Tubuh digital adalah istilah baru tentang penjabaran diri seseorang secara digital. Singkatnya, tubuh digital hadir sebagai sisi dari diri kita yang lain dalam bentuk digital. Data-data berupa foto-foto di media sosial, biodata yang tersimpan pada marketplace, bahkan data di flashdisk pun bisa disebut tubuh digital.

Biasanya berisi tanggal lahir, nomor telepon, tempat tinggal, sampai proyek kantor yang sedang dikerjakan. Sehingga menjaga tubuh digital sama pentingnya dengan menjaga tubuh fisik.

Masih ingat kasus kebocoran data-data pengguna salah satu marketplace? Data-data pribadi tersebut dicuri dan dijual secara ilegal pada situs lain. Tentunya, itu merugikan. Selain itu, maraknya Kekerasan Berbasis Gender Online atau disingkat KBGO juga menjadi alasan mengapa penting untuk menjaga tubuh digital.

Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan?

Pertama, usahakan smartphone atau perangkat elektronik lain yang digunakan secara pribadi dikunci. Bisa berupa kata sandi atau bahkan sidik jari.

Kedua, sebelum menghapus aplikasi yang tidak digunakan lagi, usahakan untuk menghapus akunnya juga. Kita mungkin sering lupa melakukan itu. Tapi, dengan menghapus aplikasi saja, tidak membuat data ikut terhapus. Data yang terbengkalai, bisa jadi rawan dicuri atau dimanfaatkan pihak lain.

Ketiga, matikan lokasi di aplikasi yang tidak perlu dan periksa perizinan akses aplikasi. Pada opsi pengaturan aplikasi, terdapat pilihan pengendalian akses. Jadi jangan sampai aplikasi dapat mengakses kontak, isi e-mail atau galeri tanpa seizin pengguna. Data lokasi juga sangat penting karena memberitahukan dimana kita berada. Mulai dari tempat tinggal, tempat kerja, atau tempat-tempat yang sering dikunjungi.

Keempat, gunakan fitur two step verification pada akun media sosial atau e-mail. Dibeberapa perangkat elektronik pun sudah menyediakan sarana double protection, guna meningkatkan standar proteksi.

Kelima, kita dapat melakukan pencarian atas nama pribadi pada situs pencarian. Biasanya, akan muncul berbagai informasi tentang kita disana. Periksa kembali dan pastikan tidak ada informasi pribadi yang riskan.

“Menjaga tubuh digital bukan berarti menjadi anti sosial. Bukan berarti tidak menggunakan media sosial sama sekali, atau jadi takut menggunakan pelayanan di suatu situs. Menjaga tubuh digital artinya mengerti batasan. Kita tidak perlu membagikan data pribadi kepada orang atau situs yang tidak terpercaya. Karena dengan menjaga tubuh digital, kita juga menjaga diri sendiri secara utuh.”