Harus Kurus: Problem Perempuan Model Yang Kerap Membuat Depresi

Dituntut untuk bertubuh kurus, seorang model, Ilene mengalami eating disorder atau kebiasaan makan yang tak normal. Karena gagal kurus, ia kemudian mendapatkan body shaming yang membuatnya depresi. Ilene menceritakan ini dalam sebuah acara pemilihan model di TV. Komentar tak sedap justru datang dari juri, Deddy Corbuzier yang menyatakan bahwa ini bukan body shaming, tapi memang tuntutan pekerjaan sebagai model

Ketika mulai masuk ke industri modeling, Ilene dipaksa untuk menurunkan berat badan.

Ilene menyatakan ini dalam sebuah acara kompetisi model Indonesia’s Next Top Model yang tayang di Net TV.

“Jadi dulu aku pernah depresi dan telah melewati semua itu, sekarang aku sudah tahu siapa diri aku dan aku lebih menghargai siapa aku sekarang.”

Namun sebelumnya, Ilene mengalami depresi karena eating disorder atau kebiasaan makan yang tak normal ketika masuk  ke industri modeling dan dipaksa untuk menurunkan berat badan. Kala itu, di tahun 2015, Ilene mencoba rupa-rupa diet, namun gagal kaena justru berat badannya makin bertambah.

Ilene pun kerap mengalami bullying dan body shaming. Pengalaman tersebut membuat Ilene depresi hingga mengalami insomnia dan keinginan untuk bunuh diri. Ilene mencari pertolongan ke psikiater untuk menyembuhkan dirinya.

“Waktu baru lepas SMA dan mencoba berbagai diet tapi gagal dan di dunia modeling itu aku malah kena bullying dan body shaming.”

Demikian Ilene ketika menceritakan pengalaman di balik pose fotonya. Pose itu menceritakan tentang ia yang sudah menerima dirinya setelah melalui masa depresi pasca mengalami eating disorder.

“Pertamanya aku enggak sadar kalau itu penyakit mental, diagnosisnya aku kena eating disorder dua kali, yang pertama mau makan terus, yang kedua enggak mau makan apa-apa, tapi enggak sampai memuntahkan sesuatu,” tambah Ilene

“Momen depresi ketika aku mulai insomnia…keinginan bunuh diri dan minum obat tidur.”

Deddy Cobuzier sebagai salah satu juri dalam acara itu malah mengatakan bahwa itu bukan body shaming, tapi tuntutan pekerjaan sebagai model,” menurut saya ini bukan body shaming, tapi tuntutan kerja.”

Ilene menjawabnya, “mungkin aku yang kurang kuat waktu itu, akhirnya aku ke psikiater diajak ngobrol kayak psikotest.”

Warganet geram setelah menyaksikan komentar Deddy Corbuzier ini, karena sayangnya Deddy Corbuzier sebagai juri justru menginvalidasi pengalaman Ilene dan menormalisasi budaya toksik di dunia model. Karena komentar Deddy Cobuzier ini seharusnya melihat kekerasan, depresi yang dialami perempuan sebagai sesuatu yang penting, bukan sekedar harus memenuhi tuntutan kerja. Dalam perspektif buruh, komentar ini kemudian melegalisasi tubuh perempuan sebagai tubuh yang layak dikorbankan. Padahal Ilene mengalami eating disorder yang tak mudah bagi hidupnya sampai ia punya keinginan bunuh diri

Acara ini sebenarnya ingin menampilkan masa lalu yang “gelap” yang dialami perempuan model di balik pose fotonya. Model lainnya, Devina mengalami momen buruk yang mendapatkan toxic relationship dari pasangannya. Pasangannya suka menghalanginya untuk melangkah lebih jauh ketika Devina ingin memilih bidang baru dan karir yang baru. Model lain, Yumi, bisa memilih hal yang penting dalam hidupnya yaitu keluar dari rumah dan bertanggungjawab untuk hidupnya, namun ini bukan sesuatu yang mudah karena ia harus terus berjuang untuk membuktikannya

Dan komentar Deddy Cobuizer sebagai juri yang kemudian “mencuri perhatian” warganet karena menormalisasi budaya toxic yang terjadi di dunia modeling

Apa itu Eating Disorder?

