Film ‘Encanto’: Pentingnya Kesehatan Mental Dan Penyembuhan Trauma Antar Generasi

Walt Disney merilis film animasi terbaru berjudul ‘Encanto’. Film tersebut mengisahkan keluarga yang mempunyai talenta sihir. ‘Encanto’ juga menunjukkan adanya penyembuhan dari trauma antargenerasi. Film memperoleh Piala Oscar untuk animasi terbaik.

Film Encanto Disney menggambarkan kisah multigenerasi tentang seorang nenek dan keluarganya yang memiliki talenta sihir, yang dipaksa meninggalkan desa mereka untuk mengungsi di tempat lebih aman di Kolombia. Film ini telah menerima para kritikus dan memenangkan Oscar untuk fitur animasi terbaik di Academy Awards tahun ini.

Tapi komentator juga telah membuat kritik pedas film ini terkait dengan kurangnya penjahat atau lebih buruk lagi, adanya fitnah pada sosok ibu, Abuela.

Dari sudut pandang saya sebagai sarjana yang meneliti perpindahan dan migrasi, yang menonjol di Encanto adalah bagaimana setiap generasi Madrigal mengalami trauma dan bagaimana trauma itu membentuk kehidupan mereka dan pilihan merka. Sebagai seorang keturunan Asyur (orang pribudi di Irak) yang mengalami perpindahan dan migrasi, menurut saya ulasan negatif ini melewatkan aspek kunci.

Gema trauma dan perpindahan

Pemirsa mengenal anggota tertentu dari keluarga Madrigal melalui nyanyian seperti “Surface Pressure” dari Lousia atau lewat Isabela yang menyanyikan “ What Else Can I Do?

Namun saat kami melihat karakter ini, menjadi jelas bahwa keluarga ini secara keseluruhan memiliki dinamikanya sendiri, karena setiap anggota diam-diam berjuang sendiri dengan keahliannya. Sepertinya setiap anggota keluarga diam-diam berjuang dengan masalah kesehatan mental juga.

Tapi bukankah ini kisah hampir setiap keluarga migran? Gagasan bahwa kita sangat bersyukur telah “berhasil” ke rumah baru kita sehingga kita harus melakukan segala upaya kita untuk membangun kehidupan terbaik, terlepas dari apa yang kita lakukan?

Migrasi berarti meninggalkan segalanya dan semua orang yang kamu kenal. Pengorbanan semacam itu menuntut perjuangan terus-menerus untuk menuju kesempurnaan sehinggamembuatnya berharga — perjuangan terus-menerus yang bisa menjadi racun dan berbahaya.

Banyak penjahat

Inilah sebabnya kritik dari film yang dianggap tidak memiliki penjahat kurang tepat. Siapa pun yang menonton film yang telah mengalami perpindahan melalui perang atau kekerasan akan merasa bahwa Disney tidak perlu menggambarkan penjahat.

Misalnya, kelompok Asyur dihantui oleh momok genosida, pencurian tanah kami dalam pembuatan Irak, Suriah, Iran dan Turki, dan wilayah Kurdistan baru-baru ini yang mengubah kami menjadi “minoritas” di tanah leluhur kami.

“Penjahat” yang bersembunyi di bayang-bayang pikiran kita: kolonialisme, imperialisme, dan perbatasan yang dibangun oleh negara yang sama yang memiliki andil dalam penghancuran tanah air kita, mengubah kita menjadi pengungsi, dan memaksa kita untuk bermigrasi jauh dari keluarga, saudara, dan teman kita.

Bacaan kontekstual

‘Encanto’ menceritakan kisah perpindahan dari perspektif keluarga Latin — sebuah keluarga yang memiliki warna kulit yang berbeda menjelaskan kompleksnya realitas kolonial tentang invasi, perampasan tanah, dan sejarah yang saling terkait dan identitas rasial. Ini muncul dari sudut pandang sebuah keluarga yang pengalamannya berbicara kepada orang-orang di seberang lautan, daratan, dan waktu.

