Petisi untuk Aktivis Perempuan Homa Hoodfar

Luviana – www.konde.co

Jakarta, Konde,co – Semalam, dalam sejumlah group di media sosial muncul informasi soal pembuatan petisi untuk aktivis perempuan Homa Hodfar. Ratusan aktivis perempuan di Indonesia kemudian memberikan dukungan atas nasib yang terjadi pada Homa Hoodfar.

Homa Hoodfar merupakan seorang profesor pengajar di Universitas Consordia Montreal Kanada. Selain mengajar ia juga banyak melakukan penelitian tentang pembangunan, kultur dan gender baik di universitas maupun bersama aktivis-aktivis perempuan dari negara lain. Ia banyak melakukan penelitian tentang perempuan muslim dan perempuan Timur Tengah.

Pada 6 Juni 2016 lalu, Ho0dfar ditangkap setelah mengunjungi Iran  yang merupakan negara asalnya. Kedatangan Hoodfar ini ingin melihat pelaksanaan Pemilu parlemen di Teheran sekaligus bagaimana perempuan memilih dalam parlemen tersebut. Namun ketegangan antara 2 negara yang  yaitu Teheran dan  Kanada yang telah terjadi jauh sebelumnya membuat Hoodfar kemudian ditangkap di penjara.

Inilah petisi untuk penyelamatan yang digagas para aktivis perempuan untuk pembebasan Homa Hoodfar:

“Kawan-kawan, mohon tanda tangani petisi ini utk dukungan kita terhadap Dr. Homa Hoodfar. Jika bersedia mendukung, mohon langsung tuliskan nama dan Organisasinya dalam List.

Homa Hoodfar adalah profesor Antropologi di universitas Consordia Montreal Kanada. Dia ditahan di penjara Evin Tehran di Iran saat ini. Homa banyak beraktifitas dalam bidang penelitian. Beberapa dari kami pernah terlibat bersama dalam penelitian 5 tahun konsorsium beberapa negara termasuk Indonesia yaitu Penelitian tentang “Women’s Empowerment in Muslim contexts-WEMC”.

Kunjungannya kali ini ke Iran dalam rangka melakukan sebuah penelitian terkait etnografi dan sejarah tentang peran publik perempuan. Homa telah diinterogasi di bulan Maret namun dilepaskan dan ditahan kembali pada 6 Juni kemaren.

Saat ini dia tidak boleh dikujungi bahkan oleh keluarganya dan tidak disiapkan pengacara. Padahal Homa sendiri memiliki riwayat sakit kritis Myastenia Gravis, sebuah penyakit langka yang harus diperiksa secara berkala. Saat ini upaya untuk menuntut kebebasan Homa sedang di galang. Beri dukungan kawan-kawan sebagai rasa simpati terhadap Homa Hoodfar.”

Pendukung:

