Dari Zero Menjadi Hero: PRT Jadi Jalan Keluarku Untuk Bangkit

Saya adalah seorang Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan pemusik amatir laki-laki yang kini bisa kembali menerjuni dunia musik setelah berbulan-bulan menganggur. Jingle iklan karya saya viral dan saya bisa kembali menekuni dunia yang menjadi passion saya yakni bermusik. Semua itu berkat majikan saya yang bersedia membantu saya belajar media sosial dan menggunakan handphone.

Awalnya, saya adalah seorang musisi, walaupun terbilang amatir. Saya beserta teman saya pernah bikin grup band di sekolah, kemudian berlanjut sampai kami tamat sekolah.

Selama 10 tahun, kami tampil di beberapa kafe di Surabaya baik secara reguler atau acara-acara khusus. Namun seiring perjalanan, kami tak mengira bahwa grup band kami bakal bubar.  

Bubarnya grup band kami ini karena sepinya job. Tak ada lagi tawaran manggung yang kami terima, baik secara reguler ataupun ketika ada event khusus akibat dampak pandemi Covid-19. Kami pun menganggur beberapa bulan. Tabungan terus menipis, sehingga saya merasa begitu terpuruk.

Pada suatu siang, saking bingungnya kala itu, saya berjalan kaki menyusuri jalan di sekitaran jalan dukuh Kupang Surabaya. Maklum, uang saya semakin menipis. Kendaraan satu-satunya yang saya punya, sepeda motor, pun juga sudah terjual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak ada pilihan lain selain berjalan kaki. 

Asal tahu saja, meskipun saya lajang namun saya punya tanggung jawab harus menghidupi empat orang di rumah. Selain saya sendiri, ada ibu saya dan dua orang keponakan saya yang adalah anak yatim. Mereka saya rawat karena ibunya yang adalah adik kandung saya meninggal dunia, sedangkan ayahnya menikah lagi.

Di saat saya berjalan kaki itu, kebetulan sekali saya melihat ada poster yang menempel di samping tembok sebuah rumah yang cukup besar. Di poster itu dituliskan dengan jelas: “Dibutuhkan seorang PRT, bisa laki laki ataupun perempuan”

Membaca poster itu, saya girang bukan kepalang. Setelah berbulan-bulan tidak bekerja, akhirnya saya menemukan peluang. Saya pun memberanikan diri untuk bertanya apakah lowongan tersebut masih tersedia. Saya ketuk perlahan pagar rumah itu sambil mengucapkan salam:

“Assalamualaikum, Assalamualaikum, Assalamualaikum……”

Mendengar salam saya, keluarlah seorang laki-laki dari dalam rumah. Sambil tersenyum ia bertanya, Ada apa dan apa yang bisa dia bantu? Saya langsung menjawab bahwa saya ingin melamar kerja sebagai PRT apa masih ada lowongan.

Laki-laki itu lalu mempersilahkan saya masuk, dan bertanya kepada saya apakah pernah menjadi PRT.

“Belum pak, tapi saya mau belajar,” jawab saya terus terang.

Mendengar jawaban saya, dia langsung menjelaskan bahwa bekerja di rumahnya, pekerjaannya serabutan, gajinya juga tidak terlalu besar. Selain itu juga harus tinggal di rumah tersebut dan hanya mendapat libur satu bulan sekali, yakni waktu gajian.

Saat itulah saya baru bisa pulang bertemu dengan keluarga. Meski agak berat, saya tidak berpikir waktu lama dan langsung mengambil kesempatan itu. Waktu ditanya kapan saya siap bekerja, saya katakan bisa hari itu juga. Saya katakan saya bisa menyapu, mengepel dan belanja.

Akhirnya siang itu pun saya mulai bekerja. Saya menyapu dan mengepel teras, ruang tamu, dapur dan ruang makan, sementara si empunya rumah berangkat kerja. Setelah itu, saya membersihkan kamar mandi dan toilet.

Setelah semua selesai, majikan pun pulang kerja. Sekitar pukul 8 malam, dia  memanggil saya untuk dibelikan tahu tek. Dia menyuruh beli dua bungkus, satu untuk dia dan satunya lagi untuk saya. Dia lantas mengajak saya makan bersama.

