Mengapa Televisi Senang Mengurusi Hal Personal: Dari Relasi Hingga Perkawinan di Televisi

Tayangan perkawinan antara presenter dan komedian Sule dan Nathalie Holscher pada 15 November 2020 adalah tayangan perkawinan selebritis yang sudah untuk kesekian kalinya ditayangkan secara publik. Jika sebelumnya ditayangkan secara langsung di televisi, kali ini ditayangkan secara live streaming. Televisi sepertinya memang senang mengurusi hal personal yang dilakukan para selebritis.

Salah satu akun televisi, antv memberikan informasi tentang informasi tayangan live streaming perkawinan antara Sule dan Natalie. Hal ini bisa dilihat dari akun @antv yang memberikan informasi soal ini sebelumnya dalam akun instagram mereka:

SUNAH TILL JANNAH: JANJI SETIA SULE & NATHALI. Jadilah saksi khidmatnya janji cinta setia dari SULE SUTISNA (@ferdinan_sule) dan NATHALIE HOLSCHER (@nathalieholscher) Yuk share doa dan harapan kamu buat pasangan romantis ini di kolom komentar! Jangan lewatkan “SUNAH TILL JANNAH” yang akan DISIARKAN LANGSUNG pada Minggu, 15 November 2020 pukul 16.00,” tulis akun @antv_official.

Tayangan live streaming di tanggal 15 November 2020 berisi tentang akad nikah keduanya di tengah taman yang dihadiri teman dan saudara keduanya

Selain itu ada juga tayangan di “Santuy Malam di Trans TV”, sebuah tayangan talkshow tentang perkawinan Sule dan Nathalie dan keluarga yang diundang khusus untuk berbicara tentang perkawinan mereka dan pandangan keluarga tentang keduanya.

Untuk banyaknya perkawinan selebritis yang disiarkan secara di televisi ini, Media idntimes.com menuliskan ada 11 artis yang perkawinannya pernah disiarkan di televisi https://www.idntimes.com/hype/entertainment/erfah-nanda-2/pernikahan-artis-ditayangkan-di-tv/11. Mereka antaralain: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang menikah di tahun 2014. Pada tahun 2001 ada pernikahan Eko Patrio dan Viona ditayangkan di TV, lalupernikahan Olla Ramlan dan Muhammad Aufar Hutapea di TV pada tahun 2012. Dude Harlino dan Alyssa Soebandono juga secara langsung pada tahun 2014, lalupernikahan Bunga Citra Lestari dan mendiang Ashraf Sinclair yang disiarkan secara langsung di TV Indonesia dan Malaysia pada 2008. Pada 2019 kemarin, publik dapat menyaksikan pernikahan Irish Bella dan Ammar Zoni, laludi tahun 2019  pernikahan Baim Wong dan Paula Verhoeven juga disiarkan di TV.Pernikahan presenter Andika Pratama dan Ussy Sulistiawaty juga sempat disiarkan di televisi pada 2012, lalu pernikahan Anang Hermansyah dan Ashanty juga ditayangkan di TV yang pada tahun 2012. Pada tahun 2018 penikahan Vicky Prasetyo dan Angel Lelgajuga disiarkan di TV, dan yang terakhir momen ijab kabul Sule saat mempersunting Nathalie Holscher juga disiarkan di secara live streaming pada Minggu (15/11/2020).

Pada perkawinan Raffi dan Nagita Slavina di tahun 2014, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat pernah menjatuhkan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Trans TV karena menyiarkan program perkawinan keduanya dalam Program Janji Suci Raffi dan Nagita pada 16 dan 17 Oktober 2014. KPI menilai, program yang menayangkan seluruh prosesi pernikahan Raffi dan Nagita selama dua hari berturut-turut telah dimanfaatkan bukan untuk kepentingan publik.

