Selamat Hari Bumi: Lelah Lihat Kerusakan Lingkungan? Mulailah Dari Dirimu Sendiri 

Selamat Hari Bumi 22 April. Melihat berita-berita tentang kerusakan lingkungan yang makin lama makin mengkhawatirkan, sebenarnya kita sadar pelan-pelan kitalah yang menjadi korbannya. Namun sikap pesimis itu harus dihilangkan. Mulailah menjaga lingkungan dengan kebiasaan sederhana seperti bawa tumbler sendiri, bawa tas belanja sendiri.

Pernah gak kamu menghadiri seminar atau pelatihan di hotel dan melihat masih banyak makanan yang tidak habis dimakan oleh peserta yang hadir? Tentunya hal ini sangat menyedihkan, terlebih jika makanan itu harus berakhir di tempat sampah. 

Lain kali, cobalah untuk bertanya apakah boleh membawa makanan itu ke rumah untuk diberikan kepada keluarga, bukankah biasanya makanan dalam seminar di hotel telah lunas dibayar?

Banyak Makanan Yang Terbuang Di Negara Yang Kelaparan

Menurut penelitian Bappenas pada tahun 2021, sampah makanan di Indonesia telah mencapai angka 23-48 juta ton per tahun, menyumbang sekitar 44 persen dari total jenis limbah sampah yang dihasilkan. Hal ini sangat ironis jika kita melihat bahwa sekitar 22 juta orang di Indonesia menderita kelaparan selama periode 2016-2018 menurut laporan Asian Development Bank (ADB).

Untuk mencegah pembuangan makanan yang berlebihan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membeli makanan yang sesuai dengan kebutuhan. Hindari membeli terlalu banyak makanan yang tidak akan dimakan dan pilih bahan makanan yang tahan lama. Perhatikan juga tanggal kadaluwarsa pada bahan makanan yang dibeli agar tidak terbuang percuma.

Kita juga dapat memulai menahan kebiasaan membeli banyak makanan hanya karena lapar mata. Ambillah makanan yang secukupnya dengan menggunakan piring yang kecil. Perlahan-lahan otak akan berpikir bahwa sepiring kecil makanan juga ternyata cukup. Selain mencegah pembuangan makanan, hal ini dapat membantu kita mengurangi jumlah makanan yang kita konsumsi dan pada gilirannya, membantu menjaga kesehatan kita.

Selain berusaha agar tidak membuang makanan, sebenarnya banyak hal yang tampaknya kecil namun dapat berpengaruh pada lingkungan.

Membawa Tumbler Sendiri Ke Kedai Kopi

Siapa yang sering minum kopi kekinian di kafe atau kedai kopi, tapi tahukah kamu betapa banyaknya gelas plastik dan styrofoam yang digunakan setiap hari di kedai kopi? Kemasan sekali pakai ini sangat sulit untuk didaur ulang dan dapat menumpuk dalam jumlah besar di tempat pembuangan sampah. Namun, ada cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk membantu mengurangi dampak lingkungan, yaitu dengan membawa tumbler ke kedai kopi.

Dengan membawa tumbler sendiri, kita tidak hanya mengurangi penggunaan gelas dan sedotan plastik, tapi juga membantu mengurangi limbah plastik dan kertas yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, banyak kedai kopi yang menawarkan diskon bagi pelanggan yang membawa tumbler mereka sendiri, sehingga kita juga dapat menghemat uang.

Membawa tumbler kini juga menjadi tren, tumbler-tumbler stylish bermunculan bahkan menjadi pride di kalangan anak muda. Tren ini bisa saja mendorong pengurangan wadah plastik di kafe. Tindakan kecil ini mungkin tampak sepele, namun secara kolektif, dapat memberikan dampak yang besar pada lingkungan. 

Kita seringkali menganggap bahwa kebiasaan kecil tidak berdampak besar, namun jika kita memperhitungkan jumlah pengguna kedai kopi di seluruh dunia, maka dampaknya dapat menjadi besar.

