Mau Liburan? Isi Hari Liburmu Dengan 8 Film Feminis dan Serial Seru

Sudah mau liburan? isi liburanmu dengan film-film seru, termasuk film feminis yang mendobrak nilai-nilai patriarki di lingkungannya!

Minggu depan sudah mau libur panjang, artinya minggu ini kamu mesti siapin film-film atau serial seru yang bisa isi liburanmu. Ini adalah delapan rekomendasi film yang bisa jadi pilihan untuk kegiatan liburanmu, beberapa diantaranya adalah film feminis. Yuk disimak!

1. Never Rarely Sometimes Always

Film “Never Rarely Sometimes Always” bercerita tentang kebimbangan dan kekuatiran seorang remaja perempuan, Autumn (Sidney Flanigan) yang ingin menggugurkan kandungannya. Film ini merupakan film senyap tentang kisah pilu remaja perempuan berumur 17 tahun yang akan memutuskan keputusan besar di hidupnya: harus aborsi ataukah tidak?

Autumn Callahan (Sidney Flanigan) mengalami sebuah perubahan besar tak terduga di hidupnya pada usia 17 tahun ketika ia mendapati bahwa dirinya hamil. Autumn, yang tak siap untuk menjadi ibu, memutuskan bahwa aborsi adalah solusi yang akan ia ambil. Dengan bantuan dari sepupunya, Skylar (Talia Ryder), Autumn harus menghadapi beragam lika-liku dalam dunia yang keras untuk menemukan jalan keluar atas permasalahannya.

Autumn dan sepupunya, Skylar, kemudian melakukan sebuah perjalanan tak terencana melintasi batas negara bagian hingga ke New York untuk mencari klinik yang bisa membantu mereka. Mereka terdampar di kota metropolitan itu dengan uang yang terbatas dan tanpa mengenal siapapun di sana.

Kita dibawa mengikuti Autumn dan Skylar selama mereka terlunta-lunta di kereta subway, restoran, game center, tempat bowling, terminal bus, toko roti, trotoar, hingga tempat karaoke. Tersesat di tengah kota New York selama beberapa hari, keduanya mencoba tegar dan meyakini bahwa harapan yang mereka cari masih belum pudar.

Ini merupakan film feminis dimana perempuan muda harus menghadapi dunianya yang patriarki

2.Beautiful Mind

Film ini adalah adaptasi dari kisah nyata John Forbes Nash, seorang genius matematika yang mengidap penyakit skizofrenia. John Nash adalah penerima beasiswa dalam  bidang matematika di Universitas Princeton. Ia mendapatkan gelar doktornya dan melanjutkan hidup sebagai dosen di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Singkat cerita, John mendapatkan tawaran pekerjaan dari Departemen Pertahanan Amerika untuk memecahkan pola rahasia Uni Soviet. Pekerjaan barunya ini membuatnya terobsesi. Hidupnya diselimuti kecemasan dan ketakutan karena penyakit mental yang membuatnya tidak dapat berpikir secara rasional bahkan kerap berhalusinasi.

Film yang berhasil menyabet empat Piala Oscar ini menceritakan perjuangan John melawan penyakitnya hingga ia berhasil meraih Penghargaan Nobel atas penemuannya dalam teori ekonomi kontemporer. Dari kisah John, kita dapat meniru sosoknya yang pantang menyerah walau dalam keadaan sulit. Film ini patut ditonton bila kamu sedang membutuhkan motivasi untuk perjuanganmu!

3. Bombshell

Bombshell menggambarkan dengan detail bagaimana industri media kemudian memecah belah pekerja perempuan. Hingga skandal pelecehan seksual yang menggegerkan dan dilakukan pimpinan Fox News, Roger Ailes kepada puluhan perempuan pekerja media di Fox News.

