Aplikasi Kencan Tinder Swindler Indonesia: Hati-Hati Penipuan Dokter Gadungan

Sisi kelam aplikasi kencan bisa kamu lihat di film Netflix “Tinder Swindler (2022),” dan kali ini juga menimpa seorang perempuan yang penipunya adalah laki-laki yang mengaku sebagai dokter

Tren mencari pasangan lewat aplikasi kencan kian marak dilakukan sejak pandemi Covid-19. Merujuk laporan katadata.co.id, data businessofapps.com menunjukkan, pengguna aplikasi kencan di seluruh dunia meningkat 10,3 persen dari 293,7 juta pada 2020 menjadi 323,9 juta pada 2021.

Meski sejumlah aplikasi kencan menyediakan sistem verifikasi foto dan private detector sebagai langkah preventif terjadinya tindak kejahatan, bukan berarti pengguna bebas dari risiko. Catfishing, sextortion, KBGO, dan penipuan, misalnya, menjadi tindak kejahatan yang membayangi pengguna aplikasi kencan.

Seperti yang dialami Mirna (26), bukan nama sebenarnya, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jakarta. Ia tak pernah menyangka perkenalannya dengan Ramadhan Aryandika Firmansyah (RAF) lewat aplikasi kencan Tinder pada 31 Oktober 2022 bakal menuntunnya menjadi korban penipuan. RAF yang mengaku sebagai mahasiswa KOAS di salah satu rumah sakit di Semarang dan pemilik perusahaan ekspor cengkeh telah membawa kabur uangnya lebih dari Rp 175 juta.

RAF, Tinder Swindler yang Menipu Rp 200 Juta

Seusai match di Tinder, RAF dan Mirna melanjutkan obrolan melalui WhatsApp. Keesokan harinya, mereka lantas bersepakat bertemu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Menurut Mirna, sesi perkenalan itu mula-mula berjalan normal. RAF pun tidak menunjukkan gelagat seorang penipu.

“Dia awalnya chat sopan dan lebih banyak cerita soal profesinya sebagai dokter. Enggak menunjukkan orang jahat,” katanya saat dihubungi Minggu, 2 April 2023.

Satu-satunya hal yang menurut Mirna janggal hanyalah ketika dia diminta menghampiri RAF di salah satu hotel di Jakarta untuk berangkat bersama. Saat itu, RAF mengaku sedang menginap di hotel tersebut untuk mengerjakan tugas KOAS. Mirna sempat menolak, namun RAF terus membujuk dan meyakinkannya dengan dalih sedang sibuk mengerjakan tugas KOAS.

“Awalnya aku nolak dong, emang aku perempuan apaan disuruh ke hotel tempat dia nginap. Tapi dia maksa, bilang karena lagi sibuk mengerjakan tugas KOAS, juga biar bisa berangkat bareng, hotelnya memang di dekat kampus yang diakuinya itu.”

Metty on Twitter: “Twitter tolong bantu aku. Pacar aku kabur. Dia bawa kabur uang aku. Dia mengaku sebagai Mahasiswa kedokteran Trisakti, coas di RS Wongso negoro, dan punya PT. Rainda Agro Indonesia. Tapi ternyata semuanya bohong, malah dia tidak tamat SMP, dan seorang residivis. Tolong bantu. https://t.co/OsewhVoNaD” / Twitter

Mirna pun memutuskan menghampiri RAF untuk berangkat bersama. Setelahnya, sikap manipulatif RAF berlanjut: saat dalam perjalanan menuju mall, ia mengulang cerita sebagai dokter muda lulusan salah satu kampus swasta ternama di Jakarta, sedang melakukan KOAS di salah satu rumah sakit di Semarang, dan pemilik perusahaan ekspor cengkeh. RAF berupaya menanamkan citra laki-laki ideal dengan cerita manipulatifnya.

“Waktu itu aku percaya apa yang dia bilang, karena omongannya tinggi banget. Setelahnya dia juga enggak ragu ngirim foto-foto aktivitasnya,” terang Mirna.

Skenario penipuan RAF pun berlanjut pasca mereka memutuskan berpacaran. Sekali dua, RAF mengirimkan foto saat sedang menggunakan snelli, foto saat berada di kampus, bahkan SK perusahaan ekspornya dan tangkapan layar percakapan permintaan cengkih dari client.

Namun, tak lama kemudian, RAF mulai gencar bercerita terkait masalah keuangan. Mulai dari cerita saat ia membiayai uang kuliahnya sendiri, usahanya yang tersendat, hingga kemudian menjurus pada keperluannya membayar uang ujian KOAS dan spesialis bedah senilai Rp 50 juta.

“Waktu itu dia bilang butuh uang Rp 50 juta buat bayar ujian, aku bilang enggak ada, kecuali gadaikan SK PNS-ku. Nah di situ dia dorong aku buat gadaikan SK PNS-ku dan janji bakal dilunasi kalau pembayaran cengkihnya sebesar 1,6 miliar cair,” ujar Mirna.

Cerita-cerita manipulatif RAF membuat Mirna menyetujui permintaan itu. Ditambah, RAF turut meyakinkan Mirna untuk melanjutkan hubungan ke tahap serius dan bersedia bertemu orang tua Mirna. Mereka lantas mengurus peminjaman kepada bank pada 11 November 2022.

