Go Internasional Setelah Belajar Bahasa Inggris di Sekolah PRT

Belajar Bahasa Inggris. Ini hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya ketika saya masuk sekolah Pekerja Rumah Tangga (PRT). Dengan bekal ilmu inilah saya bisa go international dan mengadu nasib ke Korea.

Bayangkan, kamu bisa go international ke Korea setelah kamu belajar bahasa Inggris. Tidak seperti lainnya yang dapat fasilitas mewah belajar bahasa Inggris, saya belajar bahasa Inggris di sekolah sederhana bernama: sekolah Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Karsia Tahir, demikian orang tua saya memberi nama untuk saya. Saat ini saya bekerja sebagai pekerja rumah tangga atau PRT di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebenarnya saya sudah cukup lama bekerja sebagai PRT, tapi saya baru bergabung dengan Serikat PRT Paraikatte 4,5 tahun lalu, tepatnya pada November 2017.

Saya bergabung dengan organisasi PRT yang menaungi para PRT di Makassar itu setelah diajak oleh ibu Erni. Kami menyebut upaya merekrut PRT agar bergabung dengan SPRT ini dengan istilah rap.

Dalam proses ini kami para PRT yang belum bergabung dengan SPRT didatangi secara personal, lalu dikenalkan dengan pengurus organisasi dan dijelaskan apa SPRT, kegiatan apa saja yang dilakukan serta apa manfaatnya bergabung dengan SPRT.

Setelah berkenalan dengan ibu Erni, saya lantas dikunjungi ibu Umy. Meski telah dijelaskan panjang lebar tentang manfaat bergabung dengan SPRT dan diajak untuk bergabung, saya tidak serta merta mengiyakan ajakan dia. Baru satu bulan kemudian saya menyatakan bergabung dengan SPRT Paraikatte, dan saya menyadari keputusan yang saya ambil banyak mengubah jalan hidup saya.

Sebelum bergabung dengan SPRT, saya tidak berani secara terbuka menyebut pekerjaan yang saya jalani, Terus-terang saya merasa malu untuk mengatakan bahwa saya bekerja menjadi PRT. Tapi setalah sering bergabung dengan bu Umi dan bu Erni yang aktif di SPRT, perlahan rasa percaya diri saya tumbuh.

Saya menyadari tidak ada yang salah dengan menjadi PRT. Bahkan dengan menjadi PRT saya tak hanya ikut membantu ekonomi keluarga saya, tetapi juga mendukung roda ekonomi dan usaha majikan saya. Atau bahkan lebih luas, kerja saya sebagai PRT turut menggerakkan ekonomi daerah saya.

Kini saya bisa dengan percaya diri dan tidak malu lagi mengatakan kepada orang lain bahwa saya bekerja sebagai PRT. Kalau dulu saya tertutup pada keluarga dan teman-teman,  sekarang saya tidak malu lagi.

Go Internasional

Tak hanya menumbuhkan rasa percaya diri, dengan bergabung ke SPRT saya juga mendapatkan berbagai pengalaman dan banyak ilmu baru. Saya juga menemukan banyak kawan baru yang bisa saling mendukung dan menguatkan,

Bahkan, berkat SPRT saya bisa mengunjungi ibu kota negara, Jakarta dan berkenalan dengan teman-teman sesama PRT dari berbagai provinsi di Indonesia.

Saya juga berkesempatan menimba ilmu langsung dari mbak Lita Anggraeni yang telah belasan tahun memperjuangkan hak-hak PRT di Indonesia.

Saya juga berkesempatan bertemu langsung dengan pak Ari Ujianto dan bu Arum yang selama ini sering berbagi ilmu tentang bagaimana berkampanye di media sosial. Bagi saya ini pengalaman yang sangat berkesan, dan mungkin tak akan saya dapatkan jika saya tidak bergabung dengan SPRT. 

Oh ya, ada satu lagi manfaat bergabung dengan SPRT yakni saya bisa belajar Bahasa Inggris dan mengembangkan berbagai ketrampilan terkait pekerjaan domestic. Dengan bekal ilmu inilah saya bisa go international dan mengadu nasib ke Korea.

Alhamdulillah banyak ilmu saya dapatkan. Dan,  saya sangat bersyukur saya dipertemukan dengan bu Erni dan mengikuti ajakan mbak Umy untuk bergabung dengan SPRT Paraikatte di Makassar untuk bersama-sama memperjuangkan nasib kami.

Kini setelah hampir lima tahun bergabung dengan SPRT saya semakin aktif mengembangkan organisasi. Saya aktif mengajak teman-teman PRT di Makassar untuk bergabung dengan SPRT.

Ada satu mimpi yang hingga saat ini terus diperjuangkan oleh ribuan perempuan yang bergabung dengan SPRT di berbagai kota, yakni agar pemerintah dan DPR segera mengesahkan Rancangan Undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

Harapan kami, dengan disahkan RUU PPRT ini jutaan PRT yang mayoritas perempuan akan memiliki payung hukum seperti halnya pekerja lain. Karena, hingga saat ini, masih banyak orang yang belum menganggap kami sebagai pekerja.

Kerja-kerja kami yang terbukti bermanfaat bagi pemberi kerja dan keluarga belum dianggap sebagai sebuah pekerjaan. Masih banyak PRT yang bekerja dalam kondisi tidak layak, diupah rendah dan tidak memiliki jaminan kesehatan. Lebih dari itu, banyak teman-teman PRT yang mengalami perlakuan yang tidak manusiawi, sehingga dengan disahkannya RUU PPRT, nasib kami para PRT akan lebih baik.  

KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan”, adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui pendidikan literasi digital dan tulisanTulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan kerjasama www.Konde.co yang mendapat dukungan dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT).

Karsia Tahir

Aktif di Sekolah Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Paraikatte, Kota Makassar
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!