Rungkad, Dangdut Koplo Salma Idol dan Happy Asmara Untuk Stop PHP 

Penelitian yang dilakukan Andrea Decker tentang dangdut koplo menyebut, dangdut koplo adalah aliran musik yang identik dengan rakyat yang sering disalahpahami oleh kelas sosial menengah atas. Selain itu, musik ini identik dengan penyanyi perempuan.

Lagu dangdut berjudul “Rungkad” tiba-tiba populer kembali setelah dinyanyikan Salma Salsabila, salah satu peserta Indonesian Idol 2023. Sebelumnya lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi dangdut, Happy Asmara yang juga cukup populer di kalangan anak muda.

Kata Rungkad kemudian juga ramai jadi perbincangan di media sosial.

Di samping liriknya yang isinya stop Pemberian Harapan Palsu (PHP) cowok-cowok,  lagu ini juga menambah jumlah lagu dangdut yang mengajak perempuan untuk: kalau patah hati, yuk cepat bangkit dan dijogetin.

Dari sisi genre, Rungkad termasuk lagu dangdut koplo. Dangdut koplo disebut sebagai dangdut yang lebih kreatif lirik-liriknya dan menciptakan pengalaman luar biasa bagi yang nonton.

Dangdut koplo adalah salah satu sub genre dalam aliran musik dangdut. Muncul kira-kira di awal tahun 2000an, dangdut koplo merupakan modifikasi dari keroncong dan dangdut. Saat ini musik koplo sudah sangat banyak bermunculan. Di Dangdut koplo juga ada lirik-lirik yang membangkitkan seperti stop janji-janji palsu laki-laki

Rungkad sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya: hancur berkeping-keping atau ambyar.  Simak saja liriknya:

Rungkad (hancur berkeping-keping)

Entek entek an (aku sudah habis-habisan)
Kelangan koe sing paling tak sayang (kehilangan kamu yang paling kusayang)

Stop mencintaimu
Gawe aku ngelu (buat aku pusing)

Lirik lain juga dinyanyikan oleh Nella Kharisma tentang janji palsu laki-laki:

Kartonyono Medot Janji (Kartonyono memutus janji)
Kok kebangeten men (kebangetan banget)
Sambat blas ra ono perhatian (tidak ada perhatian)
Jelas ‘ku butuh atimu, ‘ku butuh awakmu (kita saling membutuhkan)
Kok kebangeten men (Kamu kebangetan banget)

Dangdut Koplo, Sub Genre Baru Perjuangan Perempuan

Dangdut adalah musik yang paling digemari di kalangan masyarakat Indonesia karena dianggap sebagai musik yang menghibur dan membuat pendengarnya melupakan sejenak persoalan hidup mereka. Untuk sejumlah kalangan, lagu dangdut sangat mudah dicerna oleh pendengaran masyarakat Indonesia.

Lirik lagu yang dibawakan Salma Idol dan Happy Asmara atau Nella Karisma menjadi penting karena untuk menghalau janji palsu, sekaligus memberikan kesadaran tentang pentingnya stop kekerasan dalam hubungan.

Dangdut koplo juga disebut-sebut sebagai genre musik yang bisa menghipnotis penontonnya, mereka akan merasakan senang dengan lirik kekinian dan bergoyang.

Peneliti Amerika, Andrea Decker yang melakukan penelitian terhadap dangdut koplo mengungkap: perempuan punya peran besar dalam industri musik dangdut koplo. Ini dikatakan Andrea Decker setelah berhasil meraih gelar doktor pasca mempertahankan disertasinya yang berjudul, “Desire and Dangdut Koplo: Women’s Aspiration and Mobility in Indonesia’s Most Popular Music” atau “Nafsu dan Dangdut Koplo: Aspirasi dan Mobilitas dalam Musik Paling Populer di Indonesia.”

Jurnalis VOA, Leonard Triyono pernah menuliskan tentang penelitian dangdut koplo yang dilakukan Andrea Decker ini. Andrea mengamati sejumlah lagu yang dipopulerkan oleh Happy Asmara. 

(Happy Asmara Bernyanyi di Panggung Dangdut Koplo)

Berdasarkan keterlibatan etnografi jangka panjang dan observasi partisipan di kalangan profesional dangdut koplo, Andrea mendapati bahwa perempuan berperan sentral dalam industri dangdut. Peran mereka bukan hanya sebagai artis penyanyi, tetapi juga sebagai produser, manajer, MC, pengasuh acara radio, penggemar, dan pemain instrumen musik.

Menurut Andrea, dangdut koplo adalah aliran musik yang identik dengan rakyat yang sering disalahpahami oleh orang kelas sosial menengah ke atas. Selain itu, musik ini identik dengan penyanyi perempuan.

Dari observasi partisipan penelitian, Andrea mendapati bahwa para profesional industri dangdut koplo adalah pekerja keras.

“Kehidupan penyanyi-penyanyi di jalan itu keras sekali. Mereka tidur di dalam mobil, makan di pinggir jalan, ganti pakaian dan mandi di stasiun pom bensin dan tidak punya waktu istirahat yang cukup karena keinginan bekerja keras. Saya sangat tidak biasa dengan kehidupan sehari-hari sekeras itu. Saya ingin tidur sepanjang malam. Penyanyi perempuan, penyanyi dangdut koplo tidak bisa (seperti itu). Kami misalnya ada konser di Pati (Jawa Tengah) dan setelah konser selesai kami langsung pergi ke Surabaya (Jawa Timur) sepanjang malam karena ada konser jam delapan pagi di sana. Selalu seperti itu, dan itu sangat susah,” terangnya.

Namun, Andrea mengatakan dangdut koplo selalu bisa menarik hati para penontonnya.

“Yang menyenangkan itu pasti musiknya dan suasana konser. Bagi saya tidak ada duanya, seperti ada perasaan ingin fly, free, melupakan diri, melupakan masalah. Musik ini luar biasa dan (menciptakan) suasana yang luar biasa.”

Ada stereotip bahwa dangdut koplo itu musik murahan, tetapi Andrea menyimpulkan, “sudah jelas bahwa dangdut koplo itu kuat sendiri, mungkin karena irama yang khas, lirik yang kreatif dan suasana yang meriah.”

Dia menambahkan, aliran musik ini menjadi semakin menarik lagi karena artis seperti Happy Asmara yang membuat lagu dan video baru dengan tema-tema universal dan menarik untuk kawula muda.

“Musik ini lagi booming di seluruh Indonesia dan meskipun penyanyi dan musiknya belum dihormati oleh masyarakat pada umumnya, menurut saya dangdut koplo punya potensi besar karena seperti yang saya sebutkan tadi, irama, lirik, suasana. Jadi, yuk masyarakat Indonesia, hormatilah musiknya dan jangan melihat musik Barat atau musik-musik luar sebagai musik yang lebih bagus. Dangdut koplo itu khas dan hebat dan sudah mulai mendunia.”

Luviana

Setelah menjadi jurnalis di media mainstream selama 20 tahun, kini menjadi chief editor www.Konde.co dan menjadi dosen pengajar paruh waktu di Jakarta. Pedagoginya dalam penulisan isu media, perempuan dan minoritas
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!