Human Right Watch Ungkap Kekerasan Pada Atlet Anak-Anak Jepang

Sebuah laporan terbaru dari Human Rights Watch (HRW) telah menguraikan kekerasan fisik, verbal dan bahkan seksual yang diduga dialami atlet-atlet anak di Jepang.

Menurut para investigator, mereka mengungkap banyak insiden para atlet muda dipukuli, ditendang, ditampar, dicekik atau dipukul dengan berbagai benda serta tidak diberi makan dan minum, selain penganiayaan dan pelecehan seksual.

Mereka juga menyatakan penganiayaan itu menyebabkan para korban menderita depresi, cacat fisik, trauma seumur hidup, dan dalam sejumlah kasus, bunuh diri.

Belum ada komentar dari Komite Olimpiade Jepang. Laporan berjudul “I Was Hit So Many Times I Can’t Count” (Saya Dipukuli Begitu Banyak Sampai-Sampai Saya tidak Dapat Menghitungnya), menyebut salah satu kasus bunuh diri pada pemain basket di SMA di Osaka yang mengalami pelecehan fisik berulang kali di tangan pelatihnya.

Laporan dari HRW itu muncul tujuh tahun setelah otoritas olahraga Jepang bertekad untuk mengakhiri praktik hukuman fisik dalam olahraga yang dilakukan kaum muda, yang disebut taibatsu, setelah muncul tuduhan di tengah-tengah keberhasilan upaya Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2020.

Laporan ini didasarkan pada wawancara dengan 50 atlet dari berbagai cabang olahraga, serta lebih dari 700 atlet yang berpartisipasi dalam survei daring, termasuk atlet peserta Olimpiade dan Paralimpiade.

Laporan ini dirilis pada hari Olimpiade Tokyo 2020 seharusnya dimulai. Olimpiade ini ditunda satu tahun karena pandemi virus corona. [uh/ab]

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

(Sumber: Voice of America/ VOA Indonesia)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!