Drakor ‘Forecasting Love and Weather’, Ketika Cinta dan Cuaca Sulit Diprediksi

Jika biasanya konten terkait isu perubahan iklim hadir dalam nuansa "kiamat sudah dekat", namun tidak di drakor ini.

Paling bahagia, jika ada drakor bagus tayang di akhir pekan. Saya bisa melihat kembali darama Koera/ drakor Forecasting Love and Weather. Penarik minat utama saya terletak pada Song Kang.

Aktor muda ini selalu berani nyoba berbagai karakter, dan tema-temanya pun menarik. Dia produktif dan serius saat berakting. Makanya, blog saya juga penuh dengan drakor yang dibintangi Song Kang. 

Drakor baru ini pun menarik. Industri drama Korea Selatan selalu punya berbagai pilihan tema. Bagi yang suka drakor keluarga dengan tema-tema perselingkuhan, ada. Tapi selalu ada tema baru setiap tahun. Bahkan kisah jagawana aja bisa dikemas menarik. Padahal, kalau bicara gunung, Indonesia juga punya buanyaaak. Plus segala kisah horor dan mistis yang selalu jadi andalan konten di Youtube 

Nah, drakor Forecasting Love and Weather juga menawarkan tema baru, tema pemanasan global. Seru kan? Namun, isu itu dikemas dalam kisah cinta dan keseharian para pekerja BMKG-nya Korea Selatan.

Proses kreatif

Penulisan naskah drama ini memakan waktu dua tahun. Penulis Seon Yeong juga ‘ngantor’ ke BMKG-nya Korsel selama 8 bulan demi menangkap suasana yang sesungguhnya. Ia juga lembur dua bulan.

Risetnya oke, cuy. Terlihat dari terminologi yang kaya, mantab lah. Kamu bakal banyak banyak belajar istilah meterologi, gak cuma sebatas awan kumulonimbus. Drakor ini juga menadai kembalinya Cha Young-hun ke kursi sutradara setelah merilis drama pemenang Grand Prize di Baeksang Arts Awards ke-56, ‘When the Camellia Blooms’ (tayang 2019).

Pemeran utama Park Min-young dan Song Kang mengaku banyak menonton dokumenter tentang perubahan iklim. Park Min-yong (kiri) dan Song Kang.

Kesan Pertama

Drakor ini dibuka dengan narasi tentang sinyal. Untuk memprediksi cuaca, kita bisa melihat dari gejala alam. Kita tahu kalau langit mendung, biasanya sebentar lagi akan hujan.

Namun para peramal cuaca harus mampu memprediksikan kondisi itu dalam skala waktu yang cukup jauh, agar dapat memberikan informasi akurat bagi masyarakat.

Anomali cuaca dapat berdampak buruk bagi banyak hal, mulai dari potensi kecelakaan, hingga gagal panen. Pekerjaan peramal cuaca semakin relevan dan dibutuhkan dalam situasi saat ini, ketika perubahan iklim sudah bukan ilusi lagi.

Jin Hakyung (diperankan Park Min-young) ialah peramal cuaca senior. Kariernya benderang. Ia cerdas dan teguh berpegang pada teori. Pintar text book, lah.

Sedangkan Lee Siwoo (diperankan Song Kang) lebih berpikir out of box dalam meramal cuaca. Ia berpikiran bebas dan intuitif. Polos dan ceria.

Keduanya sama-sama dikhianati kekasih. Maklum, perasaan seseorang memang tak bisa dibaca. Cuaca dan cinta, kadang-kadang bisa sangat membingungkan. Perubahan bisa mendadak dan berdampak besar. Padahal, sinyal sudah ada. Kita saja yang kadang kesulitan (atau malah tidak mau) membaca.

Selain cerita utama antara dua tokoh itu, drakor ini menghadirkan banyak karakter, yang memiliki sub plot menarik. Pekerja yang mendedikasikan waktunya untuk cuaca namun mulai kehilangan ketajamannya. Sementara, ia pun sudah berjarak dengan istri dan anaknya.

My Two Cents Comment

Buat saya, 20 menit drakor ini sudah sangat memikat, dan tentu saja akan melanjutkan. Saya senang bagaimana isu pemanasan global digarap dalam drakor ini. Jika biasanya konten terkait isu perubahan iklim hadir dalam nuansa “kiamat sudah dekat”, namun tidak di drakor ini.

Feelnya tetap manis. Fenomena yang dihadirkan juga hal-hal yang sehari-hari kita temui, terutama dirasakan oleh warga Korea Selatan. Semangat mendekatkan isu perubahan iklim pada realita sehari-hari ini diharapkan bakal lebih memberdayakan banyak orang untuk melakukan action, meskipun masih terbatas di ranah personal.

dwisep

Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!