Apa One Billion Rising dan Mengapa Gerakannya Penting untuk Menyelamatkan Perempuan di Dunia?

Sebuah gerakan global yang bernama “One Billion Rising” diadakan setiap tanggal 14 Februari, tepat di hari Valentine. Apakah One Billion Rising (OBR) dan mengapa gerakan ini penting untuk menyelamatkan para perempuan di seluruh dunia?

Apakah One Billion Rising?

One Billion Rising adalah aksi massa terbesar untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan. Semua pihak bisa mengikuti aksi ini, cisgender, transgender, dan mereka yang memiliki identitas dalam sejarah manusia.

Bagaimana cara orang memperingati One Billion Rising?

Di tanggal 14 Februari, OBR mengajak semua orang di dunia untuk menari sebagai bagian dari gerakan bersama mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.

Bagaimana Sejarah One Billion Rising?

OBR diluncurkan pada Hari Valentine di tahun 2012. Dilatarbelakangi oleh data staistik yang mengejutkan, bahwa 1 dari 3 perempuan di planet ini akan dipukuli atau diperkosa selama hidupnya. Maka OBR mengajak semua masyarakat di dunia untuk menari bersama di tanggal 14 Februari mengakhiri kekerasan perempuan. OBR juga merupakan representasi perlawanan dari setiap korban kekerasan di manapun berada. Jadi OBR merupakan sebuah upaya kolektif yang dibentuk untuk turut serta dalam mengampanyekan antikekerasan terhadap perempuan secara global.

Siapakah yang Menginisiasi Lahirnya One Billion Rising?

OBR diprakarasai oleh beberapa feminis dari berbagai latar belakang, kolektif ini terbentuk pada November 2012 dengan terinspirasi oleh gerakan global One Billion Rising yang didirikan Eve Ensler, feminis dan penulis Vagina Monolog. Sejak itulah, maka setiap tanggal 14 Februari sebanyak satu miliar perempuan di seluruh dunia diundang untuk bangkit pada hari valentine untuk mengakhiri budaya pemerkosaan.

Apa saja yang Dilakukan dalam One Billion Rising?

OBR mengajak semua orang untuk menari bersama sebagai simbol perlawananannya. Gerakan menarinya pun mengandung makna membebaskan perempuan dari segala belenggu norma aturan dan tuntutan yang selama ini dilekatkan pada perempuan itu sendiri. Orang-orang di seluruh dunia datang bersama untuk mengekspresikan kemarahan mereka, untuk menyerang, menari, dan bangkit dalam menentang ketidakadilan yang diderita perempuan

Apa saja tema yang diperjuangkan untuk perempuan dalam One Billion Rising?

Berbagai tema yang diperjuangkan setiap tahun selalu berganti, namun intinya tema ini diambil dan disesuaikan setiap tahunnya dengan bagaimana dunia memperlakukan perempuan. Di tahun 2020 ini, OBR melihat bahwa kita sedang berada di tengah gelombang nasionalisme sayap kanan yang meningkat, fasisme, tirani, kebencian dan ketakutan terhadap para imigran, kebencian terhadap perempuan, pembunuhan perempuan, homofobia, transphobia, keserakahan korporat, kerakusan perusahaan, dan kehancuran iklim.

Kita tidak bisa membiarkan diri kita diubah atau tenggelam dalam sinisme, kebencian, perpecahan, dan kehancuran mereka. Apa yang dapat kita lakukan adalah meningkatkan getaran melalui tindakan, seni, koneksi, imajinasi dan cinta. Itulah tema OBR global di tahun 2020 ini.

Apakah One Billion Rising diselenggarakan di Indonesia?

Setiap tahun sejak 14 Februari 2013, OBR diselenggarakan di Indonesia. Diprakarsai oleh beberapa aktivis perempuan, Dhyta Caturani, Lini Zurlia, dkk gerakan OBR di Indonesia selalu diselenggarakan setiap tahun. Di tanggal 14 Februari, seluruh masyarakat Indonesia diajak menari bersama untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan di Indonesia dan seluruh dunia.

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

(Disadur dari: https://www.onebillionrising.org/about/campaign/one-billion-rising/)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!