Fox News adalah televisi yang dimiliki Rupert Murdoch yang mendukung Donald Trump untuk menjadi presiden. Jadi ada cerita tentang campur tangan Rupert Murdoch pada kerja-kerja redaksi untuk mendukung Trump, bagaimana Roger Ailes sebagai pimpinan Fox News selalu mewujudkan keinginan Rupert Murdoch, serta kisah 3 perempuan presenter yang menjadi karakter kuat di film ini.

3 karakter kuat perempuan ini antaralain Megyn Kelly, presenter berita yang membenci Donald Trump, namun harus tetap melakukan kerja-kerja sebagai presenter yang mendukung Trump. Megyn Kelly juga perempuan yang kritis dan seorang feminis. Ini tergambarkan ketika Megyn selalu menjadi orang yang gelisah dan ingin melakukan sesuatu.

4.The Imitation Game

Masih dari adaptasi kisah nyata, film ini mengisahkan tentang Alan Turing, seorang matematikawan lulusan Universitas Cambridge yang bergabung dalam tim pemecah kode di kerajaan Inggris saat Perang Dunia Kedua. Turing mendapat tugas untuk memecahkan kode rahasia Negara Jerman bernama Enigma.

Pada saat itu, kode Enigma dinilai mustahil untuk dipecahkan. Meskipun begitu,  ia berhasil membuat mesin yang dapat memecahkan kode Enigma dan kemudian menjadi cikal bakal komputer. Dalam perjalanannya, Turing mengalami beberapa kesulitan. Turing juga dikenal sebagai pribadi yang lebih senang bekerja sendiri tanpa bantuan rekan timnya.

Karakter Alan Turing sukses diperankan dengan sangat apik oleh Benedict Cumberbatch. Bahkan, film ini mendapat rating imdb 8.0 dan berhasil memperoleh 39 penghargaan di berbagai festival film. Film ini cocok bagi para penggemar film biografi.

5.Mona Lisa Smile

Film “Mona Lisa Smile” adalah film tentang gambaran seorang dosen feminis, yang memperjuangkan agar mahasiswinya keluar dari cara berpikir feodal yang kadang tak membuat mereka bahagia

Kisah ini terjadi dalam kehidupan perempuan dosen sejarah seni bernama Katherine  Ann Willis (Julia Roberts) di kota Wellesley bersama para mahasiswinya, Betty (diperankan Dunst), Joan (Stiles), Giselle (Maggie Gyllenhaal), Connie (Ginnifer Goodwin) dan Amanda yang diperankan Juliet Stevenson di Wellesley College pada tahun 195, tahun dimana terjadinya Perang Dunia ke-2 disana.

Tak banyak yang mau menempuh jalan seperti Katherine, yang “sendirian” mendobrak tabu. Keberanian, dedikasi Katherine adalah hal yang tak banyak ditempuh orang lain disana. Disinilah kekuatan Katherine sebagai seorang perempuan dosen dan menjadi kekuatan Mona Lisa Smile, menularkan keberanian di tengah arus yang tak berpihak padanya. Film ini juga begitu tampak realistis dalam menggambarkan kehidupan perempuan di Amerika pada saat itu. Sejauh perempuan di Whellesley College mendapatkan akses pendidikan yang sama, namun nyatanya dalam kehidupan sejari-hari mereka masih belum mencapai posisinya setara.

Film Mona lisa Smile memperlihatkan bahwa upaya merekontruksi identitas perempuan adalah proses panjang. Sehingga, jika sebuah konsep baru ditanamkan dalam struktur masyarakat, ini bisa menjadi pengetahuan baru bagi masyarakat.

6.Sherlock

Sherlock Holmes adalah tokoh detektif dalam cerpen dan novel karya Sir Arthur Conan Doyle yang pertama kali muncul di tahun 1887. Meskipun karakternya telah ditulis lebih dari 100 tahun yang lalu, serial Sherlock ini mengambil latar waktu di zaman modern. Oleh karena itu, penonton akan mudah untuk memahami alur ceritanya.

