Feminist Festival 2021: Perempuan Butuh Internet Yang Feminis

Internet yang feminis itu seperti apa? Internet feminis itu adalah ruang digital yang bisa dimanfaatkan perempuan dan kelompok marjinal untuk menyelesaikan persoalan

Teknologi yang digunakan untuk melakukan stalking, melakukan kekerasan dan pelecehan seksual adalah teknologi yang meresahkan dan mesti dilawan  

Hasil survei menunjukkan jumlah laporan kekerasan berbasis gender, khususnya kekerasan berbasis gender online, mengalami kenaikan yang sangat signifikan selama pandemi.

Hampir separuh (48%) dari korban kekerasan berbasis gender pernah mengalami kekerasan secara daring, misalnya berupa ancaman dan tindakan penyebaran foto/video intim. 

Ya, tanpa kita sadari, seiring perkembangan teknologi ini, kejahatan seksual juga turut berubah. Kekerasan berbasis gender online (KGBO) kian sering terjadi. Dunia maya kian tak aman, khususnya untuk perempuan dan minoritas.

Kondisi ini nggak lepas dengan penggunaan teknologi informasi yang udah jadi kebutuhan sehari-hari, gak ada bedanya dengan makan minum? Apalagi saat pandemi Covid-19, pembatasan membuat hampir semua kegiatan harus dilakukan secara daring.

Untuk itu, menggagas teknologi yang ramah perempuan adalah sebuah keharusan. Kegelisahan inilah yang membuat para feminis muda yang tergabung dalam Jakarta Feminis kemudian mengangkat tema “Untuk Internet yang Lebih Feminis” pada Feminist Festival 2021.

Tema ini dipilih berdasarkan hasil survei daring yang diselenggarakan oleh Jakarta Feminis pada akhir tahun 2020. Feminist Festival 2021 sendiri diselenggarakan oleh Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta, pada 26-28 November 2021 mendatang. 

Tahun ini merupakan kali ketiga Feminist Festival diadakan, dan untuk pertama kalinya akan diselenggarakan secara daring. Dengan festival ini berbagai lapisan masyarakat digandeng untuk bersama-sama mewujudkan ruang digital yang aman dan nyaman bagi perempuan serta kelompok marjinal lainnya.

“Tema Feminist Festival 2021 sangat pas karena berangkat dari kenyataan sosial yang sedang terjadi saat ini. Jakarta Feminist berharap Feminist Festival 2021 dapat semakin menyadarkan masyarakat akan pentingnya ruang digital yang aman dan nyaman bagi perempuan dan kelompok marjinal lainnya,” kata Ketua Feminist Festival 2021, Yoane Salim dalam konferensi pers Feminist Festival pada 18 November 2021

Selama festival, peserta bisa berpartisipasi secara gratis dalam diskusi di berbagai panel pleno dan kelas diskusi, mengikuti lokakarya, menghadiri screening film, dan menikmati pertunjukan seni.

Feminist Festival merupakan acara dwitahunan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (Jakarta Feminist) dan mengangkat tema feminisme dan kesetaraan. Acara serupa pernah diadakan pada tahun 2017 dan 2019. 

Jakarta Feminist merupakan komunitas feminis muda-mudi lintas gender di Indonesia dan juga merupakan inisiator Women’s March Jakarta. 

Teknologi yang Membantu Perempuan

Gagasan soal teknologi yang berpihak pada perempuan, juga sebelumnya sudah digagas oleh bPerkumpulan Lintas Feminis Jakarta yang telah melaunching platform www.carilayanan.com, sebuah platform untuk perempuan korban kekerasan gender Februari 2021 lalu. 

Cari Layanan merupakan platform direktori lembaga layanan yang menyediakan informasi mengenai bantuan, dukungan, dan layanan lain bagi korban dan penyintas kekerasan berbasis gender di berbagai wilayah di Indonesia  

Kekerasan seksual sudah lama terjadi di Indonesia, namun informasi terkait bantuan atau pendampingan korban masih berserak dan tumpang tindih. Masih banyak korban yang kebingungan tentang apa yang harus ia lakukan, ketika mengalami kondisi yang demikian.

Perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk membantu kerja-kerja aktivis perempuan. Melihat urgensitas yang begitu mendesak, maka Feminist Festival 2021 mengangkat tema “Feminist Internet atau Internet Yang Feminis”. Gelaran ini juga digunakan sekaligus untuk meluncurkan chatbot dan mengkampanyekan website Cari Layanan.

Chatbot dan laman Cari Layanan diciptakan untuk membantu para korban KGBO. Layanan bantuan konsultasi perihal kasus kekerasan seksual berbasis gender ini bisa diakses melalui internet, dengan mengunjungi laman carilayanan.com. Di sana, tim cari layanan akan membantu kebutuhan korban kekerasan seksual secara daring.

Chatbot Cari Layanan yang melengkapi website carilayanan.com adalah sebuah layanan berbasis teknologi untuk membantu korban kekerasan berbasis gender mengakses lembaga layanan bantuan di manapun, kapanpun.

 Ide ini muncul bermula dari temuan Jakarta Feminis tentang banyaknya orang yang mencari bantuan lewat internet. Menciptakan ruang aman di internet juga menjadi salah satu tujuan Jakarta feminis.

“Cari Layanan merupakan wujud komitmen Jakarta Feminist kepada korban-penyintas kekerasan berbasis gender, dengan memberikan kemudahan mengakses lembaga layanan bantuan di manapun, kapanpun. Dengan adanya website maupun chatbot, kemudahan akses bantuan ini diharapkan dapat menjadi awal misi kami untuk membasmi kekerasan berbasis gender di Indonesia,” kata Program Manager Jakarta Feminist, Noval Auliady, dalam konferensi yang dihadiri Konde.co

Noval menambahkan website layanan bantuan ini, tergolong aman digunakan untuk korban. Bahkan jika korban berada dalam satu ruangan dengan pelaku, terangnya, korban masih bisa mengakses website ini tanpa diketahui.

“Website ini sangat aman, karena jika teman-teman klik salah satu tools di sini (menunjuk logo keluar pada pojok kiri bawah) windows baru akan terbuka dan hanya akan terlihat browser, dan percakapan akan terhapus,” jelasnya.

Nggak cuma itu, laman Cari Layanan juga sangat ramah difabel. Semua kebutuhan kawan difabel nyaris terlengkapi semuanya. Tak hanya itu, Jakarta Feminis juga menjamin bahwa website ini sangat menghargai keberagaman dan akan sangat ramah bagi orientasi seksual apapun.

Hingga hari ini, pengguna Cari Layanan sudah menyentuh 2.000-2.500 orang perbulan. Angka ini berdasarkan banyaknya pengunjung website yang mengakses Cari Layanan tiap bulannya. Nouval Auliady juga tak menyangka, jika laman Cari Layanan ini akan berkembang sepesat ini.

“Kami juga gak menyangka ini akan menyentuh angka 2000 lebih bahkan sebelum website ini resmi di-launching,” pungkasnya

Reka Kajaksana

Penulis dan Jurnalis. Menulis Adalah Jalan Ninjaku
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!