Tahukah Kamu: Marie Thomas Dokter Perempuan Pertama Indonesia di Google Doodle

Dr. Marie Thomas, salah satu dokter perempuan pertama di Indonesia, menjadi ikon Google Doodle 17 Februari 2021. Marie Thomas adalah dokter yang dedikasi tanpa pamrih membuka jalan bagi perempuan di Indonesia untuk mengejar pendidikan kedokteran dan pendidikan tinggi lainnya

Marie Thomas, yang lahir di Likupang pada 17 Februari 1896, menjadi perempuan pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri sebagai dokter spesialis bidang kebidanan dan ginekologi.

Semasa kecil ia sempat pindah ke beberapa daerah mengikuti orang tuanya sebelum lulus dari sebuah sekolah Eropa di Manado. Ketika itu salah seorang apoteker perempuan pertama di Belanda, Charlotte Jocobs, mendukungnya untuk mendapatkan beasiswa bagi calon dokter perempuan Indonesia.

Tahun 1912 ia diterima bersekolah di School of Training of Native Physicians (STOVIA), sekolah yang sebelumnya hanya dikhususkan bagi laki-laki. Ia lulus tahun 1922 sebagai perempuan pertama yang lulus dari sekolah ternama itu. Pencapaiannya yang sangat luar biasa di STOVIA membuat sebuah surat kabar Belanda dengan bangga mengumumkan kelulusannya.

Marie Thomas memulai praktik medisnya di Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting CBZ (sekarang menjadi RS Cipto Mangunkusumo) dan kemudian berpindah-pindah tugas di Medan, Padang dan Manado, sebelum kemudian kembali ke Jakarta dan bekerja di RS Budi Kemuliaan, sebuah rumah sakit bersalin yang didirikan oleh Yayasan Sovia.

Dirikan Sekolah Kebidanan

Pada tahun 1929 ia menikah dengan seorang dokter, Mohammad Joesoef, dan kemudian pindah ke Padang, tempat asal suaminya. Di Padang, Marie Thomas menduduki jabatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di sebuah rumah sakit di sana. Ia menjadi dokter pertama yang memperkenalkan metode kontrasepsi baru di Indonesia, seperti IUD.

Beberapa laporan menulis bagaimana ia dikenal sebagai sosok dokter yang murah hati, yang memberikan pelayanan medis kepada mereka yang tidak mampu membayar sekali pun.

Marie Thomas sempat kembali ke Jakarta dan ikut menjadi anggota sebuah partai politik yang salah seorang anggotanya adalah pahlawan Indonesia Sam Ratulangi.

Ketika akhirnya ia dan suaminya menetap di Bukittingi, ia mendirikan sekolah kebidanan pertama di Sumatera, dan saat itu merupakan yang kedua dari jenis sekolah itu di Indonesia.

Selain mengucapkan selamat ulang tahun kepada Dr. Marie Thomas, Google Doodle dalam penjelasannya pada publik menyampaikan terima kasih kepadanya atas “dedikasi tanpa pamrih bagi kehidupan orang lain, yang membuka jalan bagi perempuan di Indonesia untuk mengejar pendidikan kedokteran dan pendidikan tinggi lainnya.”

Doodle Ikut Ramaikan Beranda Google

Doodle adalah salah satu aplikasi di dalam Google yang menghadirkan perubahan pada layar utama dan informasi yang menyenangkan, mengejutkan dan terkadang spontan; untuk merayakan hari libur, hari jadi, kehidupan perintis, ilmuwan, atau artis terkenal.

Doodle yang ada sejak tahun 1998, jauh sebelum Google dikenal luas, adalah konsep yang diperkenalkan dua pendiri Google, Larry dan Sergey yang semula ingin menunjukkan kehadiran mereka pada Festival Burning Man di Nevada.

Seiring perjalanan waktu tuntutan menghadirkan informasi dan gambar yang lebih beragam meningkat, sehingga akhirnya Google membentuk tim tersendiri yang terdiri dari pakar teknik dan ilustrasi, yang dijuluki “the doodlers.”

Bagi mereka membuat gambar dan informasi unik semakin memperkaya beranda Google dan menghadirkan senyum bagi pengguna Google di seluruh dunia. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 2.000 gambar dan informasi, atau disebut “doodles” – yang dibuat untuk halaman depan Google. [em/jm]

(Foto: Youtube dan Wikipedia)

(Sumber: Voice of America/ VOA)

Eva Mazrieva

Jurnalis Voice of America/ VOA
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!