Ini Alasan Kenapa Perempuan Butuh ‘No Bra Day’

Setiap tanggal 13 Oktober, dunia memperingati ‘No Bra Day’ sebagai hari mendorong kesadaran atas kanker payudara, dan sebagai bagian dari sikap politik perempuan.

Amanda rahmawati (23) merasa dirinya akan selalu dipandang aneh, atau mesum, ketika ia tak mengenakan bra atau beha di luar kos. Padahal ia mengaku lebih suka tak mengenakan bra karena lebih bebas bergerak dan lega.

Meski ia tak mengetahui ada Hari Tanpa Bra Sedunia atau No Bra Day yang diperingati setiap tanggal 13 Oktober, ia meyakini bahwa tanpa bra bisa memperlancar siklus peredaran darah. 

“Aku sih sebenarnya lebih suka gak pake bra ya, karena lebih enak, dan bebas aja gak sesak, apalagi aku punya asma, kalo kambuh ya gak mungkin aku pake bra, bisa makin sesak kadang,” ujarnya pada Konde.co, 13 Oktober 2021.

Mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu sempat berbagi pengalamannya saat tak menggunakan bra di kampus.

”Dulu pernah waktu masih kuliah offline, emang sengaja gak pake bra, tapi takut juga, ujung-ujungnya malah pake jaket ku dobelin,” katanya.

Amanda berpendapat jika perempuan harus bisa memilih memakai bra atau tidak tanpa dipandang miring. Sebab apapun itu adalah keputusan perempuan.

“Mau pake bra atau enggak sebenernya sama bebas aja ya, yang bikin gak bebas kan pandangan masyarakat kita, seakan-akan kalo gak pake bra itu kayak slut aja gitu, padahal laki-laki gak pake bra santai aja,” kata Amanda.

Sama dengan yang dilakukan Kendedes (21), guru bimbel juga lebih sering tak mengenakan bra. Alasannya, karena kenyamanan terbebas dari jerat bra.

“Pakai bra itu kadang sesak, jadi ya lebih enak gak pake, tapi kalau di kos aja sih aku gak pake bra, kalau ngajar ya pake, nanti diomongin yang aneh-aneh aku,” ujarnya sambil tertawa.

Beberapa stereotype yang tersemat pada perempuan yang tidak menggunakan bra kerap menghantui. seperti mitos bahwa tak menggunakan bra akan menyebabkan payudara kendur, atau citra buruk yang akan didapat perempuan tersebut, jika ia tak mengenakan bra saat berada di tempat umum.

Tubuh perempuan selama ini memang banyak dijadikan alat politik, banyaknya aturan atau kebijakan yang mengatur ketubuhan perempuan juga menyebabkan perempuan tak lagi memiliki kuasa penuh atas tubuhnya sendiri. Sejauh ini, belum ada penelitian yang mendapati mitos payudara kendur, jika tidak mengenakan bra. 

Padahal di zaman dulu, perempuan yang telanjang dada di Indonesia tidak dipandang aneh. Sampai hari ini di beberapa daerah, perempuan yang tak mengenakan bra dianggap wajar, karena tradisi dan budaya yang melekat. 

Dalam beberapa arca, representasi perempuan juga digambarkan sebagai seseorang yang tak mengenakan bra, bertelanjang dada, hanya mengenakan jarik atau rok sebagai penutup bagian bawah. Di Jawa, perempuan hanya mengenakan kemben, atau kain yang dililitkan pada dada.

Bra, baru-baru dikenal masyarakat indonesia pada jaman penjajahan belanda, dalam beberapa cerita yang beredar melalui karya sastra tulis maupun lisan, digambarkan bahwa perempuan nusantara jarang mengenakan bra, dan hal itu tak mengundang birahi laki-laki sama sekali. Namun tidak dengan laki-laki belanda. 

Sejak saat pertama kali bra diciptakan, ia telah menjadi bagian dari kebutuhan perempuan dan bergeser menjadi simbol moralitas seorang perempuan. Dewasa ini, perempuan yang enggan menggunakan bra akan dianggap “Liar” atau  “pamer bentuk payudara”.

Pada kasus K-pop idol Hwasa dan mendiang Sulli misalnya, karena kerap memposting atau kedapatan tak mengenakan bra, mereka berdua sering mendapat hujatan karena keputusannya. Padahal tradisi korea sendiri, perempuan hanya menggunakan kain menyerupai kemben, yang dikenakan sebelum memakai hanbok, pakaian khas Korea.

Dalam beberapa interview mendiang Sulli, mengaku, lebih suka tak mengenakan bra, alasannya tak lain karena kenyamanan semata. 

No Bra Day

No bra day atau Hari Tanpa Bra merupakan perayaan tahunan yang diperingati setiap tanggal 13 Oktober. Para perempuan didorong untuk tidak memakai bra untuk mendorong kesadaran kanker payudara.

Hari Tanpa Bra awalnya diperingati pada tanggal 9 Juli 2011, namun kemudian berpindah ke tanggal 13 Oktober. Banyak perempuan menyatakan bahwa Hari Tanpa Bra sebagai pernyataan politik sementara yang lain lebih memilih kenyamanan hidup.

Peringatan itu telah menyebar ke seluruh dunia, di Indonesia kemarin menjadi trending topic di twitter.

Ada banyak manfaat yang didapatkan saat tak mengenakan bra selain kebebasan dan kenyamanan perempuan. Mengutip hallodoc.com tidak mengenakan bra bisa membawa banyak sekali manfaat bagi tubuh, Mulai dari memperlancar peredaran darah, memperlancar pernafasan, hingga membuat tidur lebih nyenyak.

Bra yang ketat dan bahan yang tidak pas, juga bisa menyebabkan beberapa masalah kulit seperti jerawat punggung, ruam dan kemerahan. Keringat yang ada pada bra juga kerap membuat kulit terasa gatal.

Melepas bra juga memberikan sirkulasi ke kulit payudara, mengenakan bra ketat dalam waktu yang lama bisa memperkecil sirkulasi tersebut, dan membuat diri menjadi rileks.

Reka Kajaksana

Penulis dan Jurnalis. Menulis Adalah Jalan Ninjaku
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!