6 Tanda Kamu Jatuh Cinta dengan School Crush-mu 

Suka-sukaan atau cinta-cintaan rasanya jadi hal yang wajar kita alami semasa sekolah. Mau dikata hanyalah “cinta monyet” oleh orang dewasa, apa yang kita alami tetap terasa nyata! Dalam artikel ini, aku menjabarkan enam poin tanda-tanda bahwa kamu jatuh cinta dengan school crush-mu. Sebenarnya masih relatable juga kalau bukan school crush, tinggal di sesuaikan saja dengan contoh yang ada.

Saat di umur belasan, naksir dengan teman sekolah banyak keuntungannya. Setuju, nggak? Selain merasa senang dengan sensasi saat berpapasan, aku juga jadi lebih termotivasi untuk bangun pagi untuk berangkat ke sekolah. 

Apalagi saat tidak sengaja dikelompokkan dengan “dia” untuk mengerjakan tugas bersama. Rasanya pengin berterima kasih ke guru-guru baik hati yang sudah berjasa untuk cerita cinta dulu.

Kata gebetan kala aku di bangku sekolah sebenarnya tidak jarang juga dipakai. Namun, memakai bahasa Inggris seperti crush lebih terkesan gaul saja. Lucunya, kadang juga penggunaan crush dikaitkan dengan tragedi bertepuk sebelah tangan atau patah hati. Munculnya dari kutipan-kutipan Tumblr-ish yang menekankan bahwa crush berasal dari kata “hancur” sehingga tidak dimungkiri merekalah yang menghancurkan hati kita.

Berbagai film bertemakan romantis remaja yang kutonton seperti “Little Manhattan(2005) atau “Flipped” (2010) seringnya menunjukkan cerita cinta dalam dialog antar tokoh yang menggemaskan. Orang dewasa mungkin melihatnya sebagai cinta monyet yang gemas. 

Bryce dan Juli dalam film “Flipped” (2010). (Warner Bros)

Namun, bisa saja bagi remaja yang menonton ini semakin yakin bahwa rasa cinta yang mereka miliki itu nyata. Toh, apa yang dia rasakan tergambar oleh karakter Gabe dan Juli. Selain itu, lagu “First Love”-nya Nikki Costa mungkin cukup menggambarkan cerita cinta remaja juga:

My first love

Thinks that I’m too young

He doesn’t even know

Wish that I could show him what I’m feeling

Cause I’m feeling my first love

Aku punya school crush, tapi apakah aku jatuh cinta atau sekadar suka?

Elaine Hatfield dan Susan Sprecher (1986), dalam artikel jurnalnya, membuat passionate love scale (PLS) yang berangkat dari berbagai artikel ilmiah terkait pengalaman romantis manusia. Dari sana, mereka mendefinisikan cinta pada remaja sebagai “suatu rasa mendamba/rindu yang intens untuk selalu bersama”. Ada tiga komponen yang dijabarkan Hatfield dan Sprecher terkait dengan cinta, yaitu kognitif, emosi, dan perilaku.

Berdasarkan komponen tersebut, ini enam tanda bahwa kamu sudah berada di fase jatuh cinta!

1.Si crush memenuhi pikiranmu

Lagi makan, teringat crush. Lagi belajar Fisika, teringat dia yang senang dengan pelajaran Momentum (barangkali). Kamu lagi yoga di rumah, teringat dia yang tampil keren saat ambil nilai mata pelajaran Olah Raga semester lalu. Apa-apa crush memenuhi pikiranmu. Dia banyak menyita waktumu dalam berkegiatan yang mungkin hanya lewat sepintas atau bahkan sampai mengganggu. Hatfield dan Sprecher menjelaskan bahwa kala jatuh cinta, kita sering kali “diganggu” secara persisten oleh bayang-bayang crush.

2.Dia terlihat sempurna di matamu

“Kok ada, ya, orang se-perfect dia?.” Teks yang mungkin pernah kamu kirim dalam pesan singkat ke bestie. Mungkin juga, ditambah emoji mata love merah jambu di akhir kalimat. Rasanya, setelah menjumpai atau mengenal sosok si crush, semua orang terkesan semenjana atau biasa-biasa saja. Kamu begitu mendambakan perpaduan antara paras, sifat, dan kecerdasan yang dimiliki crush sampai-sampai sahabatmu sempat mengira kamu diguna-guna.

