2016, Kebangkitan Perempuan dalam Musik dan Film

Luviana- www.Konde.co

Bagi banyak kaum feminis di Amerika, tahun 2016 adalah tahun dimana banyak perempuan berjuang atas pembungkaman suara-suara perempuan, hal ini juga terkait dengan penolakan para feminis terhadap Presiden Amerika dimana Donald Trump yang kemudian terpilih menjadi presiden.

Di Amerika, Tahun 2016 ini, ada sejumlah film yang tidak hanya menyoroti kisah yang luar biasa dari fiksi, namun juga kehidupan nyata yang mengangkat kesadaran menantang diskriminasi ras, seksualitas, dan gender. Selain itu, tahun ini juga ditandai dengan sejumlah penyanyi, pemain film Amerika yang melakukan kampanye besar-besaran dalam menolak perkosaan.

Berikut merupakan sejumlah film, musik, penyanyi yang menjadi film alternatif dan individu yang melakukan kampanye anti perkosaan dan diskriminasi rasial di Amerika

1. Film Zootopia

(Sutradara Byron Howard, Rich Moore, dan Jared Bush)

Film ini menceritakan bagaimana perjuangan seekor kelinci bernama Judy Hopps untuk menggapai impiannya. Dia sangat ingin menjadi polisi walaupun tidak ada kelinci yang menjadi polisi. Saat kecil, dia sempat di-bully oleh seorang rubah karena cita-citanya tersebut dan sikap sok beraninya. Selama hari-harinya di sekolah kepolisian, Judy terus berusaha hingga dapat menjadi seorang polisi. Setelah lulus, Judy ditempatkan di Zootopia, sebuah pusat kota yang sangat ramai. Berangkat dari desanya naik kereta api, ia sampai di Zootopia. Film ini dianggap cerdik menantang stereotipe sosial melalui animasi mamalia antropomorfik.

2. Film Moonlight

(Sutradara:Barry Jenkins)

Film ini berkisah tentang kerasnya hidup pergolakan narkoba di Miami, bagaimana anak-anak, remaja memerangi kehidupan yang keras di Miami.

3. Film Audrie and Daisy

(Sutradara: Bonni Cohen dan Jon Shenk)

Kisah tentang dua gadis remaja. Ada pemerkosaan. Tidak ada keadilan. Film ini menyajikan contoh lain adanya budaya perkosaan dan sistem peradilan dan penahanan terhadap laki-laki yang harus bertanggung jawab atas perilaku mereka.

4. Fighting Rape Culture

Budaya perkosaan dibesarkan dengan cara yang sangat buruk, tapi tahun 2016 adalah tahun yang penting bagaimana selebriti perempuan Amerika melakukan kampanye besar melawan perkosaan. Ini termasuk bintang pop Lady Gaga, sebagai korban perkosaan, Lady Gaga kemudian menyanyikan lagu nominasi Oscar “Til It Happens to You” dari soundtrack film dokumenter, The Hunting Ground, yang membahas masalah dimana ada kekerasan seksual yang terjadi di kampus-kampus Amerika.

Ada juga artis lain bintang pop Jennifer Lopez yang menyanyikan lagu-lagu bersolidaritas terhadap perjuangan feminis. Sejumlah artis lain seperti Katy Perry juga melawan misoginis melalui sosial media.

5. #BlackGirlMagic is Everywhere

Sejumlah acara TV di Amerika di tahun 2016 kemudian membuat program siaran soal keberanian para perempuan kulit hitam dalam menentang rasialisme dan berjuang untuk feminisme.

Hal lain juga beberapa perempuan yang kemudian dianggap berjuang bagi perempuan kulit hitam seperti First Lady Michelle Obama.

6. Beyonce yang feminis

Di tahun 2016, penyanyi Beyonce kembali menghadirkan impresi berkesan bagi para penggemarnya ketika merilis album terbarunya, Lemonade, secara visual di jaringan televisi HBO padaApril 2016. Sebanyak 12 dari total 13 lagu di album terbarunya tersebut hadir dalam bentuk visual yang sarat akan pesan-pesan kuat. Beyonce kembali mengangkat isu feminisme dan kesetaraan gender dalam lagu berjudul 6 Inch. Kesetaraan yang dituntut oleh Beyonce adalah mengenai status bintang yang disandangnya dan bagaimana status tersebut dapat turut dimanfaatkan untuk memberdayakan para perempuan lain agar dapat meraih eksistensi mereka.

Seakan melanjutkan penyuaraan isu persamaan hak bagi kelompok non-kulit putih di Amerika Serikat, Beyonce di album ini juga kembali menghadirkan sebuah lagu yang menghentak dan berapi-api. Lagu tersebut berjudul Freedom dan dinyanyikan dengan rapper yang juga sama-sama kritis di isu ini, yakni Kendrick Lamar.

(Disadur dari tulisan Janell Hobson is an associate professor of Women’s, Gender and Sexuality Studies at the University at Albany, State University of New York dalam msmagazine.com: http://msmagazine.com/blog/2016/12/27/feminist-moments-popular-culture-year-review/)

(http://www.esquire.co.id/article/2016/4/2927-Mengulik-Makna-Rahasia-di-Album-Terbaru-Beyonce-Lemonade)

(Foto Film Audrie and Daisy dari Twitter.com)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!