‘Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang’, Karena Hidup Harus Terus Berjalan

Film “Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang” merupakan film tentang personifikasi perempuan dan anak tengah yang sedang mencari jati diri, mencari hal yang selama ini ia cari, namun belum ditemukan.

Bagi Aurora (Sheila Dara), Jakarta bukanlah rumahnya. Karena di Jakarta ia harus jadi perempuan yang harus menunjukkan jati diri yang diinginkan keluarga dan harus jadi anak yang sempurna, seperti yang diinginkan ayahnya

Tapi rumahnya adalah di London, tempatnya menghalau gelap dan menemukan terang.

Di London, Aurora menemukan apa yang dicarinya selama ini. Teman-teman baik yang tidak pernah risau atas pilihan hidupnya tapi siap membantu jika dibutuhkan. Teman yang tidak terlalu mencampuri persoalan personalnya, karena yang dibutuhkan Aurora adalah teman bicara, teman yang membantunya jika ia meminta. Di luar itu, Aurora bisa melakukan segala sesuatunya sendiri.

Jalanan di London ditampilkan tak seperti film-film lain dengan kemegahan kota sebagaimana lazimnya. Tapi digambarkan secara gelap dengan para buruh yang sibuk bekerja di bengkel, di restoran, sebagai kapster salon, mereka yang tinggal di apartemen sempit dengan lampu yang minim. Jalanan di London terasa gelap. 

Disitulah Aurora sering digambarkan bersama Kim (Jerome Kurnia), sahabatnya yang bersepeda setiap pulang kerja. Atau sedang bersama Honey (Lutesha), sahabatnya yang kerap menyeret koper karena mereka bekerja paruh waktu sebagai kurir pengantar tas ke rumah-rumah.

London dilukiskan sebagai kota pekerja keras.

Setelah bertengkar hebat dengan orangtuanya dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini/ NKCTHI (film ini merupakan sekuel dari Film NKCTHI yang diproduksi di tahun 2020 yang menceritakan tentang hubungan ayah, ibu dan ketiga kakak adik). Aurora memutuskan merantau hidup di London bersama pacarnya, Jem (Ganindra Bimo). Di London ia kuliah sambil bekerja sebagai kurir pengantar barang. Hidupnya tak mudah di kota besar seperti London, apalagi ia harus membuktikan pada orang tuanya bahwa ia mampu hidup mandiri.

Awalnya, hidupnya kelihatan baik dengan berbagai kejutan di karir seninya, sampai kemudian suatu hari ia mendapatkan kekerasan dari Jem. Hubungan toksik yang akhirnya terjadi terus-menerus.

Aurora minggat dari apartemen yang disewanya bersama Jem, dan pergi ke apartemen sahabatnya, Kim dan Honey. Namun dalam keterombang-ambingan ini, kondisi ini  justru menempa hidup Aurora. Dibandingkan dengan hidup di Indonesia yang secara fisik banyak berkecukupan, ia justru mencintai London, tempat yang menempanya untuk hidup mandiri, punya keputusan sendiri tanpa diintervensi ayah dan keluarganya. Hidupnya justru menyala-nyala.

Namun kondisi ini berbalik ketika Awan (Rachel Amanda), adiknya dan Angkasa (Rio Dewanto), kakaknya menyusulnya ke London. Kedatangan ini sebenarnya bukan tanpa alasan, karena Aurora seharusnya lulus di semester ini, namun tidak ada kabar. Ia tidak jadi lulus kuliah karena karya seninya yang digunakan sebagai hasil ujian akhirnya pecah berantakan ketika bertengkar dengan Jem.

Namun kedatangan Awan dan Angkasa ini justru mengganggu ketenangan Aurora yang baru belajar tentang makna hidup, bahwa hidup harus diperjuangkan sendiri, Jika bisa mandiri kenapa harus bercerita atau minta tolong orang lain?

Personifikasi Perempuan dan Anak Tengah yang Mencari Jati Diri

Aurora adalah personifikasi perempuan dan anak tengah yang sedang mencari jati diri, mencari hal yang selama ini ia cari namun belum ia temukan. 

Dan keluarganya sering kali menjadi “pengganggu” apa yang terjadi pada anaknya atau anggota keluarga lain, seperti ingin mencampuri hidupnya atau memutuskan sesuatu yang dianggap paling baik, padahal bukan sesuatu yang dibutuhkan Aurora.

Pergolakan batin dan gambar-gambar yang slep-slep ini merupakan daya tarik film ini, orang jadi punya gambaran tentang sulitnya mencari jati diri, sulitnya mendapatkan orang yang mau memahami tanpa mengatur

Bahkan ketika ia terkena toksik, buatnya ia bisa belajar bangkit dari kondisi buruk. Bagi Aurora, yang lebih penting adalah bangkit dari keterpurukan karena hidup harus terus berjalan. Padahal bagi Angkasa dan ayahnya, hidup jangan sampai terpuruk, jika terpuruk maka pulanglah.

Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang adalah bagian dari sekuel NKCTHI yang diadaptasi dari novel karya Marchella FP. Film ini disutradarai Angga Dwimas Sasongko dengan naskah yang ditulis bersama M. Irfan Ramli.

Sekuel NKCTHI sebelumnya telah dikembangkan menjadi berbagai spin-off. Beberapa di antaranya yaitu Story of Kale (2020), Story of Dinda (2021), dan serial Awal & Akhir (2021). 

Film Yang jauh jangan Lupa Pulang semakin menunjukkan cerita sekuel yang enak ditonton dan tidak membosankan, namun ada yang sangat mengganjal di film ini, misalnya perlakuan toksik yang dilakukan Jem diputuskan begitu saja dan tanpa adanya adegan khusus, padahal ini merupakan adegan penting yang harus mendapatkan porsi penting dalam film. 

(Sumber Gambar: IG Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang)

Luviana

Setelah menjadi jurnalis di media mainstream selama 20 tahun, kini menjadi chief editor www.Konde.co dan menjadi dosen pengajar paruh waktu di Jakarta. Pedagoginya dalam penulisan isu media, perempuan dan minoritas
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!