Ulasan yang mengutuk Abuela sebagai “racun” menghapus sosoknya dari konteks traumanya. Lensa trauma tidak dimaksudkan untuk menyiapkan alasan atau melegitimasi hal yang buruk dan salah, tetapi untuk membantu kita memahami bahwa orang yang kesakitan sering mewariskan rasa sakit ini. Lensa ini berfokus pada belas kasih bagi korban dan pelaku. Ini berarti kerangka intervensi budaya tertentu yang mengakui trauma sejarah dan antargenerasi.

Dari lensa ini, kita dapat memahami bahwa Abuela bukanlah penjahat yang haus kekuasaan, melainkan penyintas trauma.

Menunjukkan cara baru

Abuela membutuhkan bantuan untuk menyembuhkan traumanya dan kesedihan untuk memutus siklus yang berakar kuat dalam konteks sejarahnya. Mirabel, putri bungsu Julieta dan Augustín Madrigal dan protagonis Encanto, meminta pertanggungjawaban Abuela dengan menjelaskan bagaimana perilaku telah memengaruhi keluarganya.

Mirabel menggambarkan kekuatan belas kasih saat dia meraih tangan Abuela dan berterima kasih padanya atas semua yang telah dia lakukan untuk memastikan kelangsungan hidup keluarga dan komunitas mereka, dan membawanya pulang untuk menunjukkan cara lain.

Ada dua hal yang mungkin benar: Perilaku Abuela adalah racun, dan dia telah memastikan kelangsungan hidup keluarga dan komunitasnya. Mirabel dapat meminta pertanggungjawabannya dan berterima kasih atas kerja keras dan pengorbanannya.

Keluarga Madrigal menggunakan bakat mereka tanpa pamrih untuk membangun dan melayani komunitas mereka. Para penyintas trauma belajar dari usia kecil bahwa mereka tidak boleh meminta apa yang mereka butuhkan sebagai individu. Bertahan hidup berarti setiap orang melakukan bagian mereka untuk kebaikan bersama karena kamu hanya bertahan sebagai bagian dari upaya kolektif — pengingat yang dapat kita semua gunakan dalam konteks pandemi.

Pengungsi dan imigran sering kali memiliki dinamika keluarga yang lahir dari keadaan yang tidak adil dan penuh kekerasan karena trauma yang mengubah otak kita.

Gangguan terhadap mode bertahan hidup

Mirabel membantu keluarganya untuk memutus siklus trauma antargenerasi ini dengan mengingatkan Abuela untuk bertahan hidup bukan cara yang permanen, dan bahwa hidup adalah tujuan yang sebenarnya. Mirabel memulai proses ini sepanjang film bersama keluarganya, termasuk Abuela. Akhir film menunjukkan casita — rumah keluarga — dibangun kembali di atas nilai-nilai yang berbeda untuk menjalani kehidupan, bukan hanya bertahan.

Mirabel dapat melakukan pekerjaan ini karena dia tidak harus menjadi Abuela. Pelukan Mirabel atas Abuela setelah akhirnya menghargai pengalaman dan pengorbanannya menjadi contoh karunia kasih sayang dan menandakan awal dari melakukan hal-hal yang berbeda ke depan. Seperti inilah proses penyembuhan itu.

Mungkin sudah waktunya untuk mendengarkan suara orang-orang yang tidak kesulitan menyebutkan nama penjahat dalam film, dan yang bisa melihat anggota keluarga mereka sendiri di setiap karakter, karena mereka memahami warisan trauma antargenerasi. Memutus siklus yang berbahaya adalah penting, tetapi menempatkan dinamika ini melalui lensa trauma dan kasih sayang adalah cara untuk memutus siklus ini sebagai upaya untuk proses penyembuhan bagi keluarga dan sebagai masyarakat.


Arina Apsarini dari Binus University menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Mariam Georgis, SSHRC Postdoctoral Fellow, Department of Political Studies and Mamawipawin: Indigenous Governance and Community Based Research Space, University of Manitoba

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Mariam Georgis

SSHRC Postdoctoral Fellow, Department of Political Studies and Mamawipawin: Indigenous Governance and Community Based Research Space, University of Manitoba
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!