Etalase Pemikiran Perempuan: Sebuah Festival Perempuan

‘Etalase Pemikiran Perempuan 2020: Sebuah Festival’ (Etalase) akan diselenggarakan pada tanggal 24-26 Juli 2020. Festival ini sebagai keberlanjutan perjalanan lanjutan Sekolah Pemikiran Perempuan (SPP), sebuah ruang edukasi berdasar pengalaman perempuan dan pemikiran-pemikiran perempuan

Tim Konde.co

Landasan pikiran mengenai etalase untuk memajang pemikiran perempuan berasal dari pernyataan penulis/akademisi Intan Paramaditha dalam artikel “Bongkar: Siasat Feminis dalam Seni dan Budaya di Indonesia”.

”Salah satu siasat yang perlu terus dilakukan adalah menyikapi forum diskusi sebagai etalase pemikiran perempuan. Etalase di sini kita lepaskan dari asosiasi feminin, semisal manekin dengan gaun modis, dan kita reka ulang sebagai tempat memamerkan gagasan kreator dan intelektual perempuan. Ruang etalase, baik yang sementara maupun permanen, perlu terus kita ciptakan,” tulis Intan.

Lisabona Rahman, salah satu pendiri SPP sekaligus Ketua Penyelenggara tahun ini menambahkan.

“Dari landasan pikiran tersebut, kita perlu mengadakan (lebih banyak) kesempatan untuk memamerkan karya dan pemikiran perempuan. Salah satunya melalui forum diskusi yang juga bisa diarahkan menjadi tempat para perempuan saling berkenalan, berbagi gagasan dan kecakapan, serta saling menopang. Untuk itulah Etalase ini ada.”

Selama tiga hari, publik peserta dapat mengikuti kegiatan-kegiatan berupa rangkaian diskusi, cerita kisah hidup, dan pentas ceramah secara daring. Kegiatan-kegiatan ini berangkat dari beberapa tema/topik: membuka akses yang terhambat bagi perempuan, sejarah, metode kerja seni/budaya, kolaborasi lintas disiplin dan lintas generasi.

Pada edisi kedua Etalase ini, penyelenggara tidak saja menghadirkan kembali beberapa alumni hibah Cipta Media Ekspresi (CME), tapi juga mengundang para penampil yang mempunyai pengalaman dan sumbangan menarik bagi perkembangan pemikiran perempuan di bidang seni budaya.

Etalase ini terbuka bagi para pelaku seni budaya, penonton dan pecinta seni, pemerhati persoalan kemasyarakatan termasuk isu-isu perempuan dan khalayak umum dengan pendaftaran karena kapasitas terbatas.

Tentang Sekolah Pemikiran Perempuan

Sekolah Pemikiran Perempuan (SPP) adalah ruang untuk mengumpulkan dan mengasah pemikiran perempuan Nusantara dalam bidang seni budaya supaya bisa digunakan oleh masyarakat luas.

Pemikiran perempuan Nusantara yang sangat dinamis kini masih tersebar dan berserakan, perlu dikumpulkan dan dijadikan pelajaran bersama.

Cipta Media Ekspresi, salah satu kegiatan SPP, adalah hibah dana tunai untuk merayakan keragaman pengetahuan dan ekspresi kreativitas perempuan di Indonesia, yang dilaksanakan tahun 2018/2019.

A.Jadwal Acara Jumat, 24 Juli 2020

17.00 – 18.00 Riwayatmu, Puan 1 Cerita Kisah Hidup (Biografi) Perempuan

Moderator: Lisabona Rahman Dalam acara ini kita akan menelusuri kembali riwayat para puan seni budaya, lewat sudut pandang mereka yang berprofesi serupa atau berhubungan.

Di sini kita tidak hanya berbagi kisah hidup, tapi menyaksikan tautan estafet pengetahuan lintas generasi. Ini adalah forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak melupakan para perempuan yang disingkirkan atau diremehkan dalam sejarah.

Menampilkan: – Penulis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (Jakarta) bercerita tentang penulis Tan Lam Nio. – Kurator seni rupa Alia Swastika (Yogyakarta) bercerita tentang pelukis Mangku Muriati. – Penyanyi dan pemusik Bonita (Salatiga) bercerita tentang penulis lagu Utati.

18.00 – 19.00 Perempuan Menawar Panggung Talk Show/Temu Wicara

Moderator: Naomi Srikandi

Obrolan santai ini akan membahas strategi dan taktik perempuan dalam menawar panggung pertunjukan di Indonesia, yang syarat dan ketentuannya masih banyak diatur oleh tatapan maskulin yang dominan.

Pembicara: Kadek Sonia Piscayanti (penulis naskah & sutradara teater, Singaraja), Sri Harti (Kenik Asmorowati) (penulis naskah & dalang, Surakarta), Nanik Indarti (penulis & seniman teater, Yogyakarta), Agnes Serfozo (sinden & peneliti, Surakarta).

