Women’s March, Parade Perjuangan Perempuan

Luviana- www.Konde.co

Jakarta, Konde.co – Coba tanyakan pada banyak orang, bagaimana mereka memandang tubuh perempuan? Bagaimana mereka memperlakukan tubuh perempuan?

Tubuh perempuan adalah tubuh yang yang selalu dianggap punya sensasi, dianggap barang dagangan, tubuh yang terlecehkan, bisa digoda di saat pagi hingga malam hari, di sembarang tempat.

Bagaimana dengan tubuh pekerja buruh migran yang dianiaya majikannya? Tubuh pekerja rumah tangga yang dilecehkan ketika bekerja, oleh peraturan yang tak juga diundangkan? Tubuh para pekerja media dan kreatif yang tak dihargai? Bagaimana dengan tubuh Lesbian, Bikseksual dan Transgender (LBT)? Bagaimana dengan perlakuan cat calling yang membuat perempuan menjadi tak merasa aman ketika berada dimana saja? Ini adalah salah satu gugatan perempuan yang terdapat dalam parade women’s March yang dilakukan pada hari ini Sabtu, 3 Maret 2018 di Jakarta.

Gugatan para perempuan dan para remaja perempuan ini terlihat jelas dalam poster-poster yang dibawa dari Jl. Sarinah Thamrin menuju istana negara. Para anak-anak muda ini kemudian mengusung gagasan dan ide tentang penghormatan atas tubuh perempuan, tubuh yang tidak dikontrol oleh siapapun.

Selama ini, tubuh perempuan banyak dikontrol oleh sikap-sikap maskulin, industri yang mengeksplotase tubuh perempuan dan berbagai perlakuan serta kebijakan yang memenjarakan perempuan. Dan inilah saatnya, mereka mengajak semua orang, yang lalu lalang sepanjang aksi hari ini, siapapun untuk menghargai tubuh perempuan.

Lebih dari 1,000 orang ikut serta dalam Women’s March Jakarta 2018 untuk menyuarakan aspirasinya dan menuntut pemenuhan hak perempuan dan kelompok marjinal lain. Perwakilan dari semua lapisan masyarakat – dari pekerja rumah tangga dan buruh migran sampai dengan anak SMA dan pejuang Hak Asasi Manusia (HAM).

“Hari ini begitu dipenuhi semangat aspirasi, suara keras para tua dan muda yang peduli tentang isu perempuan. Sangat mengharukan melihat teman-teman dari berbagai latar belakang berkumpul bersama menyuarakan apa yang penting bukan hanya untuknya, tapi bagi semua yang rentan terhadap isu yang diusung. Inilah solidaritas yang benar-benar datang dari hati, bukan kemauan power dan politik,” kata Kerri na Basaria, Ketua Women’s March Jakarta 2018.

Untuk banyak peserta, Women’s March Jakarta 2018 adalah pertama kali mereka ikut pawai seperti ini. Mereka tertarik menjadi terlibat karena mereka ingin lakukan sesuatu untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih sering ditemukan di seluruh Indonesia, seperti perkawinan anak, eksploitasi pekerja perempuan, pelecehan seksual, kekerasan berbasis gender, dan sunat perempuan.

Acara diramaikan dengan orasi dari Anis Hidayah dari Migrant CARE, Azriana Ketua Komnas Perempuan, Leni Suriyani dari Jala PRT dan banyak lainnya, serta penampilan musik, pembacaan puisi, dan tarian dari tokoh-tokoh seperti Melanie Subono, Hannah al Rashid, Lala Karmela, dan Saras Dewi.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sebelumnya juga menyapa dengan baik adanya gerakan global Women’s March di Indonesia, dengan posting di Instagramnya.

“Dalam membangun Indonesia, kita butuh perempuan-perempuan tangguh. Ada yang langsung terjun ke lapangan, ada yang menjaga tatanan keluarga… Selamat ke pada para perempuan yang hari ini mengikuti Women’s March, dalam rangka Hari Perempuan Dunia yang akan jatuh pada tanggal 8 Maret.”

Namun, pihak Women’s March Jakarta 2018 menekankan bahwa masih ada banyak PR sebelum persoalan-persoalan perempuan di Indonesia bisa dianggap selesai.

“Terima kasih Pak Jokowi sudah ikut merayakan, Tapi kami butuh lebih dari sekedar selamat. Kami butuh RKUHP dikaji ulang, kami butuh lebih hukum yang memihak pada korban, bukan mengkriminalisasi korban. Ayo Pak, penuhi tuntutan kami!,” kata Naila Rizqi Zakiah, Wakil Ketua Women’s March Jakarta 2018.

Salah satu pengagas Women’s March, Olin Monteiro menyatakan bahwa Women’s March sudah 2 kali dilakukan yaitu dari tahun 2017 lalu. Acara ini banyak dilaksanakan oleh anak-anak muda, baik mahasiswa sampai pelajar. Ekspresi anak-anak muda dalam menggagas perjuangan perempuan adalah bagian dari perjuangan gerakan perempuan di Indonesia.

Women’s March 2018 diadakan bukan hanya di Jakarta tapi di 12 kota lain di Indonesia, mulai dari tanggal 3 Maret sampai dengan 10 Maret.

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!