Saat makan, dia menanyakan apakah saya punya handphone atau HP. Ketika saya jawab, saya tidak punya dia menyarankan saya untuk membeli HP agar mudah dihubungi. Karena dia tahu saya tidak punya uang, ia lantas menawarkan salah satu HP miliknya.

HP itu dihargai Rp 500 ribu, yang pembayarannya bisa dicicil selama 5 bulan atau 5x Rp 100 ribu. Meski harganya miring, HP itu bisa digunakan untuk media sosial seperti WA, instagram dan youtube.

Tak berhenti di situ, majikan saya yang usianya lebih muda dari saya, juga mengajari saya membuat akun Instagram, WA, Youtube dan email. Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Tak terasa, tahun 2022 ini adalah tahun ketiga saya bekerja sebagai PRT. Saya pun mulai paham cara mengoperasikan HP.

Meninggalkan Pekerjaan PRT dan Kembali Bermusik

Satu hari saat buka-buka instagram, tanpa sengaja  saya melihat promo lomba membuat jingle iklan sebuah produsen sepeda motor. 

Waduh ini kesempatan terbaik buat saya untuk merubah nasib, pikirku waktu itu. Sebab hampir 3 tahun saya bekerja sebagai PRT, sudah saat nya saya kembali ke dunia musik yang menjadi impian saya. Meskipun menjadi seorang PRT juga menjadi kebanggaan bagi saya. 

Saya termasuk beruntung juga mendapatkan majikan yang mendukung apa yang jadi kesukaan saya. Tak hanya mengajari soal menggunakan teknologi handphone, saya juga bisa leluasa menggunakan fasilitas wifi milik majikan.   

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti lomba itu. Lumayan hadiahnya sampai Rp 50 juta. Ditambah kesempatan menjadi pemeran utama dalam web series yang diproduseri salah satu produsen motor terkemuka.

Saya pun mendaftar lomba tersebut dengan karya judul ‘Brio Music Project’. Sehari setelah jingle iklan buatan saya saya upload, respon dan view-nya ternyata banyak banget. 

Dan hari yang dinanti nantikan pun tiba yakni, pengumuman pemenang. Sebagai juara 1 terpilih band asal Bandung. Saya memang belum berhasil menjadi pemenang, namun saya senang jingle iklan yang saya buat viral dan banyak dicover musisi lain. 

Kalau rezeki tak kemana. Meski tak jadi pemenang, saya ternyata bisa mendapatkan kesempatan lain. Satu bulan setelah pengumuman, saya mendapat WhatsApp/ WA dan ditawari untuk main bareng di web series oleh produser motor tersebut. Tanpa berpikir lama saya langsung mengiyakan. 

Setelah saya berpamitan dengan majikan saya, saya berangkat ke Bandung untuk syuting dan take vocal. Selama seminggu di Bandung, saya banyak bertemu dengan orang musik, baik produser, para pemusik yang jadi juara serta dan sutradara tentunya. 

Syuting web series episode 3 telah selesai dan telah di upload di akun Youtube  resmi honda Indonesia. Di situ, saya berperan sebagai special appearance. Dan alhamdulilah, video itu sudah ditonton 400 ribu kali. 

Single resmi pertama saya pun tayang dengan judul ‘Biarkan Anganku’ yang telah resmi dirilis oleh Pianizz Record. Jingle ini bisa diputar di seluruh digital platform yang ada yakni Youtube, Instagram, Spotify dan yang terbaru video audisi jingle iklan saya direpost akun besar Jakarta Keras dengan follower 3 juta follower. Video saya sudah ditonton 400 ribu kali, dilike 50 ribu kali dan dikomen 2000 ribu. 

Begitulah kisahku. Menjadi PRT telah menjadi jembatan yang mengantarkan aku dari zero ke hero. Dari pengangguran sampai menjadi PRT, kini saya bisa dikenal ke seluruh dunia.

Saya pun berkesempatan untuk mendalami pengetahuan tentang dunia hiburan secara digital secara lebih luas. 

Edi Jhon

Pemusik yang pernah jadi Pekerja Rumah Tangga (PRT)
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!