Laporan Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Jerman Segera Dirilis

Sebuah laporan menyimpulkan, pada tahun 2018 setidaknya 3.677 orang pernah dilecehkan oleh pastor dan pejabat gereja lainnya di Jerman antara tahun 1946 dan 2014. Lebih dari separuh korban berusia 13 tahun atau lebih muda, dan hampir sepertiga dari mereka pernah bertugas sebagai putra altar.

Sebuah laporan resmi yang telah lama ditunggu-tunggu tentang penanganan Gereja Katolik atas kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastor dan sejumlah pejabat gereja lainnya di Keuskupan Agung Munich, Jerman, akan segera dirilis.

Keuskupan agung yang pernah dipimpin oleh Paus Benediktus XVI yang kini sudah pensiun tersebut, meminta laporan itu dari firma hukum Westpfahl Spilker Wastl hampir dua tahun lalu, dengan mandat untuk menyelidiki pelecehan yang terjadi antara 1945 dan 2019 dan apakah para pejabat gereja di sana menangani tuduhan-tuduhan itu dengan benar.

Keuskupan agung, yang uskup agungnya saat ini adalah mitra dekat Paus Fransiskus, dan firma hukum tersebut mengatakan bahwa para pejabat tinggi gereja itu belum diberitahu tentang hasilnya sebelum diterbitkan.

Uskup Agung Munich, Kardinal Reinhard Marx, hingga saat ini tidak dinyatakan terlibat dalam kesalahan apa pun. Namun tahun lalu, ia menawarkan untuk mengundurkan diri atas kesalahan Gereja Katolik itu dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual, dan menyatakan bahwa skandal itu telah membawa gereja itu ke jalan buntu.

Fransiskus dengan cepat menolak tawaran itu tetapi mengatakan proses reformasi diperlukan dan bahwa setiap uskup harus bertanggung jawab atas “bencana” krisis pelecehan itu.

Sebuah laporan menyimpulkan pada tahun 2018 setidaknya 3.677 orang pernah dilecehkan oleh pastor dan pejabat gereja lainnya di Jerman antara tahun 1946 dan 2014. Lebih dari separuh korban berusia 13 tahun atau lebih muda, dan hampir sepertiga dari mereka pernah bertugas sebagai putra altar. 

Paus Benediktus ke 16 yang kini sudah pensiun dinilai tidak mengambil tindakan terhadap pastor-pastor yang dituduh melakukan pelecehan seksual di Keuskupan Agung Muenchen dan Freising ketika dia menjadi Uskup Agung pada periode 1977 hingga 1982, demikian menurut sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (20/1).

Biro Hukum Muenchen, Westpfahl Spilker Wastl menerbitkan sebuah laporan setelah keuskupan meminta agar biro itu menyelidiki tuduhan pelecehan yang terjadi antara tahun 1945 dan 2019 di keuskupan tersebut, sebuah teritori Gereja Katolik Roma di Bavaria, Jerman.

Laporan itu menyimpulkan, sedikitnya terdapat 497 korban – kebanyakan laki-laki muda – yang dilecehkan secara seksual selama kurun waktu itu. Pengacara biro hukum itu mengatakan banyak kasus lainnya kemungkinan tidak pernah dilaporkan.

Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Vatikan belum bisa mengomentari laporan itu sampai berkesempatan membaca seluruhnya, dan akan “mengkaji secara hati-hati dan terperinci” laporan tersebut. Tetapi dia sekali lagi mengungkapkan penyesalan Vatikan atas pelecehan anak-anak muda itu yang dilakukan oleh para pastor.

Biro hukum itu menyelidiki siapa yang mengetahui empat tuduhan pelecehan seksual dan tindakan apa yang diambil sebagai tanggapan.

Ketika menyajikan laporan itu, pengacara Martin Pusch mengatakan bahwa Paus Benediktus, yang nama sebelumnya adalah Joseph Ratzinger, tidak berbuat apa-apa terhadap tuduhan itu ketika dia menjabat sebagai Uskup Agung. [jm/em/ab/uh]

Voice of America

Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!