Terimakasih Tuhan, Hampir 20 Tahun Diperjuangkan UU PPRT Cepat Disahkan

Saya tidak akan pernah lupa dengan perjuangan teman-teman saya sesama Pekerja Rumah Tangga (PRT), menurut kami ini akan menjadi sejarah panjang perjuangan dan saya bangga menjadi bagian dari sejarah ini.

Tidak pernah sekalipun saya lupa berdoa untuk UU PPRT. Pertama-tama saya mengucapkan syukur terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaan Nya, pertolonganNYA selama ini, kami di beri kekuatan, kesehatan dan ke selamatan selama perjuangan kami, banyak yang tidak pernah meninggalkan kami. 

Sejarah perjuangan yang sangat panjang dan penuh lika liku yang harus kami lalui dan rintangi untuk mendapatkan hak hak kami sebagai pekerja dan warga negara.

Selama belasan tahun ini, RUU Pekerja Rumah Tangga (PRT) telah mangkrak di DPR. Tidak pernah ada kelanjutannya, tidak tau akan nasibnya. Namun selama ini, kami terus berdoa dan berjuang sekuat kami. Meskipun harus berdarah-darah, kelaparan, haus, kepanasan bahkan kehilangan pekerjaan, kami rela.

Kami terus menuntut hak-hak kami para PRT, PRT adalah pekerja, bukan babu, budak ataupun asisten rumah tangga. Namun, seorang pekerja yang punya hak sama dengan pekerja-pekerja lainnya. Kami PRT semestinya juga disebut sebagai pekerja. Sebab ada tiga unsur dalam kerja PRT yaitu: perintah, pekerjaan dan upah dari pemberi kerja.

Berprofesi sebagai PRT adalah pilihan kami. Supaya kami bisa menghidupi keluarga kami dan membantu perekonomian keluarga kami. Supaya anak-anak kami bisa memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera. 

Namun kenyataannya apa, selama ini PRT tidak diakui sebagai pekerja, tidak ada perlindungan hukum yang kuat di dalamnya. Padahal di lingkup kerja kami sebagai PRT sangat rentan terhadap kekerasan, baik secara fisik, psikis maupun fisik. Bahkan nyawa kami taruhannya. 

Sudah 76 tahun Indonesia merdeka, tetapi kami tidak merasakan kemerdekaan itu, sebagai wong cilik, rakyat kecil jauh dari yang namanya merdeka. Hak-hak kami dirampas, kami dijajah bahkan di perlakukan seperti binatang, tidak dihargai sebagai pekerja dan manusia. 

Di negeri kami sendiri kami ditindas. Itu karena tidak adanya hukum yang kuat, tidak ada payung hukum yang pasti bagi kami PRT. 

Kami memberontak, kami menuntut hak hak kami agar pemerintah mengesahkan RUU PPRT, karena PRT juga bagian dari warganega dan negara wajib melindunginya. 

DPR sebagai dewan perwakilan rakyat mewakili aspirasi rakyat, membela rakyat kecil, membela wong cilik agar PRT juga sebagai warga negara dapat keadilan dan kesejahteraan. Kami menuntut agar DPR mengesahkan RUU PPRT supaya tidak lagi ada diskriminasi, kekerasan di lingkup kerja kami. 

Dengan bertambahnya berjatuhan korban kekerasan terhadap PRT, hati kami terus memberontak, meronta-ronta, dimanakah keadilan itu, dimana wahai wakil wakil rakyat. Hati kami pedih, sakit, terkoyak namun tak berdaya. 

Di tahun yang ke-19 ini, kami bersyukur ada titik terang. Ini membuat hati kami menangis bahagia, akhirnya penantian selama 19 tahun ini kami PRT diakui sebagai pekerja dan diterima RUU PPRT. Setidaknya ada titik terang, ada harapan bagi kami agar kami bisa bekerja dengan tenang, nyaman dan aman. 

Sudah 19 tahun kami berjuang, itu bukan hal yang mudah bagi kami, rasa syukur kami, rasa terima kasih kami kepada orang-orang yang selama ini mendukung RUU PPRT ini, dengan setia, dengan sepenuh hati membela hak hak kami PRT, yang kami tidak dapat sebutkan satu persatu. Air mata ini mengalir bahagia tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. 

Dan harapan kami PRT agar Ibu Puan Maharani segera berkirim surat kepada bapak presiden agar segera RUU PPRT dapat disahkan sebelum pilpres tahun ini. Amin. 

Ibu Puan Maharani sebagai ketua pimpinan DPR-RI supaya bisa segera ketok palu sahkan RUU PPRT menjadi UU PPRT. 

RUU PPRT disahkan! PRT sejahtera, bangsa maju!

KEDIP atau Konde Literasi Digital Perempuan adalah program untuk mengajak perempuan dan kelompok minoritas menuangkan gagasan melalui tulisan dan literasi digital. Tulisan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) mendapat dukungan dari JALA PRT.

Puji Astuti Utami

Sehari-hari Bekerja Sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT)
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!