Thanks God It’s Friday (TGIF): Rehat Dulu, Biar Gak Oleng Melawan Patriarki 

Hari senin sampai kamis hari-hari kita selalu berat dan penat. Biar kamu gak oleng melawan patriarki, rehat dulu dan jangan lupa untuk bilang: Thanks God, It’s Friday!

Kenapa hari Jumat rasanya spesial? Thanks God It’s Friday disingkat TGIF (Terima Kasih Tuhan Ini Jumat). Kalimat ini seringkali berseliweran di berbagai platform perbincangan termasuk media sosial. 

Ditelusuri dari berbagai sumber, TGIF awal mulanya banyak berkembang di negara-negara seperti Amerika Serikat yang diidentikkan dengan hari spesial. Bagi pekerja AS, Jumat adalah hari gajian tiap minggu. TGIF bahkan dipopulerkan oleh restoran T.G.I.F pada tahun 1965 dan semakin populer pada tahun 1970-an. 

Tak kurang dari 3 tahun kemudian, film Thanks God Its Friday juga menjadikan TGIF semakin banyak dikenal. Film komedi disko musikal AS ini disutradarai oleh Robert Klane. Selain film, ada pula penyanyi kenamaan AS, Katy Perry yang juga menjadikan TGIF sebagai salah satu single dalam albumnya Teenage Dream

Bagi pekerja, selalu ada rasa senang yang sulit dijelaskan pas mendekati hari Jumat. Rasanya, hari-hari penat dan padat merayap bisa selesai dengan segera bertemunya akhir pekan, Sabtu dan Minggu. 

Jumat ibarat pintu gerbang yang membawa rasa suka-cita. Ya, setidaknya bagiku sebagai pekerja perempuan yang 5×8 jam menjalankan rutinitas. 

Tentu gak asing dong dengan kalimat begini ‘Senin lama banget, rasanya pengen cepet Jumat’. Ya, kalimat itu mungkin saja pernah diam-diam suka kamu pikirkan atau bahkan blak-blakan kamu ungkapkan pas ngerumpi bareng temen-temen. Kalau hari Jumat itu, ya jadi hari paling dinanti-nantikan. 

Dilansir Wellbeing, ternyata ada penelitian yang menyebut bahwa dua hari yang paling banyak diingat dan memiliki keterikatan emosional lebih tinggi dibandingkan hari-hari lainnya termasuk oleh para pekerja perempuan adalah Senin dan Jumat. Beda dengan senin yang dikesankan ‘membosankan’, ‘sibuk’, ‘lelah’, uniknya hari Jumat banyak dianggap sebagai hari ‘pesta’, ‘kebebasan’ dan ‘melepaskan’. 

TGIF bagi Perempuan: Comeback Stronger!

Jumat juga jadi kabar baik untuk bersiap mengambil jeda: mengistirahatkan fisik, batin dan pikiran. Mengisi kembali energi yang salah satunya bisa digunakan untuk menghantam sistem yang tidak adil. 

Bayangin aja, tiap hari terlebih perempuan harus berhadapan dengan sistem yang mendiskriminasi. Mulai dari peran ganda domestik, bias yang dilekatkan pada tubuh perempuan, stereotip yang merugikan perempuan sampai dunia kerja yang sangat maskulin. Bahkan berbagai potensi pelecehan dan kekerasan yang sampai saat ini masih mengintai para perempuan. 

Jadi singkatnya, Jumat bisa digunakan sebagai ‘jeda’ kembali memperhatikan diri (self care), menyembuhkan, dan mengumpulkan kekuatan-kekuatan. Biar gak oleng saat berjuang melawan patriarki yang masih kental di masyarakat kita.  

Meminjam istilah comeback stronger, bagiku hari Jumat bisa menjadi momen jeda yang akan mengembalikan diriku lebih kuat lagi. Setidaknya untuk sepekan ke depan. 

Ada banyak aktivitas kok yang bisa kamu lakuin ketika masa jeda itu. Melansir Boldsky yang sekaligus menjelaskan alasan-alasan kenapa Hari Jumat sangat disukai banyak orang lho, apa saja?

1.Bisa Leyeh-leyeh 

Usai seminggu penuh yang sibuk, jumat biasanya banyak disukai karena bisa dibuat leyeh-leyeh atau bersantai. Tinggal merapikan pekerjaan atau evaluasi kerja. Kamu bisa mengambil ritme bekerja yang lebih santai dengan lebih rileks karena sebentar lagi libur akhir pekan. Eitsss tapi ingat ya, Jumat bisa ‘leyeh-leyeh’ kalau memang kamu sudah menuntaskan pekerjaan dengan baik di hari-hari sebelumnya atau kantormu yang tidak menerapkan masuk kerja di weekend

Momen leyeh-leyeh ini bukan berarti kamu bisa bermalas-malasan juga ya. Ingat kan, apa yang kita akan hantam ini adalah sistem patriarki yang telah mengakar kuat. Setidak-tidaknya, kita juga harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas diri terkait feminisme. Ya, kamu bisa meluangkan waktu leyeh-leyehmu dengan banyak membaca, diskusi, sampai berjejaring. 

2.Have a Good Time

Gak ada yang salah juga, kalau sejenak kamu ‘have a good time’ di momen jedamu.  Kesehatan mentalmu juga penting dijaga. Kamu bisa janjian kongkow ngopi bareng teman kantor atau main di pulang kerja hari Jumat. Mumpung besoknya libur akhir pekan, ngadain pesta kecil-kecilan bareng teman-teman juga tidak masalah. 

Bagi kamu perempuan yang sedang membangun relasi sehat, bisa juga memanfaatkan hari Jumat malam untuk quality time bareng orang tersayang. Entah itu sekadar ngobrol berkualitas, makan dan motoran bareng keliling kota atau nonton bioskop. Ingat, mood baik juga akan meningkatkan optimisme kamu dan mental yang kuat. 

3. Hibernasi dan Me Time

Sistem kerja yang eksploitatif seringkali merampas jam tidur. Terlebih bagi perempuan yang mendapatkan diskriminasi berlapis karena selalu dilekatkan dengan beban mengurus rumah tangga. Nah, sambil terus menanamkan kesalingan (mengerjakan domestik tak memandang gender), kamu juga bisa memanfaatkan Hari Jumat untuk menyiapkan hari jedamu dengan istirahat panjang (hibernasi).  

Sepulang bekerja di Hari Jumat, kamu gak masalah lho rebahan dengan menikmati empuknya bantal sampai esok pagi tanpa alarm atau notifikasi gadget. 

Tenggelam dalam pekerjaan, kadang juga bikin lupa akan kondisi diri. Nah, pada hari Jumat yang terasa lebih ringan adalah waktu ‘memanjakan diri’ yang pas. Kamu juga bisa menghabiskan Jumat pulang kerja untuk bersantai sejenak makan enak atau relaksasi di salon. Ada juga yang mampir ke mall membeli skincare atau peralatan yang bisa menunjang hobi serta upgrade diri seperti membaca buku-buku terkait feminisme yang bisa memperkaya pengetahuanmu.

Kalau kamu, apa aktivitas yang paling disuka untuk merayakan TGIF? 

Nurul Nur Azizah

Bertahun-tahun jadi jurnalis ekonomi-bisnis, kini sedang belajar mengikuti panggilan jiwanya terkait isu perempuan dan minoritas. Penyuka story telling dan dengerin suara hujan-kodok-jangkrik saat overthinking malam-malam.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!