Serial ‘Yang Hilang Dalam Cinta’: Pilih Laki-laki Toksik, Atau Laki-laki Penolak Toksik?

Serial “Yang Hilang Dalam Cinta” adalah sebuah mini seri yang menceritakan sulitnya perempuan keluar dari relasi toksik. Menariknya, film ini menawarkan pilihan-pilihan, yaitu mau keluar dari laki-laki toksik, atau memilih laki-laki tulus penolak toksik

(Sebelumnya, saya peringatkan serial ini mungkin bisa memicu trauma penonton yang pernah berada dalam relasi beracun atau toksik). 

Seri romantis dengan judul “Yang Hilang dalam Cinta” ini bercerita tentang Satria (Dion Wiyoko) dan relasinya dengan Dara (Sheila Dara), dan Rendra (Reza Rahadian).

Serial yang baru terdiri dari 4 (empat) episode ini disutradarai oleh Yandy Laurens dan tayang di Disney+ Hotstar.

Cerita dibuka dengan Satria yang mengenang saat pertama kali ia–seorang remaja Tionghoa peranakan ketika bertemu dengan Dara. Ia diminta oleh ibunya membantu mengerjakan tugas sekolah Dara yang saat itu luar biasa sombongnya. 

Potongan rangkaian pertemuan keduanya yang kemudian muncul menunjukkan bagaimana Satria masih menyimpan perasaan pada Dara yang terakhir ditemuinya saat masih di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Selepas pembukaan film yang dibuka dengan manis, kamera kemudian menyorot Dara dengan darah kering di bibirnya. Sebagaimana mereka yang berada dalam hubungan beracun (relasi toksik), pada bagian pembuka itu, Dara kemudian memaafkan lelaki yang sudah melukainya, Rendra. Sepanjang serial, kekerasan yang dialami Dara memang tidak ditampilkan secara implisit.

Namun, tidak hanya fisik, Rendra juga beberapa kali menyerang Dara secara psikologis. Misalnya, ketika Dara membuat keputusan tanpa berdiskusi lebih dulu dengan Rendra. Sekalipun telah berupaya menyanggah, Dara terpaksa menuruti keputusan Rendra sekalipun hubungan keduanya berpotensi rusak.

Berdasarkan artikel Lisa Aronson Fontes, sikap dominan Rendra dapat diklasifikasikan sebagai kontrol koersif. Selain mengatur hingga hal-hal terkecil seperti cara berpakaian, kontrol koersif bisa juga berupa mengisolasi, mengintimidasi, menguntit, memaksa hubungan seksual, dan seringkali-meski tak melulu–kekerasan fisik. Biasanya pelaku kekerasan dalam pacaran melakukan kontrol koersif pada pasangan mereka dengan berbagai cara secara bertahap, hingga pada akhirnya mereka mengurangi kemampuan korban untuk hidup sebagai orang bebas.

Rendra juga mudah cemburu terhadap hubungan Dara dengan laki-laki lain. Sikap posesif itu diperparah dengan bagaimana ia tidak menghargai privasi Dara. Saat di kamar hotel, ia berkali-kali menanyakan pada Dara tentang hubungannya dengan laki-laki yang akan menjadi fotografer pernikahan mereka, sebelum merebut ponsel Dara.

Selanjutnya, kamera beberapa kali menyorot jam di samping kasur Dara, yang menunjukkan bagaimana keduanya melakukan perdebatan dari pukul 9 malam sampai 3 dini hari. Rendra terus menyerang Dara secara verbal. Ia memanipulasi Dara, membuat perempuan itu merasa bersalah, merasa layak dihukum, dan layak ditinggalkan teman-teman serta keluarganya.

