Ini artinya untuk jatuh cinta saja kita mesti butuh usaha dan upaya, butuh modus tingkat dewa? Apa enggak bisa jatuh cinta secara sederhana?
Bisa saja sih. Tapi setelah itu, tetap butuh usaha. Sebab umur perasaan yang ‘tiba-tiba dan tak dapat dijelaskan itu’ butuh kerja keras.
Sama halnya ketika kita jatuh cinta pada hal yang kita kerjakan. Kita bisa pilih, lalu berusaha habis-habisan, sehingga skill kita jadi bertambah. Makin pintar, makin pede, makin diapresiasi. Kalau apresiasi tinggi, kita makin happy. Makin terus berkembang dan terbang tinggi.
Lalu kita bisa bilang, “Because I am working with passion.”
Dari sini saya tahu satu hal, bahwa bukan passion yang memilih kita untuk menjadi canggih, tapi karena kita memilih untuk mau senang mengerjakan apa yang kita pilih. Dan itu, terkait erat dengan konstruksi berpikir yang ada di sekitar kita: apa yang kita asup, buku yang kita baca, film yang kita tonton, musik yang kita nikmati dan aktivitas yang kita jalani, serta pendapat orang lain yang sering kita dengarkan.
Dan lagi-lagi, kita seharusnya punya opsi untuk membaca buku bagus, menonton film bagus, menikmati musik bagus, menjalani aktivitas yang baik, serta mendengarkan pendapat yang relevan.
Buat saya, ini adalah formula jatuh cinta yang pas yaitu: mencoba berpikir positif, menjalani semuanya dari hal baik, menolak hal buruk. Menolak kekerasan, diskriminasi yang membuat hidup semua orang menjadi buruk. Jalani dengan santai dan yakin, selalu mau berusaha
Jika saya ditanya: bagaimana formula jatuh cinta yang pas? Buat saya, ini betul betul formula jatuh cinta yang pas. Bagaimana kamu?
(Foto/ ilustrasi: Pixabay)