Serial ini bercerita tentang sosok detektif, Sherlock Holmes, yang ditemani oleh partner kerjanya yaitu Dr. John Watson. Pola pikir, karakter, dan kecerdasan Sherlock adalah hal yang menjadi keunikan dari film ini. Kemampuannya dalam memecahkan kasus-kasus rumit mengajak kita untuk ikut berpikir secara out of the box.

Serial ini akan membawa kita berpetualang menjelajahi kisah-kisah seru nan menegangkan yang dialami Detektif Sherlock. Hingga saat ini, terdapat 13 episode dalam empat season dari serial Sherlock yang telah tayang dari tahun 2010 hingga 2017. Bagi kamu pecinta genre misteri, drama kriminal, dan petualangan, serial ini dijamin berhasil membuat kamu penasaran di setiap episodenya.


7.3 Idiots

Sesuai judulnya, film ini mengisahkan tentang cerita persahabatan 3 mahasiswa yang kerap bersikap konyol. Ketiga pemuda tersebut adalah mahasiswa jurusan teknik mesin di Imperial College of Engineering (ICE). Farhan, Raju, dan Rancho, menjalani kisah pahit manis dalam kehidupan perkuliahan mereka.

Kisah mereka bermula dari perseteruan Rancho dengan dekan kampus, Professor Viru, karena perilaku Rancho yang seringkali sulit diatur. Professor Viru terkenal disiplin dan selalu menerapkan peraturan kampus, sedangkan Rancho adalah seorang pembangkang. Kedua rekan Rancho juga memiliki kisah unik yang hampir membuat mereka tidak lulus dari universitasnya. Namun, pada akhirnya ketiga pemuda tersebut berhasil lulus dan sukses meraih karirnya masing-masing.

Meskipun bergenre drama komedi, film ini berisi banyak kritikan tajam tentang sistem pengajaran dalam institusi pendidikan. Film ini juga digemari banyak orang karena ceritanya yang dekat dengan realitas, menghibur, tetapi juga sangat menginspirasi. Film ini menjadi pilihan menarik bagi kamu yang menyukai film komedi.

8.Dead Poets Society

Film dengan durasi 129 menit ini memiliki latar waktu tahun 1959 di mana Todd Anderson, sang tokoh utama, sedang duduk di bangku SMA di Welton Academy, Amerika Serikat. Sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah elit yang konservatif di mana siswa selalu bersikap formal setiap waktu.

Namun di hari pertama sekolahnya, mereka dikejutkan dengan sosok John, guru Bahasa Inggris menggunakan metode belajar yang tak biasa. John adalah guru yang selalu berpesan kepada murid-muridnya untuk membuat hidup lebih bermakna. Ia juga berusaha membuat para muridnya menyukai keindahan sastra. Cara mengajar yang diterapkan John berbeda dengan guru lainnya, membuat John dikagumi banyak murid. Hingga terbentuklah Dead Poets Society, sebuah klub puisi rahasia untuk pecinta sastra.

John menjadi inspirasi bagi muridnya untuk selalu membuat perubahan dalam hidup mereka dan kerap memberi motivasi. Dari film ini, kita belajar bahwa tujuan utama pendidikan adalah memfasilitasi siswa agar mampu menjadi pemikir dan pembelajar yang mandiri.

Itulah lima rekomendasi film dan serial seru dengan banyak pelajaran yang bisa diambil. Selain menginspirasi, film dan serial di atas mengajarkan kita untuk selalu mencari peluang dalam setiap keadaan dan melatih kita berpikir kritis.

Tentunya, kamu bisa bersantai sambil melepas penat walau hanya di rumah. Setelah membaca sedikit sinopsis dari lima rekomendasi film tersebut, film manakah yang akan kamu tonton lebih dulu?

(Sumber: Zenius, Movieden.net dan Konde.co)

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!