Dara mungkin tidak meninggalkan–bahkan nyaris menikahi Rendra–karena beberapa hal. Dalam sebuah artikel, disebutkan bahwa korban kekerasan domestik bertahan karena beberapa alasan, misalnya ketakutan terhadap kontrol dari pelaku yang bisa berubah dari “membuat korban bertahan di dalam hubungan beracun” menjadi “menghancurkan korban yang memutuskan pergi”. Korban juga bisa khawatir menerima stigma dan rasa malu setelah mengaku menjadi korban kekerasan domestik. Cinta pun dapat menjadi alasan seorang korban bertahan dalam hubungan beracun.

Laki-laki Maskulin versus Laki-laki Baru

Melalui karakter Rendra, kita bisa mengenali “maskulinitas beracun” dimana laki-laki merasa harus menjadi lebih dominan dari perempuan agar disebut “maskulin” atau dianggap sebagai laki-laki seutuhnya. Dominasi ini pun tak segan ditunjukkan dengan kekerasan. Atau, terkadang, kata-kata yang membuat pasangan merasa kecil.

Namun, serial ini juga menampilkan Satria sebagai tokoh antitesis Rendra. Jika maskulinitas beracun membuat laki-laki seperti Rendra enggan mengekspresikan perasaan kasih sayang, Satria justru kebalikannya. Ia secara rutin mengunjungi anjing-anjing terlantar yang dirawat di tempat penampungan milik temannya.

Kedua laki-laki itu juga melihat Dara dengan cara yang berbeda. Rendra melihat Dara sebagai perempuan yang kekanak-kanakan dan merepotkan. Arogansi dan dominasi Rendra juga tampak dari bagaimana ia mengatakan kalau hanya dirinya yang bersedia menikahi Dara. Sementara Satria yang diam-diam mengagumi Dara sejak kecil, justru menganggap perempuan itu begitu dewasa bahkan sejak ia duduk di bangku SD.

Tampaknya, tak seperti Rendra yang merupakan keturunan orang kaya–ia disebutkan sebagai saudara dari pemilik hotel bintang lima tempat Satria bekerja, Satria yang seorang peranakan Tionghoa merangkak ke status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi perlahan-pelan. Sejak pertama bertemu Dara, Satria kecil diperlihatkan sebagai laki-laki yang rajin mengerjakan pekerjaan rumah, rajin membantu ibunya yang memiliki warung makan kecil di perkampungan, dan rela berdarah-darah demi menolong Dara. Barangkali karena “pernah susah” pula, saat dewasa, ia menjadi laki-laki yang lebih rendah hati. Setidaknya sampai empat episode pertama, Satria bekerja menjadi manager hotel bintang lima yang ingin melayani semua tamunya dengan baik.

Sementara itu, karir personal Dara belum ditampakkan secara utuh. Sekilas, penonton dibuat menduga bahwa Dara mengelola restoran yang dibuka Satria untuknya, mengingat perempuan itu memang senang membantu ibu Satria memasak sejak kecil.

Ia juga diingatkan oleh Satria bahwa hubungannya dengan Rendra tidaklah sehat. Karena masih berlanjut, kehidupan Dara mungkin akan dieksplorasi lagi ke depan.

Tak hanya bicara soal cinta antar manusia, serial ini juga menyisipkan keberpihakan terhadap hewan peliharaan. Melalui karakter Bima (Dwi Sasono) dan Rahayu (Asri Welas) yang hangat, penonton disuguhkan pesan tentang bagaimana merawat anjing yang benar, yang perlu disteril agar populasinya terkendali sehingga perawatannya dapat dilakukan dengan baik. Kehadiran keduanya juga menjadi penerang kesuraman kisah Rendra, Dara, dan Satria.

Pada episode-episode yang akan datang, semoga Dara segera sadar bahwa ia sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat dan mencari jalan keluar. Semoga ia ingat dengan mimpi masa kecilnya dan kembali mengejarnya. Semoga Satria mendukungnya menuju kebebasan, dan bukan semata menjadi tempatnya bergantung.

Sumber Gambar: Instagram disneyplushotstarid

Sanya Dinda

Sehari-hari bekerja sebagai pekerja media di salah satu media di Jakarta
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!