Sabtu, 25 Juli 2020 15.00-17.00 Isyarat Feminisme Dekolonial Diskusi Panel

Moderator: Intan Paramaditha

Struktur dominasi yang dialami perempuan tak serupa, relasi kuasa antarperempuan dapat melahirkan kolonialisme atas nama solidaritas. Seperti apakah feminisme dekolonial? Forum ini tidak menawarkan definisi tapi menelusuri kemungkinan teorisasi dari bawah dengan mendengarkan pengalaman perempuan dalam konteks yang berbeda-beda di nusantara.

Anggota panel: Martha Hebi (penulis & aktivis, Sumba), Erni Aladjai (penulis, Depok), Citra Hasan (penulis & pengelola komunitas, Medan), Rhidian Yasminta Wasaraka (antropolog, Jayapura).

17.00 – 18.00 Riwayatmu, Puan 2 Cerita Kisah Hidup (Biografi) Perempuan

Moderator: Lisabona Rahman

Dalam acara ini kita akan menelusuri kembali riwayat para puan seni budaya, lewat sudut pandang mereka yang berprofesi serupa atau berhubungan. Di sini kita tidak hanya berbagi kisah hidup, tapi menyaksikan tautan estafet pengetahuan lintas generasi. Ini adalah forum untuk merayakan pencapaian, berbagi pemikiran dan bersama menolak melupakan para perempuan yang disingkirkan atau diremehkan dalam sejarah.

Menampilkan: – Pengajar Rena Amalika Asyari (Bandung) bercerita tentang penerjemah & penulis Lasminingrat. – Peneliti & kurator tari Helly Minarti (Yogyakarta) bercerita tentang koreografer & akademisi tari Hoeriah Adam. – Akademisi Melani Budianta (Jakarta) bercerita tentang aktor & akademisi drama Tuti Indra Malaon.

Minggu, 26 Juli 2020 15.00 – 16.00 Perempuan Meretas Sastra Talk Show/Temu Wicara

Moderator: Intan Paramaditha

Apa yang perlu diretas dari sastra Indonesia? Bukankah sejumlah penulis perempuan menjadi sorotan di ruang publik dan kita mulai mendapat perhatian dunia internasional? Sastra Indonesia masih bersifat heteropatriarkal dan Jawa-sentris. Upaya peretasan yang sudah dikerjakan para penulis dalam acara ini adalah ajakan mengubah cara pandang sempit yang masih juga dipertahankan dan tawaran acuan-acuan pikiran baru yang lebih terbuka.

Pembicara: Raisa Kamila (penulis, Bandung), Sartika Sari (penulis, Medan), Isyana Artharini (penulis, Jakarta), Indah Darmastuti (penulis, Surakarta), Lily Yulianti Farid (penulis, Makassar).

16.00 – 18.00 Bongkar Kata Ceramah Pendek Pemikiran Feminis

Moderator: Cecil Mariani

Forum ini berupaya mengurai beberapa konsep pemikiran dari perspektif feminis lewat diskusi publik berbasis kata/istilah populer. Membongkar istilah atau kata yang kerap didengar di publik akan membantu kita bersama melihat, menyikapi, dan melampaui situasi-situasi masyarakat kontemporer dengan cara yang kritis.

Penceramah: – Khairani Barokka (seniman & akademisi, London) tentang ”ableism dan kolonialisme” – Lailatul Fitriyah (akademisi, Indiana), tentang ”Islam” – Elvira Rumkabu (akademisi, Jayapura) tentang ”rasisme” – Fathimah Fildzah Izzati (penulis, peneliti, Jakarta) tentang ”kerja”

19.00 – 21.00 Empat Puan Suara Konser Ceramah

Moderator: Nya’ Ina Raseuki

Empat ragam suara perempuan akan saling merespons. Nyanyian mereka lahir dan diolah dari empati yang dalam pada kawan seperjalanan dan alasan-alasan kenapa mereka saling merindukan. Dipandu oleh Nya’ Ina Raseuki, di antara lagu-lagu yang akan dilantunkan secara langsung, empat pesuara ini akan mengungkap rahasia di balik cerita-nyanyi mereka.

Penampil: Kahi Ata Ratu (pemusik, Sumba), Septina Rosalina Layan (composer & pemusik, Yogyakarta), Nova Ruth (pemusik, Malang), Sylvia Saartje (penyanyi & penggubah lagu, Malang

Keterangan lebih rinci mengenai Etalase bisa diikuti melalui berbagai kanal media sosial: Facebook : @ciptamedia Twitter : @ciptamedia Instagram : @cipta.media.ekspresi YouTube : Cipta Media

Kontak Media Sekar – 081212501033 etalasepemikiranperempuan@gmail.com

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!