Ketika Kamu Sedang Tidak Baik-baik Saja: Terima Saja dan Peluklah Dirimu

Mengungkapkan rasa sedih, kecewa atau marah itu biasa. Mengeluh apalagi menangis itu bukan berarti kamu lemah. Tidak apa-apa, sesekali kamu melakukannya. Itu justru membuatmu lebih mengenali dan menyayangi dirimu sendiri.

Pernah nggak kamu merasa begitu down hingga seolah-olah sedang berada di titik terendah? Orang-orang di sekitarmu pun semua yang terjadi di sekitarmu seolah tak mendukung usahamu? Atau malah, kamu merasa memiliki begitu banyak kekurangan dan kegagalan?

Jika iya, lantas sikap apa yang kamu pilih untuk mengatasi situasi seperti ini? Pura-pura baik-baik saja agar tidak merepotkan orang lain atau agar kamu terlihat kuat ? Terus berupaya untuk menjadi sempurna? Atau bersikap jujur, Sehingga orang-orang dan semesta di sekitarmu sedang tidak baik-baik saja?

Sering terjadi, kita mencoba mengabaikan emosi negatif, misalnya sedih, kecewa atau marah. Sebisa mungkin kita berusaha menahan diri untuk tidak mengekspresikan emosi ini, hanya karena orang-orang memandang kalau mengeluh apalagi menangis sebagai tanda ‘kelemahan’.

Tapi, ada satu hal yang kamu kudu ingat bahwa hidup ini tak selalu indah. Hidup tak selalu sesuai seperti apa yang kita mau. Jadi mengakui sedang tidak baik-baik saja bukanlah sebuah aib. Karena sebagai manusia yang punya emosi, wajar jika satu saat kita gagal atau tak mampu ‘mengalahkan’ masalah.

Kamu tak perlu malu untuk merangkul semua luapan emosi yang kamu rasakan. Dengan merangkul semua emosi yang kamu rasakan, kamu akan lebih mudah menerima dirimu sebagaimana adanya. Sudah bukan saatnya lagi terus berpura-pura merasa baik-baik saja. Merasa dan mengakui seang tidak baik-baik saja itu bukan dosa, dan itu justru lebih baik buat jiwa dan kesehatan kamu.

Jika selama ini kamu bisa dengan mudah mengungkapkan perasaan cintanya pada orang yang kamu sayangi, bisa dengan enteng memeluk kawanmu kala mereka bersedih dan melakukan segala cara untuk menghiburnya, atau begitu mudah mengapresiasi pekerjaan orang lain. Maka mulai sekarang lakukan hal itu juga untuk dirimu sendiri.

Mulailah untuk menerima dan memeluk dirimu sendiri ketika sedang bersedih, takut, kecewa atau bahkan marah. Memvalidasi dan tidak menyangkal perasaan yang kamu rasakan adalah wujud kasih sayang pada diri sendiri.

Nggak apa-apa banget, jika kamu mengaku kecewa, gagal atau sedih. Bahkan, dengan menerima keadaan, kamu akan menemukan cara untuk perlahan pulih dari luka atau kejadian traumatis. Dengan tidak mengingkari keadaan, kamu akan lebih mudah mengambil pelajaran dari kegagalan itu dan lantas membuka jalan untuk menjadi dirimu yang lebih baik di masa yang akan datang.

Jadi ketika kamu merasa sedang tidak baik-baik saja, jalani saja rasa itu. Jangan mencoba menolak, apalagi mengingkari nya. Berikut, Konde rangkumkan beberapa hal yang penting kamu renungkan ketika kamu merasa sedang tidak baik-baik saja.

Semua orang punya masalahnya masing-masing

Percayalah, bahwa dirimu bukanlah orang yang paling banyak punya masalah. Mungkin kamu sering membandingkan kehidupanmu dengan orang-orang di sekitar kamu. Kadang kamu melihat begitu banyak kekurangan ataupun masalah yang harus kita hadapi, sementara orang lain terlihat begitu mudah menjalani hidup mereka.

Lantas, kamu mencemburui keberhasilan yang dicapai orang-orang di sekitarmu. Padahal kamu tidak tahu apa yang ada di balik semua itu. Dalam kenyataannya, mungkin saja di balik suksesnya orang itu menyimpan perjuangan yang panjang. Atau di balik senyumnya, dia menyimpan masalahnya sendiri.

Percayalah, sejatinya setiap orang itu sama. Di balik kisah sukses, mungkin tersimpan sederet kegagalan dan jejak luka dari sebuah perjuangan.  Intinya, masing-masing orang memiliki masalah dan beban yang harus ditanggung. Jadi nggak apa-apa jika kamu merasa tidak baik-baik saja.

