Kena Ghosting Hingga Manipulasi Foto: 3 Hal Negatif Aplikasi Kencan yang Wajib Kamu Tahu

Banyak orang yang menggunakan dating apps, mungkin kamu juga. Tapi kamu mesti hati-hati. Ada yang kena ghosting, memalsukan profil agar kelihatan good looking untuk menggaet korban, sampai terkena scammer atau penipuan uang.

Ada yang pernah kena ghosting di aplikasi kencan? Atau jadi korban kebohongan pemalsuan profil oleh match kamu karena dia mau kelihatan good looking? Ini merupakan beberapa sisi negatif dari dating apps atau aplikasi kencan.

Saya pun pernah mengalaminya. Kamu mungkin termasuk yang sudah biasa menggunakan aplikasi kencan dating apps. Penggunaan aplikasi kencan atau dating apps jumlahnya melonjak tinggi di masa pandemi Covid-19. Banyak orang yang lantas berselancar di dunia untuk mencari pasangan

Makanya nggak usah heran, jika dating apps sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang. Jika ditelaah dari namanya, dating apps adalah sebuah aplikasi yang menjadi sarana untuk menemukan jodoh atau pasangan. Tetapi saat ini, fungsi dan makna dating apps, sudah bergeser jauh dari misi awalnya.

Ini gara-gara banyak pengguna dating apps nya yang tidak hanya mencari jodoh, tapi juga untuk tujuan lain, yakni tujuan negatif

Sebagai pengguna dating apps khususnya Tinder, Saya menemukan beberapa hal menarik yang bisa dishare dalam tulisan ini. Selain menemukan teman atau bahkan relasi baru dalam kegiatan sehari-hari, saya juga menemukan hal negatif dari penggunaan dating apps ini.

Berikut ini beberapa hal negatif yang saya alami selama menggunakan dating apps.

1.Hati-hati terhadap scammer!

Saya pernah dengar beberapa cerita tentang scammer atau penipuan yang berkeliaran di aplikasi kencan. Seperti pengalaman saya sendiri yang pernah menjadi korban scamming dari seseorang yang tidak bertanggungjawab.

Ciri-ciri mereka umumnya, jika diajak video call umumnya mereka menolak karena berbagai alasan. Menurut pengalaman saya, jika diajak video call, orang itu selalu membalas pesan dengan menggertak atau menggunakan kata-kata manipulatif.

Lalu mereka juga mulai menanyakan nominal uang yang ada di tabungan atau kekayaan apa saja yang kita miliki. Bahkan orang itu berani meminta foto keadaan rumah saya. Hal yang menurut saya tidak lumrah ditanyakan untuk orang yang baru seminggu dikenal. Tetapi karena saya sudah tidak percaya dengan orang tersebut, saya memilih untuk mengakhiri percakapan.

Scammer ini tidak hanya dari pengguna aplikasi yang berasal dari dalam negeri, tetapi saya juga sering membaca pengalaman orang-orang yang menjadi korban scammer dari negara lain. Bahkan ada juga yang sudah mengirim sejumlah uang lalu sang pelaku hilang tanpa kejelasan.

2. Bikin Mental breakdown.

Sebagai pengguna dating apps, saya juga pernah mendapatkan hal ini ketika orang yang saya kenal tiba-tiba menghilang dan memutuskan untuk memblok semua media sosial saya.

Bisa dikatakan dengan istilah kekinian, yaitu ghosting. Ketika itu saya bertemu dengan seseorang yang menurut saya cocok untuk dijadikan teman karena memang pada saat itu saya membutuhkan orang baru dalam kehidupan saya.

Singkat cerita akhirnya orang tersebut hilang tanpa kabar, dan benar-benar membuat saya sedih bahkan hingga tidak bisa tidur selama beberapa hari dan bahkan beberapa bulan hingga akhirnya saya bisa menerima hal tersebut.

Kondisi ini tentu sangat mengganggu kesehatan mental saya, sehingga saya harus mencari bantuan pada teman saya yang mengerti tentang kesehatan mental. Jadi sebaiknya siapkan mental jika ingin menggunakan dating apps. Pasalnya, kita tidak bisa memprediksi hal apa yang akan terjadi. Yang bisa kita lakukan adalah mengontrol respon kita terhadap hal yang terjadi.

3. Awas foto palsu!

Untuk hal ini, kebanyakan dilakukan oleh scammer atau si penipu. Pada umumnya mereka menggunakan foto orang lain untuk menargetkan korbannya. Jadi mereka juga menggunakan foto orang lain dengan penampilan menarik atau kalau anak zaman now menyebut good looking untuk menggaet korban.

Untuk yang satu ini, saya juga pernah mengalaminya. Di mana orang itu menggunakan foto orang lain yang sesuai dengan tipe saya untuk memanipulasi agar saya tertarik dan bahkan mengikuti perintahnya.

Tetapi tidak dilakukan oleh scammer saja, mereka yang punya motif lain dalam menggunakan dating apps pun juga ada yang menggunakan foto orang lain atau foto palsu. Jadi sebelum bertemu secara langsung, pastikan bahwa profil mereka benar-benar asli terutama foto profil.

Karena jika hal itu benar-benar terjadi, maka masa penjajagan atau PDKT bakal percuma dan hanya buang-buang waktu saja. Karena saat ketemu, kita bisa langsung ilfil karena ternyata match kita nggak sesuai yang kita bayangin.

Dari beberapa hal yang saya alami diatas, bisa disimpulkan bahwa dating apps adalah suatu hal yang menyenangkan untuk digunakan, sama seperti media sosial lain seperti Instagram ataupun Facebook.

Tetapi seperti koin yang memiliki dua sisi berbeda, penggunaan dating apps juga memiliki sisi negatif. Maka dari itu, kamu kudu bijak menggunakan dan jangan terlalu terbawa emosi. Tetapkan batasan diri ketika bertemu dengan orang baru, agar kita tidak rugi sendiri di kemudian hari.

Vioranda Felani

Pemerhati feminisme yang suka menulis.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!