Wonder Woman 1984, Film Box Office Sukses di Masa Pandemi

Meski ditayangkan serentak melalui layanan streaming, film “Wonder Woman 1984” yang dilaunching pada Desember 2020, mampu menjadi film box office terbaik di masa pandemi. Film yang menceritakan petualangan perempuan, Wonder Woman dalam menghadapi musuh barunya, Max Lord dan The Cheetah ini kini mengangkat kisah 70 tahun setelah kejadian di film Wonder Woman yang pertama.

Diana Prince (Gal Gadot) akan dihadapkan dengan dua musuh baru yakni Cheetah (Kristen Wiig) dan Maxwell Lord (Pedro Pascal). Wonder Woman 2 ceritanya berlangsung di era 1984 saat perang dingin. Gal Gadot pameran Diana berhadapan dengan musuh dari Soviet

Menurut perkiraan sejumlah bioskop, Minggu (27/12/ 2020), seperti dilansir oleh Associated Press, film itu meraup $16,7 juta atau sekitar Rp 236,76 miliar selama akhir pekan libur Hari Natal.

Pencapaian itu bak secercah cahaya redup bagi bisnis hiburan saat musim liburan, ketika bioskop-bioskop biasanya dipadati penonton dan film-film box office masuk dalam jajaran film-film terbaik tahun itu.

Tahun lalu, “Star Wars: Rise of Skywalker” berhasil mengantongi penjualan lebih dari $32 juta pada penayangan Hari Natal saja. Menurut data perusahaan, Comscore, hanya 35 persen dari total bioskop di Amerika Utara yang buka saat ini.

Namun, hal itu tak menghentikan Warner Bros. untuk tetap merayakan prestasi “Wonder Woman 1984” yang tayang di 2.150 biskop.

Penjualan tiket film itu juga melampui pendapatan “Tenet”, film produksi Warner Bros juga, yang hanya meraup $10 juta dalam penayangan di Amerika Utara.

“Wonder Woman 1984” meraup pendapatan kotor tambahan sebesar $19.4 juta di bioskop-bioskop internasional yang mulai tayang satu minggu lebih awal. Sekuel yang disutradarai oleh Patty Jenkins dan dibintangi oleh aktris Gal Gadot itu sudah mengantongi $85 juta secara global hingga hari ini.

“Ini penayangan perdana yang sangat lemah,” kata David Gross, yang mengelola perusahaan konsultan film, FranchiseRe.

“Dengan lebih dari setengah bioskop di Amerika Utara tutup dan pandemi (Covid-19) melonjak, mayoritas penonton dan penggemar tak punya banyak pilihan kecuali menonton film itu di televisi. Awal-awal penayangan perdana di luar negeri juga lemah,” katanya seperti dikutip oleh Associated Press.

“Wonder Woman 1984” bukan satu-satunya film box office yang tayang di rumah-rumah selama Hari Natal.

Walt Disney juga menayangkan film terbaru produksi Pixar, “Soul”, melalui layanan streaming Disney+. Film itu tayang di bioskop-bioskop di beberapa pasar-pasar internasional, terutama di China. “Soul” mampu meraup penjualan sebesar $5,5 juta di China saja.

Universal Pictures juga merilis “News of the World”. Film Western yang dibintangi oleh Tom Hanks dan disutradarai oleh Paul Greengrass itu hanya tayang di bioskop.

Studio yang dimiliki oleh Comcast itu menjajal pendekatan berbeda selama pandemi, yaitu mencapai kesepakatan dengan perusahaan bioskop untuk mengurangi masa penayangan eksklusif di bioskop menjadi 17 hari. Kemudian film-film itu ditayangkan melalui layanan video-on-demand premium.

Film “New of the World” diperkirakan mengantongi pendapatan kotor $2,4 juta dari penayangan di bioskop-bioskop domestik.

VOA menuliskan Wonder Women adalah film yang ikut mendapat perhatian luas sekitar 250 ribu penggemar “Comic Con” disamping superhero laki-laki yang sudah lama dikenal sebagai Superman, Batman dan Aquaman

Apakah ini cerminan apa yang sedang terjadi dalam masyarakat kita sekarang ini? Kita lihat bagaimana pemberdayaan perempuan yang ada saat ini dan ikut mendorong maraknya karakter pahlawan perempuan.

Bukan saja memberi kehidupan baru dalam karakter pahlawan perempuan yang sebenarnya sudah sejak lama ada, tetapi juga sebelumnya tidak mendapat perhatian. Ini benar-benar saat yang tepat bagi karakter pahlawan perempuan untuk muncul

[ft/ah]

(Foto: IMDb)

(Sumber: Voice of America)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!