Hidup tak selalu indah

Life is never flat, selalu akan ada riak dalam kehidupan kita. Hidup ini juga bukan taman bunga, yang selalu indah dan melulu berisi kebahagiaan atau keberhasilan. Dalam perjalanannya, ada pula sakit hati, luapan emosi, perjuangan, pengkhianatan hingga hilang rasa percaya.

Menghadapi realita ini, tak ada yang bisa kamu lakukan selain menjalaninya. Tak perlu menghindari atau menentangnya. Setelah badai itu berlalu, perlahan ambil kembali kepingan-kepingan itu untuk kemudian menatanya menjadi rencana baru. Satu hal yang kamu perlu ingat, proses pemulihan ini tak selalu berjalan mulus. Jadi kamu mungkin harus berulang kali jatuh dan harus bangkit lagi. Jika memang kamu merasa lelah, cobalah ambil jeda. Namun, jangan pernah berhenti berharap.

Hidup itu tak selalu hitam putih

Ketika kamu berhasil atau sebaliknya, kamu gagal, yakini bahwa hidup tak sehitam-putih itu. Bisa jadi dalam sebuah kegagalan atau masalah yang kamu hadapi, di baliknya kamu menemukan kebahagiaan yang tak kamu sangka-sangka. Atau kamu akan menemukan pelajaran, hikmah atau bahkan bencana yang lebih besar di baliknya.

Sebaliknya, saat kamu berhasil mungkin saja kamu kehilangan sesuatu yang lain dalam hidupmu. Jadi, mulai sekarang coba untuk percaya bahwa di balik setiap masalah ada selalu manfaat atau hikmah yang bisa kamu ambil.

Masalah harus dihadapi

Ketika kamu tak berani mengakui bahwa dirimu sedang tidak baik-baik saja, maka kamu akan cenderung untuk lari dari masalah kamu. Padahal, tindakan ini justru hanya akan membuat masalah makin rumit. Yang lebih parah, sikap kamu bisa membuatmu merasa lebih kosong dari sebelumnya.

Jadi ketimbang melarikan diri dari masalah, cobalah untuk mencari yang tepat untuk mengurai masalah kamu. Jika memang diperlukan, jangan segan untuk meminta bantuan orang lain bahkan professional seperti psikolog ataupun psikiater. Dalam banyak kejadian, bantuan professional besar perannya dalam pemulihan diri. Dengan bantuan mereka, kamu bisa merasa lebih tenang dan lebih mantap menentukan langkah ke depan.

Tak semua keinginan kita tercapai

Ya, tak semua harapan dan keinginan kita bisa terwujud. Jadi gagal itu hal yang lumrah dan jamak terjadi. Meski kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk apa yang kamu impikan, belum tentu keinginan itu bakal terwujud.

Jika itu terjadi, saat apa yang kamu upayakan belum memberikan hasil sesuai yang kamu kehendaki terima dengan lapang dada. Yakini ada alasan lebih besar di baliknya, suatu saat nanti kamu akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih tepat untukmu.

Karena bila kamu selalu mengikuti obsesi, menjalani hidup akan terasa lebih berat. Sebagai ganti, latih diri untuk terus fokus pada solusi. Jadi, selain berusaha mendapatkan skenario sesuai keinginanmu, jangan lupa bersiap juga menerima skenario terburuk. Penerimaan itu penting banget buat kebahagiaan dan kesehatan mental kamu.

Sembuhkan jika batinmu terluka

Banyak orang menjalani hidupnya dengan menyimpan duka masa lalunya. Meski tak mudah, luka masa lalu ini butuh disembuhkan. Jika tidak disembuhkan, luka batin atau trauma itu bisa mengganggu kesehatan mental kamu.

Dan, kesehatan mental itu sangat menentukan bagaimana kamu akan menjalani hidup kamu. Jadi, jika memang kamu merasa memiliki luka itu, cobalah untuk perlahan-lahan menyembuhkannya. Jika perlu, jangan ragu untuk meminta bantuan professional.

Ingat, akan seperti apa kamu menjalani hidupmu semua ada di tangan kamu. Dirimu milikmu seutuhnya. Jika memang dirimu butuh memulihkan diri, kamu tak perlu merasa bersalah untuk sejenak mengabaikan orang lain. Mencari kebahagiaan diri sendiri itu tidka salah, karena setiap orang memiliki kehidupannya masing-masing.

Bijaklah dalam berkata-kata

Setiap kata yang kamu ucapkan dapat mendorong semangat maupun meluruhkan mimpimu dan mimpi orang lain. Karenanya, bijaklah dalam berucap baik kepada dirimu ataupun kepada orang lain. 

Esti Utami

Selama 20 tahun bekerja sebagai jurnalis di sejumlah media nasional di Indonesia
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!