ada hari, masih ada ruang-ruang yang harus kita isi.

Banyak hal yang bisa kita lakukan. Saya biasa bertemu teman baik dalam kondisi ini, kita bisa saling memberi jalan keluar. Menulis mungkin, kita bisa ungkapkan apa yang kita rasakan. Atau hal lain, seperti pergi dulu dan meningggalkan aktivitas yang terlalu sering kita lakukan. Agar tak bosan, kita perlu menambah variasi hidup. Bisa juga bertemu teman lama, kota lama yang mengingatkan kita pada sesuatu yang baik dan menyemangati.

Yang penting, jangan pernah mau terjerembab terlalu lama, dalam lubang yang sama, karena kita berhak untuk berubah, karena buat saya, hidup harus terus diperjuangkan.

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

Rara Kinanti

Blogger dan vlogger.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!