Para Selebriti Yang Lakukan Kampanye HIV/AIDS

Sejumlah selebriti dunia melakukan kampanye HIV/AIDS. Kampanye ini dilakukan untuk stop stigma terhadap Orang Dengan HIV/ AIDS (ODHA) melalui film, drama, musik dan juga penggalangan dana

Setiap 1 Desember seluruh dunia memperingati Hari AIDS. 40 Tahun lalu HIV, virus penyebab AIDS, mulai menyebar ke seluruh dunia, membunuh jutaan orang. Bangsawan, bintang film, musisi dan selebriti turun tangan untuk mencoba mengurangi stigma penyakit tersebut dan menyadarkan masyarakat akan AIDS.

Pada masanya, Rock Hudson adalah bintang Hollywood. Namun pada Juli 1985 Hudson mengakui bahwa ia mengidap AIDS. Ia salah seorang selebriti yang paling awal menyatakan mengidap penyakit yang merusak sistem kekebalan tubuh tersebut.

Pengakuan Hudson menyadarkan masyarakat bahwa virus AIDS bisa hinggap pada siapa saja. Selama ini, AIDS dianggap dan distigmakan hanya sebagai penyakit orang-orang yang homoseksual dan pengguna narkoba suntik. Hudson meninggal pada 2 Oktober 1985.

Tahun 1987, Putri Diana dari Kerajaan Inggris mengejutkan dunia dengan mengunjungi pasien AIDS di rumah sakit dan difoto menyentuh seorang pasien. Tindakannya membantu mematahkan stigma AIDS.

Pebasket Magic Johnson, yang bermain untuk Los Angeles Lakers dari 1979 hingga 1992, mengungkapkan pada November 1991 bahwa ia mengidap HIV. Ia lalu juga menggalang dana amal untuk AIDS.

“Beberapa dari mereka melindungi orang yang mengidap HIV dan AIDS, dan beberapa mungkin (menyediakan dana) untuk ruang bermain bagi anak-anak yang mengidap HIV dan AIDS. Jadi, ini hal yang berbeda. Kami tidak ingin hanya mengatakan ‘Ini hanya untuk ini, hanya untuk itu,’- kami dapat membaginya menjadi beberapa organisasi yang berbeda. Tetapi yang utama adalah, orang-orang akan mendapat manfaat darinya, dan itulah yang utama,” ujarnya.

Pada tahun 1997, dokternya mengatakan bahwa reaksi tubuh Johnson sangat baik terhadap pengobatan HIV.

Pada 24 November 1991, Freddie Mercury, penyanyi dan penulis lagu kelompok band rock Queen, meninggal karena pneumonia bronkial akibat AIDS, sehari setelah mengumumkan bahwa dia mengidap penyakit tersebut.

Selebritas lain kemudian tampil menjadi juru kampanye dan penggalang dana. Di antara mereka terdapat aktris Elizabeth Taylor dan penyanyi Inggris Elton John.

Putri Diana, yang juga mendukung badan amal AIDS bahkan menjabat pelindung badan tersebut. Setelah kematian Diana pada tahun 1997, putra bungsunya, Pangeran Harry mengambil alih kepemimpinan badan amal itu. Ia disyuting sedang dites HIV pada 2016 untuk mengampanyekan perlunya tes HIV/AIDS.

Saat ini banyak orang seperti Magic Johnson hidup dengan HIV berkat obat antiretroviral.

Awal tahun ini, Larry Kramer, penulis drama yang suara dan tulisannya yang berisi kemarahan meningkatkan kesadaran penonton teater tentang AIDS dan mendorong ribuan orang untuk melakukan protes pada tahun-tahun awal epidemi, meninggal pada usia 84 tahun.

Kramer, yang menulis “The Normal Heart” dan mendirikan AIDS Coalition to Unleash Power, disingkat ACT UP, kehilangan kekasihnya akibat AIDS, acquired immune deficiency syndrome atau sindroma defisiensi imun pada tahun 1984. Ia sendiri tertular virus tersebut. Ia juga menderita Hepatitis B dan menerima transplantasi hati pada 2001 karena HIV menyebabkan gagal hati.

ACT UP menjadi terkenal karena melakukan pembangkangan sipil antara lain di kantor Burroughs-Wellcome Corp., pembuat utama obat anti-AIDS, AZT.

Protes ACT UP membantu membujuk FDA untuk mempercepat persetujuan obat baru dan Burroughs-Wellcome menurunkan harga AZT. [ka/ab]

(Foto: Wikipedia)

(Sumber: Voice of America/ VOA)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!