Mau Pisah atau Tidak? Ragam Perpisahan Dalam ‘Now We’re Breaking Up’

Drakor ini mengingatkan kembali tak ada kebersamaan yang kekal. Seperti apa kita seharusnya, atau sebaiknya, menghadapi perpisahan?

Jika kita menengok ke belakang, ada berapa perpisahan yang sudah kita alami? Ada yang meninggalkan kesan sedih, ada yang kini terasa biasa-biasa saja. 

Mungkin perpisahan dengan sahabat masa kecil saat pindah rumah. 

Perpisahan dengan teman sekolah saat melanjutkan pendidikan.

Atau dengan teman-teman main saat kuliah. 

Atau perpisahan dengan teman kantor saat resign. 

Atau dengan pacar. 

Bahkan perpisahan karena kematian.  

Pertemuan menghadirkan harapan. Namun perpisahan meninggalkan perasaan asing yang sunyi.  

Drakor Now We’re Breaking Up berusaha menghadirkan berbagai rupa perpisahan. 

Sinopsis

Pada sebuah gempita pesta di ajang Korea Fashion Week di Busan, Ha Yeong-eun  (diperankan Song Hye-kyo) bertemu dengan Yoon Jae-gook (diperankan Jang Ki-yong). Terpengaruh suasana, mereka menikmati cinta satu malam.

Keesokan harinya, saat kehidupan bergulir kembali, tanpa disangka mereka justru sering bersua lewat sejumlah kebetulan. Yeong-eun, pemimpin tim desain di perusahaan mode terkenal malah kerap bekerjasama dengan Jae-gook, fotografer lepas dengan skill yang dipuja di dunia mode. 

Namun, tak mudah untuk langsung membangun hubungan. Latar belakang keduanya membuat hubungan itu terkesan tak pantas untuk dilanjutkan.

Bertahun-tahun sebelumnya, saat masih studi di Paris, Yeong-eun memiliki kekasih, yang ternyata kakak tiri Jae-gook. Mendadak, semua jadi rumit. Sebab Yeong-eun tak pernah tahu bahwa kekasihnya sudah meninggal. Selama ini ia merasa di-ghosting.  

Kematian itu juga meninggalkan luka pada tunangan yang sakit hati karena merasa diselingkuhi.  Namun, mereka yang masih hidup harus terus melanjutkan kehidupan, kan. Dengan cara-cara yang sebisa mungkin membuat bahagia. 

Pemeran

Song Hye-kyo memerankan Yeong-eun, seolah mengulang karakternya pada Encounter. Perempuan bekerja yang punya karier cerah, punya leadership yang kuat, dan ketegasan. Ia di drama ini lebih ceria dibandingkan saat berperan menjadi chaebol di drakor Encounter.

Jang Ki-yong memerankan Yoon Jae-gook, ialah pemuda yang decisive dan tahu apa maunya. Sebagai anak adopsi, ia menenggang rasa pada ibu dan kakak tirinya. Ki-yong cocok jadi fotografer ganteng yang punya skill tinggi  

Choi Hee-seo memerankan Hwang Chi-sook, sahabat Yeong-eun. Ia juga putri pemilik perusahaan mode tempat Yeong-eun bekerja.Chi-sook tipikal anak kaya yang cincai.Ia sering banget dibantu Yeong-eun. 

Park Hyo-joo memerankan Jan Mi-sook, sahabat Chi-sook dan Yeong-eun, memergoki suaminya selingkuh ketika ia menyadari usianya tak lama lagi. 

Apa yang didapat dari drama ini? 

Dunia mode Korea Selatan

Sejujurnya, drakor ini cukup menjanjikan di awal kisah. Bekerja sama dengan Korea Tourism Board, drakor ini menghadirkan gempita Korea Fashion Week dan warna warni industri mode di Korea Selatan. 

Ada isu-isu yang relatif serupa dengan di Indonesia. 

Misalnya, bagaimana pasar menilai pakaian karya desainer Prancis lebih tinggi dibandingkan karya desainer lokal. Ada persaingan untuk memiliki area pajang terbaik di mal bergengsi. Hingga masalah jiplak menjiplak desain dan konveksi yang tak setia. 

Setiap awal episode, selalu dibuka dengan kutipan dari desainer-desainer kondang dunia. 

Berbagai wajah perpisahan 

Ada banyak wajah perpisahan. Ada ibu yang masih sulit merelakan kematian putranya.

Ada istri yang berusaha berpisah setelah puluhan tahun menikah dengan suami yang kurang perhatian. Ada tunangan yang sulit melepaskan cintanya meski sudah ditinggal meninggal.

Ada Mi-sook yang mempersiapkan perpisahan dengan putrinya karena tahu usianya tak lama. Ia juga menyiapkan perpisahan dengan suami yang ketahuan selingkuh. 

Drakor ini, meski berpusat pada Yeong-eun dan Jae-gook, masih menawarkan sub plot menarik. Ketika konflik antara tokoh utama tidak terlalu meyakinkan, saya masih terhibur dengan cerita Mi-sook dan Chi-sook.

Alur agak membosankan

Drakor ini agak membosankan. Sejujurnya butuh kesabaran dan perjuangan untuk menuntaskan karena sudah kepalang tanggung. Hahaha. 

Kalau enggak salah, saya sempat break menonton drama ini sekitar satu bulan, baru lanjut lagi. Bagian paling menarik buat saya justru urusan ibu-ayah nya Yeong-eun setelah puluhan tahun menikah. 

Juga teman-teman Yeong-eun seperti Chi-sook dan Mi-sook. 

Saya suka hubungan yang dewasa dan realistis antara Chi-sook dan CEO perusahaan PR (diperankan Kim Joo-hun). 

Kehadiran Sehun EXO sebagai adik Chi-sook yang magang di perusahaan keluarga, juga jadi penyegar.

My two cents comment 

Melalui kisah ini kita mungkin diingatkan bahwa kebersamaan bukanlah sesuatu yang kekal dan stabil. Ada atau tidak ada alasan, kita bisa saja berpisah dengan orang yang dekat, bisa jadi cuma cameo saja dalam hidup kita

Ada perpisahan yang bisa dihindari, ada yang harus terjadi bagaimanapun kita berusaha.

Jae-gook bahkan mencoba menetap di Seoul, mendirikan studio foto-nya sendiri, berdekatan dengan Yeong-eun. Ia juga yang menumbuhkan lagi keberanian agar Yeong-eun mengambil pilihan yang penting untuk dirinya.

Tapi kadang, ada perpisahaan yang harus terjadi demi pertemuan ulang yang lebih dewasa, lebih pas situasinya. Drakor ini ditutup dengan open ending, yang buat saya sangat realistis.

Meski begitu, saya merasa drakor ini bukan salah satu drakor yang mesti ditonton. Tapi buat penggemar Hye-kyo dan Ki-yong, drakor ini bisa jadi obat kangen.

Alur yang monoton sehingga detail-detail kecil yang harusnya menarik jadi terasa biasa aja. Jadi kalau terlanjur kelewatan, dan banyak drakor lain lebih menarik sih, yang ini bisa diskip.

Semoga kelak Hye-kyo lebih memilih project dengan peran menantang dan gak selalu main aman. 

Foto: Hancinema.net

dwisep

Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!