“Untung aku masih nyimpen buktinya, jadi pinjam 200 juta ke bank pakai SK-ku, Rp 50 juta itu langsung ditransfer ke rekening dia, sisanya ditarik tunai.”

Namun, beberapa hari setelah mendapatkan uang itu, RAF melanjutkan cerita manipulatif yang memainkan emosional Mirna: ia mengatakan tak sanggup lagi melanjutkan KOAS dan studi spesialis, kemudian berdalih akan menggunakan uang pinjaman itu untuk modal usaha cengkihnya.

Identitas Asli RAF

Di sisi lain, satu per satu kedok RAF mulai terbongkar saat adik dan paman Mirna secara diam-diam mulai menelusuri identitas asli RAF. Hasilnya mengejutkan, nama RAF tak terdaftar di Forlap Dikti, alamat perusahaan ekspor cengkehnya di Jakarta hanya lahan kosong belaka, dan catatan kepolisian menunjukkan ia seorang residivis kasus penggelapan mobil di Semarang.

“Aku syok banget waktu itu. Saat tahu semua itu ayahku sampai pingsan, aku disidang keluarga besar dan ikutan lemes,” ungkapnya.

Saat dikonfirmasi oleh Mirna dan keluarga terkait identitasnya, RAF sempat berdalih belum melapor ke dosen pembimbing dan karena itulah namanya tidak terdaftar di Forlap Dikti. Terkait perusahaan ekspor cengkih, ia berdalih itu merupakan perusahaan virtual. Mirna mengaku RAF lagi-lagi memainkan emosionalnya dengan berlaku playing victim.

“Dia memang akhirnya ngaku kalau semua ceritanya bohong, tapi dia masih alasan itu dilakuin karena dia takut aku enggak nerima masa lalunya yang residivis. Manipulatif gitu,” katanya.

“Tanggal 21 November keluargaku nuntut dia ngembalikan uang Rp 200 juta saat itu juga, tapi yang dikembalikan baru Rp 25 juta. Dia janji sisanya bakal dilunasi tanggal 20 Januari 2023. Sempet SS transfer lewat giro tapi palsu juga. Dari situ aku sudah hilang respek, aku cuma mau sisa utangnya dibayar. Sumpah, dia nipunya licik dan niat banget, dia bahkan sampai nyewa pengacara buat nyelesaikan kasus utang itu. Tapi nyatanya sampai sekarang zonk, dia malah enggak bisa dihubungin.”

Menjelang jatuh tempo pada 20 Januari 2023, RAF mulai tak merespon Mirna sampai kemudian benar-benar tak bisa dihubungi. Akun sosial media dan nomor WhatsApp-nya lenyap. RAF menghilang sampai sekarang. Sisa pinjaman bank sebesar Rp 175 juta, dan beberapa paylater milik Mirna yang digunakan RAF pun mau tidak mau mesti ditanggung Mirna.

Indikasi Korban Lebih dari Satu

Tak hanya kerugian finansial, hubungan yang singkat itu telah menyisakan trauma berkepanjangan bagi Mirna.

“Aku sangat down, dua bulan ini aku nangis terus. Keluarga juga syok dan enggak lagi percaya sama aku. Belum lagi gajiku tiap bulan kepotong kan sama bank,” ujarnya.

Selayaknya Shimon “Leviev” Hayut pelaku penipuan dalam dokumenter Tinder Swindler yang tayang di Netflix pada 2022, RAF menyusun skenario penipuan dengan cukup rapi. Ia bersikap manipulatif sejak awal; memanfaatkan citra sosial profesi dokter, bayangan pasangan ideal dan kerentanan korban demi mencapai tujuannya.

Sejak Mirna mengunggah kasus penipuan yang dialaminya di platform Facebook, Twitter, dan Instagram, ada empat korban lain yang mengirim pesan kepadanya dan mengaku turut menjadi korban manipulatif RAF. Salah satu di antaranya mengalami kerugian finansial Rp 1 juta.

Lewat unggahan itu, Mirna juga mulai mendapati titik terang keberadaan RAF. Ia sempat menemukan akun RAF yang berisikan foto-foto liburan dan foto yang menunjukkan RAF telah menikah pada Maret 2023.

“Aku curiga dia liburan dan nikah pakai uang nipu itu. Aku sempat ngehubungin dia, tapi dia justru berkelit, istrinya pun bilang enggak mau ikut campur masalah RAF sama aku. Ya Allah, tega banget.”

Selain itu, Mirna pun mendapati akun baru RAF di aplikasi kencan Bumble lengkap dengan cerita manipulatifnya: mengaku sebagai dokter muda dan bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta.

“Aku enggak mau terus-terusan nyalahin diri sendiri, aku sudah laporin dia ke polisi. Aku cuma mau utangnya dibayar dan dia bisa dijerat biar enggak ada korban lain,” pungkas Mirna. (*)

(Catatan: Nama Mirna adalah nama samaran sebab korban belum berkenan disebut menggunakan nama aslinya.

Penulis telah mendapatkan persetujuan dari korban untuk menuliskan kasus yang dialaminya)

BACA JUGA:

Ditinggal Pacar dan Batal Menikah: Mahasiswi Korban Aplikasi Kencan

Haryo Pamungkas

Content writer, dengan senang hati menerima obrolan lewat surel pakujatuh@gmail.com, atau di Instagram @haryokpam, Twitter @HaryokPam, dan Facebook Haryo Pamungkas
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!