Perempuan Kolombia dan Perjanjian Perdamaian

Luviana – www.konde.co

Konde.co, Manila- Perjanjian perdamaian di Kolombia akan
segera dilakukan. Tanggal 23 Maret 2016 mendatang merupakan tanggal bersejarah
bagi perempuan dan masyarakat disana karena perjanjian perdamaian akan
dilangsungkan.

Kolombia akan segera mengakhiri konflik antara pemerintah
dan kelompok FARC yang merupakan kelompok kiri disana. Konflik ini sudah
terjadi selama setengan abad. Dan kini saatnya Kolombia mempersiapkan
perundingan perdamaian, karena konflik ini sudah mengakibatkan banyaknya korban
berjatuhan dari masyarakat sipil.

Lalu apa saja peran perempuan dalam perundingan perdamaian
tersebut?. Dalam sebuah pertemuan dengan organisasi masyarakat sipil di Manila,
Phillipina utusan khusus Pemerintah Kolombia dan kelompok FARC untuk proses
perdamaian, Dag Nylander menyatakan tentang peran sejumlah perempuan dalam
perundingan perdamaian ini.

Hasil dari rangkuman diskusi ini ditulis oleh sebuah
organisasi perempuan di Manila, Isis Women International Manila:

Dag Nylander menyatakan bahwa gerakan perempuan sangat aktif
melakukan proses-proses perdamaian di Kolombia. Dengan jaringan setidaknya 16
jaringan perempuan di tingkat nasional dan dengan tekanan dari masyarakat
internasional, para perempuan telah membantu dan mendesak kedua pihak untuk
memasukkan komponen gender dalam negosiasi perdamaian.

Di Kolombia, sekitar 3 juta perempuan telah mengungsi karena konflik ini.
Kondisi mereka rentan karena mengalami pelanggaran hak asasi manusia seperti
kekerasan dalam rumah tangga, perbudakan dan perkosaan.

Kekerasan juga terjadi pada 40%  perempuan yang melakukan perjuangan disana.
Mereka mengalami kekerasan seksual, sterilisasi paksa dan juga aborsi. Hal ini
juga terjadi pada masyarakat sipil dan perempuan anggota FARC.

Dalam sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang pernah dilakukan di Kolombia,
maka organisasi-organisasi perempuan disana kemudian memberikan masukan soal
pentingnya pencegahan konflik untuk perempuan, resolusi konflik dan pembangunan
perdamaian.

“ Baik pemerintah dan kelompok FARC kini telah sepakat untuk
tidak memberikan impunitas bagi kejahatan yang paling serius termasuk kekerasan
seksual di pascakonflik dalam sebuah pengadilan khusus,” ungkap Dag Nylander.

Perjanjian perdamaian ini menyepakati bahwa kedua belah
pihak sepakat untuk memberikan pengampunan pada semua kejahatan, kecuali kejahatan
serius seperti kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Kesepakatan lain
yaitu mereka akan memulihkan hak para korban, hak atas lahan, partisipasi
politik pada kelompok FARC dan bagaimana menangani perdagangan narkoba di Kolombia.

Konflik di Kolombia sudah terjadi selama 50 tahun dan telah
mengorbankan 220.000 jiwa yang terbunuh disana.

FARC merupakan kelompok sayap kiri di Kolombia. Selama
puluhan tahun mereka memprotes partisipasi politik di Kolombia. FARC dibentuk
pada tahun 1964 dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintah dan mengukuhkan
rezim Marxisme di Kolombia.

(Foto: Diskusi tentang peran perempuan dalam perundingan perdamaian di Kolombia yang dilakukan organisasi masyarakat sipil di Manila, Phillipina/ Isis Women Internasional Manila)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!