3.Kamu pengin tahu lebih lanjut tentang dia, juga sebaliknya

Entah lewat media sosial ataupun nanya orang-orang di sekitarnya, kamu curi-curi waktu untuk cari tahu lebih dalam tentang si crush. Kamu berharap bisa mengenal dirinya secara eksklusif di atas orang-orang lain yang mungkin juga mendambakannya. Vice versa, kamu juga pengin dia cari tahu tentang dirimu sehingga berbagai asumsi bermunculan. Misalnya, hari ini dia menggunakan jaket baru berwarna kuning yang adalah warna favoritmu. Kamu menduga bahwa dia memperhatikanmu juga.

Kalau secara personal percaya dengan horoskop, mungkin kamu juga sempat mengunjungi situs web yang meramal kecocokan kalian berdua berdasarkan zodiak atau weton Jawa. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan harapan, kamu mencoba tutup mata soal itu dan tetap gigih dengan pendirian. Mungkin akan terlontar, “Takhayul ini! Masak percaya horoskop!”.

4.Kamu ikut merasakan kejadian yang dialami si crush

“Eh, tahu nggak, sih? Si X tadi dimarahin sama guru killer itu di depan kelas!” Misalnya, itu desas-desus yang baru saja kamu dengar pada jam istirahat. Padahal si crush yang mengalaminya, tapi rasa malu juga kamu rasakan di dada. Atau lainnya, kamu ikut semangat saat namanya diumumkan akan tampil di panggung dalam acara sekolah. Selain bangga, tentu ada rasa bahagia yang campur aduk karena akhirnya memiliki kesempatan untuk bisa memperhatikannya tanpa harus curi-curi pandang. 

Tentu ini juga kamu rasakan untuk teman terdekatmu, tapi, kan, si crush bukan teman dekatmu?

5.Ada respons fisiologis yang kamu alami setiap kontak dengannya

Melting, lah. Butterflies in my stomach, lah. Jantung berdegup cepat, lah. You name it. Apa pun itu, kamu berusaha untuk menggambarkan gejolak yang terjadi di dalam tubuhmu. Wajar saja ini terjadi saat kita merasakan jatuh cinta. Selain itu, berbagai riset juga menemukan bahwa salah satu faktor pupil mata kita melebar adalah karena melakukan kontak dengan crush atau pasangan yang dicintai. Manusia memiliki hormon dopamin dan oksitosin yang bertambah saat kita merasakan excitedness sehingga merangsang pupil mata untuk melebar.

6.Kamu simpati terhadap apa yang dilakukan atau dialami crush

Masih berhubungan dengan poin 3 dan 4, kamu mencoba “menempatkan kakimu di sepatu si crush”. Mengapa dia melakukannya? Oh, mungkin karena tidak sengaja. Bagaimana jika sengaja? Oh, mungkin dia memiliki perspektif demikian. Simpati ini perlahan tumbuh di dirimu, yang mungkin saja sekarang sudah mengakar di dirimu. Apa yang crush lakukan seakan benar dan ada justifikasinya. Jika memungkinkan, kamu juga bersedia untuk mengulurkan tangan jika suatu waktu dia butuh bantuan. Harapanmu, sih, pengin bisa hadir di sisinya secara konstan. Biar sewaktu-waktu dia membutuhkan uluran tangan, kamu ada.

Jika tidak semuanya dialami dan kamu masih bersikeras bahwa itu adalah cinta, tidak masalah juga. Toh, yang benar-benar tahu tentang kamu, ya, dirimu sendiri. Tanda-tanda yang terlampir di atas hanyalah pegangan saja. Mungkin sesaat kamu membaca judul artikel ini dan membayangkan sosok crush juga jadi salah satu tanda kamu sedang jatuh cinta.

Fiona Wiputri

Mahasiswa semester akhir di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang kini menjadi reporter magang di Konde.co

Let's share!