Romina Pourmokhtari: Umur 26 Tahun Jadi Menteri di Swedia, Wakili Suara Anak Muda

Di umurnya yang ke-26 tahun, Romina Pourmokhtari menjadi Menteri di Swedia. Ia merupakan menteri dengan usia paling muda di Swedia.

Romina Pourmokhtari, jadi menteri termuda di Swedia. Ia ditunjuk pada hari Selasa (18/10) untuk memimpin Kementerian Iklim dan Lingkungan. 

Dalam wawancaranya yang diambil dari beberapa situs media, Romina mengatakan bahwa dirinya bertekad menciptakan perubahan melalui perannya sekarang sebagai menteri.

Romina Pourmokhtari, merupakan anggota dari Partai Rakyat Liberal berusia 26 tahun. Seperti dikutip dari VOA, Ia merasa “terhormat, penting dan besar” sebagai menteri termuda dalam kabinet.

“Ketika saya mencalonkan diri untuk jabatan ini, saya menjelaskan bahwa saya menginginkan pergeseran kekuasaan dan itulah yang telah terjadi,” katanya hari Selasa. “Kami membentuk pemerintahan bersama kelompok Moderat dan Demokrat Kristen dan saya sangat senang menjadi bagian dari hal itu,” kata Romina Pourmokhtari seperti dikutip dalam Voice of America (VOA)

Siapakah Romina?

Romina Pourmukhtari lahir pada 12 November 1995 di pinggiran kota Stockholm dari orang tua yang berasal dari Iran. Ayahnya Ibrahim Pourmokhtari berasal dari Tabriz, Iran. 

Pourmukhtari sebelumnya aktif sebagai kepala sayap pemuda Partai Rakyat Liberal, ini merupakan organisasi yang punya pengaruh kuat dalam karir politiknya

Jagranjosh.com menulis, Ia jadi menteri dalam pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Ulf Kristersson, yang memimpin sayap koalisi kanan yang didukung oleh Demokrat Swedia sayap kanan. Ia disebut-sebut terjun di dunia politik karena pengaruh ayahnya yang sangat besar

Pourmokhtari mewarisi suara anak muda yang menyuarakan isu iklim dan lingkungan pada usia 26. Dia mengalahkan menteri sebelumnya yang berumur 27 tahun untuk menteri termuda di Swedia.

Baru-baru ini, Romina Pourmukhtari menunjukkan dukungannya yang memprotes pemerintahan Iran. Protes dipicu setelah Mahsa Amini, seorang perempuan Iran berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan polisi moral setelah ditahan karena diaanggap polisi di Iran telah mengenakan jilbabnya “secara tidak benar.”

Dia juga me-retweet komentar kritis terhadap pemerintah Iran setelah terjadi kebakaran akhir pekan di penjara Evin. Delapan orang tewas dalam bentrokan dan kebakaran di penjara tersebut.

Romina Pourmokhtari merupakan lulusan Universitas Uppsala, Swedia. Pourmokhtari dibesarkan di Sundbyberg . Ayahnya adalah seorang pengungsi politik dari Iran, dan melalui dialah Romina menjadi tertarik pada politik. Menurut Pourmokhtari, orang tuanya melarikan diri dari negara itu “ketika kebebasan diambil dari mereka.”

Selama wawancaranya dengan surat kabar Swedia NU – Det liberala Nyhetsmagasinet, dia menyatakan bahwa ingatan politik pertamanya yang kuat adalah selama pemilihan presiden Iran 2009 yang banyak diprotes.

Pada tahun 2022, Pourmokhtari dinobatkan sebagai “politisi paling kuat di Swedia di bawah 30 tahun” oleh Expressen

(Foto: Wionews.com)









Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik.Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!