Dilansir dari situs milik American Psychological Association (APA), eating disorder merupakan sebuah kebiasaan makan yang tidak normal dan mempengaruhi kesehatan atau kehidupan kita.

Gangguan makan tersebut termasuk anorexia nervosa (seseorang yang selalu meyakini bahwa mereka gemuk dan membatasi makan sampai kelaparan padahal mereka sangat kurus), bulimia nervosa (seseorang yang makan dalam jumlah berlebihan kemudian memaksa diri mereka untuk buang air atau memuntahkan makanan), dan binge eating (seseorang yang tidak bisa mengendalikan pola makan, tetapi tidak buang air).

Pengalaman Ilene merupakan dampak dari stereotip atas tuntutan bentuk tubuh ideal yang sering dialami oleh para model. Namun, citra tubuh “ideal” yang disodorkan oleh media kepada publik ini mempengaruhi gaya hidup sebagai model sebagai orang yang harus selalu kurus, menjaga berat badan dan diet mati-matian

Dalam sebuah tulisan yang dipublikasi oleh The Guardian, bekas editor dari Australian Vogue, Kristie Clements, menceritakan sisi buruk dari industri mode sehingga para model yang terobsesi kurus hingga kelaparan dan melakukan operasi ketika diet tak berhasil dilakukan. Kurus dan muda adalah isu yang menjadi perhatian khusus di industri model.

“Semakin lama saya bekerja dengan model, semakin terlihat bahwa mereka kurang makan. Rokok dan Diet Coke adalah makanan pokok,” kata Kristie Clements dalam The Guardian.

Sepanjang pertemuan Kristie dengan para model, Ia sering menjumpai model yang menormalisasi kelaparan hingga pingsan, bahkan lebih dari sekali dalam sehari. Ia juga menemukan banyak model dari perancang busana ternama yang menormalisasi koleganya yang harus keluar-masuk rumah sakit.

Pada tahun 2017, pemerintah Prancis sadar tentang perilaku tak sehat di dunia model dan membuat undang-undang yang melarang penggunaan model kurus yang tidak sehat. Para model di Prancis harus memberikan sertifikat medis yang menunjukkan bahwa indeks massa tubuh (BMI) mereka melebihi batas minimum yang disyaratkan. Jika melanggar, maka pemberi kerja akan dikenakan denda 75,000 euro dan ancaman hingga enam bulan penjara.

Dalam sebuah artikel, The Conversation memaparkan penelitian dari jurnal The Lancet pada tahun 1997 yang menemukan bahwa para model cenderung memiliki BMI jauh di bawah rata-rata. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menetapkan BMI yang sehat yakni 18,5 hingga 25, sedangkan 300 model yang diteliti itu memiliki BMI rata-rata 17,6.

Pembentukan citra tubuh “ideal” dalam dunia model mengakibatkan para pekerjanya mengalami rasa rendah diri, kecemasan berlebih, malu, rasa bersalah, hingga depresi, sehingga masalah yang muncul tak hanya pada kesehatan fisik saja, tapi juga kesehatan mental.

Pengalaman Ilene adalah valid dan tak seharusnya jadi bahan pembicaraan yang tak serius. Sudah banyak orang menolak stereotype super kurus bagi para model dan mengampanyekan body positivity.

Lingkungan kerja toksik yang dialami Ilene seharusnya menjadi pelajaran untuk perubahan di industri model, karena bukan risiko kerja yang remeh dan tentu saja, body shaming yang dialami Ilene tak bisa dinormalisasi.

(Foto/ ilustrasi: Pixabay)

Tika Adriana

Jurnalis yang sedang memperjuangkan ruang aman dan nyaman bagi semua gender, khususnya di media. Tertarik untuk mempelajari isu kesehatan mental. Saat ini managing editor Konde.co.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!