Sebab, Aku Adalah Anak Perempuan

Luviana- www.konde.co

Apa yang diimpikan anak-anak perempuan di dunia? Jika kita tanyakan kepada mereka, pasti masing-masing mempunyai impian yang berbeda-beda. Anak saya, Savana Candid Nusantara misalnya yang masih duduk di Sekolah Dasar bilang jika besarnya nanti, ia ingin sekali jadi badut. Karena menurutnya badut itu lucu dan bisa menghibur banyak orang. Ketika saya tanya teman-teman sekolahnya, ada yang bilang ingin jadi pembalap, menjadi guru atau menjadi perawat.

Pada hari anak perempuan internasional yang jatuh setiap 11 Oktober kemarin, sejumlah organisasi yang bekerja untuk anak-anak di dunia kemudian meminta agar anak-anak perempuan dibebaskan dari banyaknya tuntutan masyarakat dan dibebaskan untuk meraih cita-cita mereka.

Selama ini banyak permintaan dari orang dewasa yang ditujukan untuk anak-anak perempuan, misalnya agar mereka selalu mematuhi cara-cara tertentu yang dikatakan orang dewasa, bertindak dengan cara tertentu dan harus menjadi anak-anak yang diinginkan oleh orang dewasa. Padahal anak-anak perempuan harus dibebaskan dalam memilih, mereka harus diajak untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan mereka. 

Sejumlah organisasi anak seperti Plan Internasional kemudian melakukan kampanye dengan judul: you can, atau kamu bisa melakukan apa saja yang kamu mau.  Karena ini adalah kesempatan untuk membangun kepercayaan diri pada anak perempuan dan membantu mereka menyadari potensi mereka.

Maka setiap tanggal 11 Oktober ini, yaitu sejak tahun 2011, United Nations (UN) kemudian mengkampanyekan soal Girls Progress=Goal’s Progress, artinya kemajuan untuk anak perempuan dan tindakan bagi perjuangan anak-anak perempuan.

Dalam UN. Org misalnya ditulis bahwa kita harus memperhatikan kesenjangan yang terjadi pada anak-anak perempuan, harus ada data dan analisis yang sistematis tentang mereka. Hal ini diperlukan untuk memastikan program-program, kebijakan dan layanan secara efektif yang bisa merespon kebutuhan khusus anak perempuan.

Ketika kita berinvestasi dalam kesehatan, keselamatan, pendidikan dan hak anak perempuan – di masa damai dan krisis, kita akan memberdayakan mereka untuk meraih impian mereka dan membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan komunitas mereka.

Because, I’m a Girl

Peringatan hari anak-anak perempuan ini dalam kelahirannya ingin memperjuangkan kesetaraan pada anak-anak perempuan di dunia. Dalam peringatannya di tahun 2016, organisasi anak-anak Plan Internasional menyelenggarakan berbagai agenda untuk anak-anak perempuan di dunia dengan judul: Because, Iam a girl.

Mereka melakukan kampanye hak-hak anak-anak perempuan melalui sosial media untuk mengajak setiap orang berkampanye girl movement dengan tajuk: girls right’s social media toolkit. Dengan berkampanye #becauseiamagirl, anak-anak perempuan diajak berkampanye soal girl movement melalui video, grafik, film, dll. 

Yang kedua, mengajak anak-anak perempuan di 50 negara untuk melakukan aksi bertajuk girls takeover, yaitu mengajak anak-anak perempuan untuk menjadi pemimpin perempuan.

Di Indonesia, peringatan hari anak-anak perempuan ini diperingati dengan sejumlah siswi yang melakukan aksi dengan judul “Sehari Jadi Menteri”,  mereka memimpin rapat di Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta. Ada siswi atau anak perempuan yang berperan menjadi menteri dan kemudian memimpin rapat teman-temannya.

Dalam instagramnya, Dina Chaerani menuliskan bahwa rapat yang diadakan 11 Oktober 2016 kemarin, anak-anak perempuan membicarakan tentang pernikahan dini dan persoalan anak-anak yang sudah dari kecil bekerja sebagai buruh anak. Dalam agenda sehari jadi menteri tersebut, mereka mengeluarkan 2 rekomendasi penting untuk pemerintah.

Di Genewa, anak-anak perempuan mengadakan aksi support for girls, sejumlah poster bertuliskan: our voice must be heard atau girl power dan girl speak out, tampak  terdapat dalam tuntutan aksi.

Di Peru, anak-anak perempuan memainkan peran memimpin sebuah sekolah, ada yang menjadi guru dan kepala sekolah. Hal ini untuk menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pemimpin yang baik, seperti yang mereka harapkan.

Di Ekuador, anak-anak perempuan disana memimpin dalam ruang-ruang politik. Mereka memimpin rapat, berpidato dalam rapat-rapat politik dan Pemilu.

Sejumlah kampanye dilakukan di 50 negara lain untuk mengatakan kepada dunia bahwa anak perempuan  memiliki hak untuk hidup berkualitas, aman, memperolah pendidikan formal dan akses untuk belajar seumur hidup.

Kondisi Anak-Anak Perempuan

Saat ini terdapat 100 juta anak perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah yang tidak bisa membaca, maka perlu perjuangan untuk ini. Plan Internasional misalnya menuliskan bahwa diskriminasi terhadap perempuan dimulai pada usia muda. Ada kendala kemiskinan, lokasi, stereotipe jender, norma dan kebiasaan sosial yang menghambat anak-anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

Pendidikan adalah alat transformasional untuk anak perempuan. Ini adalah kunci untuk membuka potensi mereka. Gadis yang berpendidikan lebih tinggi, akan cenderung untuk menikah di usia dewasa dan memiliki sedikit anak yang dijaga kesehatannya. Maka, anak-anak ini kemudian akan memiliki kesempatan yang lebih baik.

Plan Internasional menyatakan agar pemerintah memastikan diskriminasi tidak akan terjadi pada anak perempuan terutama untuk pendidikan mereka.

(Foto: Carleton Newsroom, Carleton University)

Sumber:

http://www.un.org/en/events/girlchild/

http://confidencecoalition.org/internationalgirlsday

https://plan-international.org/because-i-am-a-girl/girls-takeover

https://www.instagram.com/p/BLcicA8hCKv/

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!