Membawa Tas Belanja Sendiri

Tas belanja dapat digunakan berulang kali dan jika terbuat dari bahan yang kuat, dapat bertahan selama bertahun-tahun. DKI Jakarta sendiri telah memberlakukan Pergub Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat

Kantong belanja tersebut harus dapat digunakan berulang kali dan terbuat dari bahan apa pun, seperti kertas, kain, atau bahkan daun kering, selama memenuhi syarat tertentu, seperti ketebalan yang memadai dan dapat didaur ulang.

Peraturan ini juga melarang penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai, yang biasa disebut sebagai kantong kresek, di pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar. Kantong plastik kresek ini terbuat dari bahan dasar plastik atau bahan sintetis lainnya dan memiliki pegangan untuk mengangkat barang. Dengan peraturan baru ini, diharapkan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai yang sulit didaur ulang dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius.

Terkadang, kita mungkin merasa terganggu atau malas untuk membawa tas belanja sendiri, tapi jika kita melihat dampak positif yang bisa kita lakukan dengan kebiasaan sederhana ini, maka tidak ada alasan untuk tidak melakukannya. Dengan membawa tas belanja sendiri, kita tidak hanya membantu mengurangi penggunaan tas plastik, tetapi juga menghemat biaya dan membantu menjaga kelestarian lingkungan.

Menggunakan Produk Ramah Lingkungan

Selain membawa tumbler dan tas belanja, kita dapat membantu menjaga lingkungan dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan. Misalnya, kita dapat memilih produk yang terbuat dari bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. 

Produk-produk seperti ini lebih baik untuk lingkungan karena bahan alami cenderung lebih mudah terurai dan tidak merusak lingkungan. Selain itu, dengan menggunakan produk ramah lingkungan, kita juga dapat mengurangi risiko terpapar bahan kimia berbahaya.

Contohnya, kita dapat memilih sabun cuci piring yang ramah lingkungan yang tidak mengandung bahan-bahan kimia seperti fosfat dan amonia. Sabun cuci piring yang mengandung bahan kimia ini dapat mencemari air dan merusak ekosistem air di sekitarnya. Selain itu, kita juga dapat memilih produk-produk kecantikan yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti paraben dan sulfat.

Membuat Petisi Publik

Plastik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Setiap hari kita menggunakannya, dari botol air minum hingga tas belanja, bahkan hingga kemasan makanan. Namun, penggunaan plastik yang berlebihan dan tidak terkelola dengan baik telah menyebabkan masalah serius pada lingkungan kita. Dari kerusakan ekosistem hingga pencemaran laut dan bahaya kesehatan manusia. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendorong pemerintah dan produsen untuk mengambil tindakan yang bertanggungjawab dalam mengelola sampah plastik. Membuat petisi publik adalah salah satu cara yang efektif untuk mendorong perubahan dalam hal ini.

Petisi dapat ditujukan kepada pemerintah untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat dalam pengelolaan sampah plastik. Petisi dapat menuntut agar pemerintah memperketat aturan dalam produksi dan penggunaan plastik, termasuk dalam hal daur ulang dan penggunaan alternatif plastik yang ramah lingkungan.

Selain itu, petisi juga dapat ditujukan kepada produsen untuk mendorong mereka untuk mengambil tanggung jawab dalam pengelolaan sampah plastik yang dihasilkan oleh produk mereka. Petisi dapat menuntut agar produsen memperkenalkan alternatif plastik yang ramah lingkungan atau memperkuat program daur ulang mereka.

Membuat petisi publik yang efektif membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan mengajak orang-orang untuk bersatu dan menjadi bagian dari solusi, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan memperbaiki masalah lingkungan yang kita hadapi. 

Hal ini juga dapat memotivasi pemerintah dan produsen untuk mengambil tindakan yang bertanggungjawab dalam mengelola sampah plastik dan menjaga lingkungan kita.

(Artikel ini pernah dimuat pada 16 Maret 2023)

Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!