Surat Buat Mantan Idola

*Ega Melindo- www.Konde.co

Hallo Pak gubernur Jakarta yang baru,

Apa kabar hari ini ?

Jakarta hari ini begitu dingin, karena hujan turun deras pak

Pak saya mau mengaku sesuatu: sejak saya duduk dibangku sekolah menengah atas, sampai saat mahasiswa, saya sangat mengidolakan bapak.

Mengenai kekaguman saya pada bapak, orang-orang yang dekat dengan saya mulai dari Ibu, para sahabat, hingga mantan kekasih saya juga mengetahui saya mengagumi sosok pak Anies Baswedan

Bagaimana aku tidak kagum pada bapak, kau waktu itu seorang rektor universitas yang mendapat gelar rektor muda saat itu yang kemudian dipercaya Jadi Menteri Pendidikan pula

Bagaimana aku tidak mengidolakan bapak, gagasan dan gerakan yang bapak bangun sungguh cemerlang mulai dari turun tangan , Indonesia mengajar dan gerakan lainya yang saya yakin bapak membangun gagasan dan gerakan-gerakan itu bersama mereka yang tentu berasal dari latar belakang berbeda

Belum lagi pak, ungkapan- ungkapan pesan semangat motivasi dari mu kepada anak muda, soal petingnya tanggung jawab, kejujuran semangat toleransi juga kemanusian dan semangat anti korupsi

Saya juga hampir tak pernah absen menyaksikan bapak di layar kaca sering kali bapak mempesona dengan pesan-pesan yang bagi saya itu bermakna

Tapi itu dulu pak,

Sebelum akhirnya bapak memilih muncul dalam tokshow dan debat- debat Pilkada Jakarta

Sebelumnya saya ucapkan selamat atas tepilihnya bapak Anies Baswedan sebagai Gubernur baru Jakarta

Selamat pak

Saya kira bapak pasti lelah sekali melewati hiruk pikuk jelang Pilkada kemarin ya

Tapi nampaknya tidak ya

Pak, kekaguman saya pada bapak pudar sejak saat itu.

Sejak dimana pidato sang mantan gubernur Basuki Tjahaja purnama ( Ahok) soal Ayat Al Maidah 51 itu yang, menjadi awal hiruk pikuk itu bermula, kemudian bapak memilih berjabatan tangan dan duduk bersila bersama mereka yang merasa ternistakan agamanya

Menikmati kondisi dan suhu politik yang naik tensinya

Tak apa pak,

Itu pilihan politik bapak

Ini hanya terasa menyedihkan buat saya yang penah mengidolakan bapak

Terasa menyedihkan buat saya sejak saat bapak memilih jalan itu

Saya kehilangan sosok bapak yang pernah membuka sebuah pelatihan komunitas mahasiswa tolak kekerasan pada September tahun 2012 di ruangan Auditorium Nurcholis Madjid itu

Pelatihan dengan Backdrop berlatar belakang wajah Mahatma Gandhi dengan ungkapan bijaknya “ Kekerasan adalah senjata orang-orang yang lemah.”

Saya ingat, waktu itu bapak menggunakan kemeja biru langit dan celana hitam, bapak begitu terlihat kharismatik waktu itu, meski hanya sekedar membuka acara, lalu kemudian harus pergi karena ada agenda berikutnya

Pada pembukaan saya masih ingat bapak menyampaikan betapa pentingnya kita menjaga tolerasi, tenggang rasa dan kerukunan antar warga negara serta umat beragama

Bapak menegaskan pula, “Kalau anak muda dan semua elemen bangsa punya peran sangat penting dalam mengwujudkannya.”

Waktu itu, saya mengambil kursi paling depan pada pelatihan itu supaya mudah mendengar dan mengikuti pelatihan, lebih dari itu begitu mengetahui kalau sang rektor akan memberi sambutan pelatihan. Hati saya penuh gembira dan antusias waktu itu

Kini pak,

Gara-gara pidato politik pertama bapak setalah resmi dilantik menjadi gubernur Jakarta, seketika itulah hati saya patah dan kekaguman saya pudar pada bapak

Jangan lagi tanya mengapa?

Sebab saya sudah terlanjur kecewa medengar bapak memakai Istilah yang semestinya bisa saja bapak pakai istilah lain yang tersedia selain kata “Pribumi” itu

Oh, mantan idola

Pak, ndak capek kah bapak dengan peristiwa menjelang dan pasca pilkada kemarin ?

kenapa malah membuat situasi hiruk pikuk lagi dan mengerikan begini

Saya hanya berdoa:

Semoga bapak berhasil melewati masa tugas ini dengan sebaik-baiknya tanpa sekalipun kehilangan nilai-nilai yang pernah bapak serukan

Selamat bertugas pak,

Semoga bapak berhasil bertanggung jawab menepati semua janji-janji bapak selama masa kampanye silam, dalam daftar program kerja “ Jakarta Maju bersama Anies Sandi yang bapak janjikan terdapat janji bahwa bapak dan wakil bapak berjanji akan memuliakan perempuan dan Keluarga. Tapi apakah memuliakan perempuan semata hanya sampai pada mendukung inisiasi Menyusui Dini dan ASI Ekslusif, memberikan cuti khusus bagi suami selama proses kelahiran anak, serta menyediakan fasilitas-fasilitas publik khusus seperti ruang menyusui dan tempat penitipan anak yang dikelola secara sehat, profesional dan bisa diakses seluruh warga?.

Ini baik, meski bagi saya terasa mendomestifikasi perempuan tapi dalam janji bapak dan sang wakilkan juga berjanji akan mendukung partisipasi perempuan dalam perekonomian yang saya sendiri juga masih bingug maksud dan bentuknya.

Pak Anies, tak lupa juga saya mengingatkan bahwa bapak berjanji akan menghentikan reklamasi Teluk Jakarta untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan hidup serta perlindungan terhadap nelayan.

Pak Anies, nelayan bukanlah cuma laki-laki tapi di pesisir teluk Jakarta juga terdapat perempuan pesisir dan nelayan disana, tentunya mereka perempuan nelayan dan pesisir teluk Jakarta yang menanti janji bapak untuk menghentikan reklamasi dan melindungi mereka , juga semua masyarakat pesisir dan segenap warga Jakarta.

Terakhir saya berdoa

Semoga bapak Anies Baswedan dilindungi yang maha kuasa

Jakarta, Kamis 19 Oktober 2017

(Anies Baswedan/ Foto: Youtube)

*Ega Melindo, aktif di Organisasi Solidaritas Perempuan dan advokasi kasus reklamasi Jakarta

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!