Instruktur Yoga Melawan Stereotype Perempuan

Tidak diragukan kalau banyak orang di seluruh dunia melihat majalah dan media sosial mengenai standar kecantikan yang tidak realistis, akhirnya merasa tidak bahagia dengan penampilan mereka sendiri. Tetapi Jessamyn Stanley tidak pernah membiarkan citra tubuhnya menghalangi mimpinya dalam mengajar yoga.

Jessamy Stanley punya dua pekerjaan ketika memasuki studio yoga, yaitu mengajar orang tentang yoga, dan mengajar mereka tentang tubuh manusia.

“Kalau belajar yoga dengan saya, kebanyakan orang sepertinya beranggapan, saya tidak tahu orang gemuk bisa melakukan yoga! Dan saya hanya berpikir, mengapa kamu berpikir kalau orang gemuk tidak bisa melakukan yoga? Orang gemuk bisa melakukan segala macam setiap waktu!,” kata Stanley.

Jessamyn Stanley bahagia akan penampilan dirinya, ia menyukai kehidupan dan kesibukannya bekerja keras mengajar orang seperti dia sendiri. Tetapi perlu waktu baginya untuk menerima pandangan dunia ini. Selama bertahun-tahun, warga North Carolina itu percaya bahwa berat badan akan menghambatnya mengembangkan karier impiannya.

“Latihan yoga benar-benar untuk semua orang. Orang kulit putih, bertubuh ramping, heteroseksual, biasanya seorang wanita, biasanya kaya, jika kita tidak berada dalam lingkungan itu, maka kita pikir itu bukan untuk kita!.” katanya.

Tetapi pada suatu saat Stanley menyadari bahwa bukan majalah mode atau TV yang dia sendiri tidak percaya bisa memenuhi impiannya. Jadi, dia memutuskan untuk menerima dirinya dengan apa adanya dan dalam waktu singkat hidupnya mulai berubah.

Terlepas dari apa yang dia pikirkan, latihan yoganya menjadi sangat populer, dan perusahaan besar seperti Kotex dan Samsung, memintanya untuk bekerja sama dengannya.

“Karena dia berbeda dengan lainnya. Ia tidak tampak seperti layaknya orang yang melakukan yoga. Dia lain dan dia menerima perbedaan dirinya itu, dia membicarakan tentang perutnya, payudaranya, dan semua yang umumnya tidak kita bicarakan di dalam latihan yoga. Tetapi itu nyata dan asli, dan kami perlu itu,” kata seorang penggemar yoga, Dorita

“Dia sangat mudah didekati, punya pendekatan yang sangat wajar untuk mengajar, jadi tidak ada yang menakutkan yang ia ajarkan,” tambah peserta yoga lainnya, Latisha.

Sekarang ini di beberapa tempat yoga tetap merupakan latihan yang mahal, tetapi Jessamyn Stanley berharap membuat yoga lebih terjangkau, maka ia membuat aplikasi telpon pintar yang disebut: ‘The Under Belly’ yang dilengkapi dengan berbagai video praktik.

“Saya ingin menyebut aplikasi itu dengan apa yang saya lihat sebagai bagian terlembut dari diri kita, bagian yang paling mungkin kita sembunyikan. Tetapi sebenarnya bagian itu yang memberikan kekuatan paling besar,” katanya Stanley.

Stanley berharap, keteladanannya akan mengilhami perempuan lain untuk menyingkirkan prasangka terhadap diri mereka sendiri dan berjuang melawan stereotipe perempuan. [ps/ii]

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

(Sumber: Voice of America/ VOA Indonesia)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!