Disable Mental: Mereka yang Dilupakan dalam Kemeriahan Hari Disabilitas Internasional 2020

Di tengah hiruk-pikuk kemeriahan perayaan Hari Disabilitas Internasional yang berlangsung pada 3 Desember 2020, ada ribuan penyandang disabilitas yang terlupakan.

Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat merasakan hari besar bagi penyandang disabilitas ini karena mereka terkurung di panti-panti sosial. Setidaknya terdapat 12 ribu penyandang disabiitas mental/ psikososial yang terpenjara di ratusan panti-panti sosial di seluruh Indonesia.

Kondisi panti disabilitas mental di banyak tempat menyerupai penjara. Penghuni di tempatkan di bangsal atau sel-sel berteralis besi.

Di beberapa panti, penghuni harus menjalani aktivitas sehari-hari di sel-sel tersebut. Mereka tidak boleh meninggalkan bangsal selain untuk keperluan makan. Di dalam sel-sel tersebut juga masih banyak penghuni yang mengalami perantaian. Mereka harus buang air besar hingga tidur di tempat yang sama. Kondisi demikian telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.

Organisasi Perhimpunan Jiwa Sehat telah berkali-kali melaporkan kondisi tersebut kepada Kementerian Sosial. Namun sampai saat ini belum banyak yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini. Yeni Rosa Damayanti, Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat mengatakan pemerintah selama ini saling melempar tanggungjawab.

“Antar kementerian/lembaga pemerintah saling lempar tanggung jawab jika ditanya persoalan menyangkut panti sosial. Kementerian sosial melemparkan tanggung jawab ke pemerintah daerah.  Padahal persoalan panti tidak hanya dapat diselesaikan oleh satu instansi saja tetapi harus diselesaikan oleh multi-stakeholders.”

Dengan kondisi demikian, Hari Disabilitas Internasional seharusnya tidak hanya diperingati hanya dengan perayaan dan retorika, imbuh Yeni.Rosa Damayanti.

“Pemerintah seharusnya tidak hanya menampilkan hal-hal yang manis saja dalam perayaan hari ini. Perayaan Hari Disabilitas Internasional harusnya dijadikan momentum oleh pemerintah untuk melakukan refleksi dan evaluasi kebijakan dan program untuk memperbaiki kondisi seluruh penyandang disabilitas di Indonesia, mengakui hambatan-hambatan yang ada, serta memulai langkah-langkah konkret, termasuk bagi mereka yang saat ini terkurung di panti-panti sosial. Perayaan dan retorika saja tidak akan mengubah keadaan.”

(Foto: Perhimpunan Jiwa Sehat)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!