1. Risma Umar, IWE Indonesia

2. Anita, AKSI untuk keadilan gender, sosial dan ekologi.

3. Fitriani, Solidaritas Perempuan

4. Ulfa Kasim, Jakarta

5. Salma Safitri, Suara Perempuan Desa, Batu-Malang

6. Mike Verawati, Migrant CARE Jakarta

7. Panca Saktiyani, Kidung-Subang.

8. Puspa Dewy, Solidaritas Perempuan, Jakarta

9. Qory Dellasera – Mitra Imadei

10. Nur Asiah – Solidaritas Perempuan Anging Mammiri

11. Rena Herdiyani, Kalyanamitra

12. Dini Anitasari Sabaniah, IWE Indonesia

13. Hanifa Haris, AMAN Indonesia

14. Dewi Tjakrawinata, Cedaw Working Group Indonesia

15. Marhaini Nasution, Institute for Women Empowerment.

16. Ni Loh Gusti Madewanti, Institute for Women Empowerment.

17. Armayanti Sanusi, Solidaritas Perempuan Lampung

18. Surifah, Solidaritas Perempuan Jabotabek

19. Hasriani, Solidaritas Perempuan Aceh

20. Erna Rosalina, Solidaritas Perempuan Jabotabek

21. Siti Munjiati, Solidaritas Perempuan Jabotabek

22. Liany Sari, Solidaritas Perempuan Jabotabek

23. Eka Mandayanti, Solidaritas Perempuan Lampung

24. Donna Swita, Solidaritas Perempuan

25. Novia Etina, Solidaritas Perempuan Lampung

26. Bonnie Kertaredja, Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta

27. Wahidah Rustam, Aksi for Gender, Social, and Ecological Justice

28. Febrilia Ekawati, Yayasan Konservasi Way Seputih Lampung

29. Umi Laila, Solidaritas Perempuan Lampung

30. Evani Hamzah, Solidaritas Perempuan Sintuwu Raya Poso

31. Aliza Yuliana, Jakarta, Indonesia

32. Hermansyah, Wanacala Lampung

33. Dr. Neng Dara Affiah, Indonesian Women and Children Empowerment Institute

34. Poedjiati Tan, Konde Institute

35. Ruth Murtiasih Subodro: Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah

36. Theresia Iswarini, Institut KAPAL Perempuan

37. Okto Lamarang, Yayasan MATEPE Makassar

38. Suraiya Kamaruzzaman, Balai Syura Ureung Inong Aceh

39. Fatimah Syam, LBH Apik Aceh

40. Gadis Arivia-Philosophy Department, Universitas Indonesia

41. Jurnal Perempuan (Indonesian Feminist Journal)

42. Muhammad Hafiz, HRWG

43. Suci Fitriah, Solidaritas Perempuan

44. Aprilyana N. Rafiyani, KOMPAK

45. Evi Zain (Anggota KONTRAS Aceh)

46. Dewi Candraningrum, Jurnal Perempuan

47. Dewa Gumay, Flora Fauna Aceh

48. Rio Ismail, The Ecological Justice

49. Elly Misra Devita, Yayasan Anak Bangsa

50. Siti Aminah, Lawyer, Indonesia

51. Misna Hattas, Solidaritas Perempuan Anging Mammiri

52. Rina, Solidaritas Perempuan Anging Mamiri

53. Suryani, Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Makassar

54. Musdalifah Jamal, Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Makassar

55. Evie Permata Sari, SAPA Indonesia

56. Ellin Rozana Institut Perempuan

57. Pratiwi Febry, Pengacara Publik, LBH Jakarta, Indonesia

58. Rosnida Sari, Banda Aceh

59. Syamsul Alam Agus, Yayasan Satu Keadilan

60. Rosmidar, Solidaritas Perempuan Aceh

61. R. Agustini, Forum Pemerhati Masalah Perempuan Sulsel

62. Luviana, Konde Institute

63. Muhammad Al Amin, WALHI Sulawesi Selatan

64. Lucia Wenehen, Indonesian Conference on Religion and Peace

65. Firdaus Mirza, Aceh Besar

66. Rosniaty Azis, YASMIB Sulawesi Selatan

67. Muhammaf Syarif Abadi, Bantuan Coffee

68. Steven Fernandez, Solidaritas Perempuan Sintuwu Raya Poso

69. Bejoe Dewangga, Hutan Kita Institute (HaKi), Sumatera Selatan

70. Irfan Tri Musri, WALHI Lampung

71. Zulfikar Husein, Komunitas Demokrasi Aceh Utara

72. M. Daud B, Yayasan Satu Keadilan

73. Estu Fanani, konde.co

74. Saipul Anwar (RISEL) Rimba Selatan Kalianda, Lampung selatan

75. Masriadi (RISEL) Rimba Selatan Kalianda, Lampung Selatan

76. Ratna Sary, Solidaritas Perempuan Aceh

77. Alghiffari Aqsa, Pengacara Publik, LBH Jakarta

78. Irene Anakotta, SAPA Indonesia

79. Febriana Ramadhani, LeTo

80. Raiz Rizqy, Transmen Indonesia

81. Silfana Amalia Nasri, Banda Aceh

82. Veni Siregar, LBH Apik Jakarta

83. Kencana Indrishwari, KePPaK Perempuan

84. Sri Gustini, PP3M – Aceh

85. Ninik Rahayu,Jakarta

(Sumber/Foto: theguardian.com dan iranhumanright.org)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!