Meghan Markle, Keguguran Adalah Kesedihan Yang Tak Tertahankan

Meghan Markle, Duchess of Sussex mengalami keguguran. Peristiwa keguguran dialami banyak perempuan di dunia. Kejujuran dan keterbukaan adalah salah satu cara untuk mengirim pesan kuat bagi siapapun yang kehilangan bayi: ini mungkin benar-benar terasa sepi, tetapi anda tidak sendiri

Meghan Markle, Duchess of Sussex mengungkapkan ia mengalami keguguran pada bulan Juli 2020. Ia membagikan pengalaman traumatis ini untuk membantu orang-orang lain yang mengalami hal serupa.

Meghan mengemukakan tentang kegugurannya itu dalam opini yang dimuat harian the New York Times hari Rabu. Dalam tulisan itu ia mengemukakan, “Saya tahu, sewaktu saya menggenggam anak pertama saya, saya kehilangan anak kedua.”

Archie, putera sulung Meghan dan suaminya Pangeran Harry, kini berusia 18 bulan.

Meghan yang berusia 39 tahun itu menyatakan ia berbagi kisahnya untuk membantu memecah kebungkaman mengenai tragedi yang sudah begitu sering terjadi. Layanan Kesehatan Nasional Inggris menyatakan sekitar satu dari delapan kehamilan pada perempuan yang sadar bahwa ia hamil, berakhir dengan keguguran.

“Kehilangan seorang anak berarti memikul kesedihan yang hampir tidak tertahankan, hal yang dialami banyak orang tetapi dibicarakan oleh sedikit orang,” tulis Meghan.

“Dengan diundang untuk berbagi kepedihan, bersama-sama kita mengambil langkah pertama menuju pemulihan.”

Dalam tulisan yang membeberkan pengalaman pribadinya itu, Meghan menggambarkan bagaimana tragedi itu terjadi pada “suatu pagi yang dimulai seperti hari lainnya: membuat sarapan. Memberi makan anjing. Minum vitamin. Mencari pasangan kaus kaki yang hilang. Memungut krayon yang menggelinding di bawah meja. Menguncir rambut sebelum mengeluarkan anak saya dari boks bayinya.”

“Setelah mengganti popoknya, saya merasa kram yang parah. Saya terjatuh ke lantai bersama anak saya dalam pelukan, menyenandungkan lagu buaian untuk membuat kami berdua tenang, nada yang ceria kontras betul dengan perasaan saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.”

Kemudian, lanjutnya, ia “berbaring di tempat tidur rumah sakit, menggenggam tangan suami saya. Saya merasakan telapak tangannya lengket dan mencium buku-buku jarinya, basah oleh air mata kami. Sambil menatap tembok putih yang dingin, mata saya menerawang. Saya berusaha membayangkan bagaimana kami akan pulih.”

Sophie King, seorang bidan di LSM Inggris yang bergiat dalam kasus kehilangan anak, Tommy’s, mengatakan, keguguran dan anak lahir mati masih “benar-benar tabu di tengah masyarakat. Jadi kaum ibu seperti Meghan yang berbagi kisah mereka merupakan suatu langkah penting dalam mendobrak stigma dan rasa malu itu.”

“Kejujuran dan keterbukaannya sekarang ini mengirim pesan kuat bagi siapapun yang kehilangan bayi: ini mungkin benar-benar terasa sepi, tetapi Anda tidak sendirian,” kata King.

Meghan, aktris Amerika dan bintang serial TV Suits, menikahi Harry, cucu Ratu Elizabeth II dalam upacara megah di Puri Windsor pada Mei 2018. Putra mereka lahir setahun kemudian.

Awal tahun ini, pasangan tersebut mengumumkan mereka akan melepaskan tugas-tugas kerajaan dan pindah ke Amerika Utara, dengan menyebut apa yang mereka katakan sebagai gangguan tak tertahankan dan perilaku rasis dari media Inggris. Mereka baru-baru ini membeli rumah di Santa Barbara, California.

Meghan baru-baru ini menggugat penerbit Inggris, Mail, karena mingguan itu melakukan invasi ke kehidupan pribadinya terkait artikel-artikel yang menerbitkan beberapa bagian surat yang ia tulis untuk ayahnya setelah ia menikah.

Bulan lalu, seorang hakim di London mengabulkan permintaan Meghan untuk menunda sidang dari Januari ke musim gugur 2021. Putusan itu menyusul sidang yang dilakukan secara tertutup, dan hakim menyatakan alasan bagi permohonan penundaan itu harus tetap dirahasiakan. [uh/ab]

(Foto: Wikipedia)

(Sumber: Voice of America)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!