Walaupun perkawinan Sule ditayangkan secara streaming, namun tayangan perkawinan yang disiarkan secara meluas ini dengan sendirinya menegaskan kembali bahwa televisi sangat senang mengurusi hal-hal yang bersifat personal. Mungkin ini karena dianggap menguntungkan secara ekonomi dengan banyaknya klik/ tayangan. Tayangan seperti ini tak hanya ada di perkawinan selebritis secara live, tetapi di tayangan lain yang juga tayang setiap hari di televisi yang isinya mengulik hal-hal personal

Di tahun 2015 dalam website KPI, disebutkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat juga pernah menjatuhkan sanksi penghentian sementara pada dua program acara di Trans TV yakni “Insert Pagi” dan “Rumpi No Secret” yang menayangkan hal personal

Menurut KPI Pusat dalam surat sanksinya, ditemukan pelanggaran dalam program “Insert Pagi” pada tanggal 5 Agustus 2015 pukul 06.31 WIB. Program tersebut menayangkan wawancara Riana Rara Kalsum (Rara), yang diberitakan memiliki hubungan khusus dengan Zulfikar Rakita Dewa (Fikar). Wawancara tersebut memuat pernyataan Rara terkait rencana pernikahan Fikar dan hal-hal lain yang sifatnya sangat pribadi, antara lain surat izin menikah diperkirakan belum diperoleh oleh Fikar hingga pernyataan Rara mengenai Fikar yang tidak mencintai Nefita. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas ketentuan tentang penghormatan hak privasi, perlindungan anak-anak dan remaja serta penggolongan program siaran

Yang terakhir juga KPI memberikan sanksi kepada tayangan “Rumpi (No Secret)” yang di tanggal 24 September 2020 pukul 14.04 WIB menampilkan wawancara host Rumpi, Feni Rose kepada DJ Dinar Candy dan Bobby Tria Sanjaya terkait jual beli pakaian dalam milik Dinar Candy di sosial media.

Artinya tayangan-tayangan personal seperti ini sangat banyak menjadi sajian tayangan di televisi tiap harinya. Ini artinya publik diberikan kenyataan bahwa masyarakat harus menyukai sajian tayangan personal, dan juga kenyataan bahwa televisi selalu menganggap bahwa tontonan seperti ini penting untuk masyarakat. Televisi seolah sudah memberikan ruang pilihan bagi tayangan yang dianggap penting dan tidak penting bagi publik.

Lalu bagaimana dengan tayangan personal lain seperti perempuan yang terkena kasus kekerasan dalam rumah tangga atau kasus kekerasan lainnya? Apakah perempuan mendapatkan ruang yang sama banyaknya dengan perkawinan selebritis?

Ini memang sering menjadi ironi bagi perempuan jika dikaitkan dengan hal personal. Nur Aini dalam Konde.co pernah menuliskan, perempuan misalnya kerap menjadi sasaran publik untuk mengulik urusan personal. Namun, begitu perempuan menjadi korban kekerasan dari pasangan atau keluarganya termasuk kekerasan dalam rumah tangga, publik kerap menyebutnya sebagai urusan privat. Itulah ironi yang terjadi.

Tetapi ketika otonomi perempuan dirampas lewat kekerasan, publik kerap menghindar untuk tahu cerita perempuan. Pengalaman perempuan korban kekerasan, terutama seksual bahkan ada yang masih menganggapnya sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Membicarakannya berarti membincangkan persoalan orang lain, dianggap kepo dan kita tak pantas mengurus derita orang lain

Jika seperti ini, inilah kenyataan yang kita hadapi: publik yang selalu diberikan sajian personal yang logikanya adalah logika menurut televisi. Inilah logika pendek yang terjadi: televisi menganggap persoalan personal selalu laku dan publik disuguhi tayangan yang seolah-olah ini adalah keinginan mereka. Logika pendek lain yang terjadi sudah jelas, bahwa televisi meraup untung untuk tayangan seperti ini karena selama ini televisi sudah menyuguhkan tontotan bahwa mengurus urusan personal adalah hal yang penting, maka tontotan seperti ini wajib disimak. Termasuk juga mengurusi segala sesuatu yang ada dalam relasi perkawinan ini: cekcok, pisah rumah, cerai atau hingga hal-hal yang menyenangkan seperti: punya anak, melahirkan di rumah sakit, khitanan, ulangtahun, semua yang personal tanpa pernah bertanya pada publik: pentingkah semua ini?

(Foto: Instagram)

Luviana

Setelah menjadi jurnalis di media mainstream selama 20 tahun, kini menjadi chief editor www.Konde.co dan menjadi dosen pengajar paruh waktu di Jakarta. Pedagoginya dalam penulisan isu media, perempuan dan minoritas
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!