Manfaat Self Love Bagi Single Mom, Untuk Percepat Move On 

Tak mudah menjadi single mom, entah itu akibat cerai mati dengan suami atau cerai hidup. Tak banyak juga yang paham, begitu banyak hal traumatik yang dialami akibat berpisah dengan orang yang pernah dicintai.

Selepas menjadi single mom, usai ditinggal wafat suami tercintanya akibat terjangkit virus Covid-19, Riska (bukan nama sebenarnya) justru mengalihkan rasa sedih dan marahnya dengan makan. 

“Berat badan saya naik hingga 15 kilogram, karena saya merasa tenang jika sudah mengunyah sesuatu, makanan buat saya seperti pelarian dari rasa sedih yang belum hilang ini,” ungkapnya kepada Konde.co, Kamis (26/1).

Usai melahirkan, Riska hampir tidak pernah merawat dirinya sendiri. Riska bahkan ogah menggunakan parfum untuk sekadar menjaga penampilannya. 

“Saya merasa ada beban berat yang harus saya tanggung selepas suami saya wafat, saya bahkan nggak punya waktu untuk merawat diri,” kata ibu dua putra ini.

Riska juga sibuk mengurus kedua putranya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. 

“Mengurus anak sudah sangat melelahkan, bahkan setiap senin hingga jumat saya bangun subuh untuk menyiapkan tetek bengek keperluan anak sekolah juga bekal makanan bergizi untuk anak-anak,” ungkap dia.

Sudah dua tahun berlalu sejak kematian suaminya, Riska mengaku tak pernah punya waktu untuk dirinya sendiri. ”Biasanya saat ada suami, kami jalan-jalan ke tempat wisata untuk refreshing bersama anak-anak,” kenangnya.

Riska menolak untuk bahkan menaruh perhatian pada fisik dan mentalnya.”Saya masih kerap bermimpi dan terus merasa almarhum suami saya masih hidup dan disamping saya, setelah saya sadar, saya kembali menangis,” ucap Customer Service di salah satu bank swasta ini.

BACA JUGA: Derita Pekerja Single Mother: Tak Dapat Pengakuan hingga Diupah Murah

Riska yang kini kembali pulang ke rumah orangtuanya ini mengaku kerap diberi penghiburan oleh keluarga seperti ayah dan ibu juga saudara-saudaranya, meski begitu Riska mengaku rasa sakit akan kehilangan itu bisa muncul lagi ketika malam hari. 

“Kenangan itu terus muncul selepas saya mengantar tidur anak-anak, saya terkadang sedikit menghibur diri dengan menonton televisi atau mendengarkan lagu favorit, tapi setelah saya mulai ingin tidur, hati saya dicekam lagi rasa sedih,“ ungkapnya.

Riska mengaku tak pantas untuk membuka hatinya kembali demi menggantikan peran ayah untuk kedua putranya. ”Saya rasa itu butuh waktu, saya belum siap saat ini, saya masih merasa cuma suami saya yang memahami saya, karena suami saya orang yang sabar dan pengertian, suami saya masih jadi sosok paling sempurna bagi saya,” jelasnya.

Meski kerap bertemu dengan rekan kerja di kantor, Riska mengaku kini lebih menutup diri.” Saya bahkan menangis sendiri usah berbincang dengan rekan kerja lalu saya merasa lebih nyaman sendiri, pekerjaan saya dituntut untuk terus tersenyum dan memberikan pelayanan terbaik untuk customer, maka saya tetap harus professional,” ungkap dia.

Riska mengaku rekan kerjanya juga kerap memberikan perhatian dari memberikan surprise ulang tahun atau mengajak Riska untuk menghibur diri. ”Saya bersyukur rekan kerja saya sangat perhatian, mereka kerap menghibur saya, tapi sekali lagi, saya butuh waktu untuk bisa berdamai dengan keadaan,” katanya.

BACA JUGA: Perempuan Harus Move On dan Berani Hidup Sendiri

Riska sempat juga melakukan pengalihan dengan menenggelamkan diri dengan pekerjaan sehingga tak ada waktu untuk sedih. ”Saya pernah menyibukkan diri dan menenggelamkan diri dalam rutinitas kerja yang keterlaluan, saya terus bergerak hingga kelelahan dan akhirnya tidur tanpa ada waktu diam agar tidak sedih lagi, itu membuat saya justru semakin terobsesi untuk makan dengan porsi yang tak terkontrol, rambut saya rontok, hingga jerawat di wajah mulai bermunculan, hal ini juga menjadi perhatian atasan di tempat saya bekerja karena tugas saya berhadapan dengan customer,” jelasnya.

Self Love Cara Mempercepat Move On 

Belum move on-nya Riska akibat kesedihan tak berkesudahan mengingatkan pentingnya Self Love untuk mempercepat pemulihan diri. Penerimaan diri pada keadaan saat ini merupakan usaha yang patut dihargai dari seseorang yang mengalami perihnya ditinggal oleh seorang yang dicintai.

Health Enthusiasts Mia Amalia berharap siapapun yang terguncang trauma akibat perpisahan segera sadar betapa pentingnya self love demi Kesehatan mental. ”Pertama perlu dimengerti apa pengertian self love, itu sebuah proses menerima, menghormati dan mencintai diri sendiri,” Katanya kepada Konde.co, Kamis (26/1).

Mia menyebut efek dari self love akan membuat seseorang kembali percaya diri untuk bisa kembali berkarya dan mengembangkan diri. ”Self love sangat penting bagi orang yang ingin memiliki kualitas hidup yang lebih baik, agar lebih mudah dalam mencari kebahagiaan dan tentu membahagiakan orang-orang terkasih yang selalu menjadi support sistem dalam kehidupan kita,” sambungnya.

Self love, diungkap Mia tidak boleh hanya sekadar kata, menurutnya itu juga sebuah komitmen untuk memberikan yang terbaik dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. “Karenanya self love juga berarti pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri dan mengambil tindakan untuk merawat diri secara fisik, emosional, dan spiritual,” jelas Trainer Program BodyLove ini.

BACA JUGA: Pentingnya ‘Me Time’ Bagi Perempuan

Self love termasuk juga bukan hanya sebuah kesadaran untuk menyehatkan mental dan fisik, akan tetapi juga mencakup segalanya.”Kita harus dengan sadar membangun diri dari tubuh, pikiran hingga spirit,” ungkapnya.

Beberapa cara untuk bisa memulai self love:

1.     Cari tahu penyebab trauma, akui dan cari solusi agar bisa keluar dari rasa sedih itu

2.    Mencari selfcare yang cocok dengan energimu

3.    Membuat jurnal, tulis kegiatanmu sehari-hari

Spirit yang harus di tanamkan dalam selflove, dikatakan Mia adalah dengan percaya bahwa segala hal buruk yang terjadi dalam hidup bukan terjadi pada kamu, tapi memang special untukmu, untuk membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan bersinar. “ Jadi bukan bertanya kenapa ini terjadi pada saya, tapi buat apa ini terjadi pada saya? Apa yang saya bisa belajar dari sini?, Percaya yang terjadi adalah yang terbaik yang bisa terjadi saat ini.” papar dia.

BACA JUGA: Dear Perempuan, Jadilah Pemimpin Bagi Dirimu Sendiri

Mia menyarankan Riska untuk segera konseling untuk menenangkan jiwa dan pikiran, mengentikan rasa insecure dan berhenti menutup diri.” Konseling akan membantu Riska untuk mengenali traumanya, menerima, kemudia melepaskannya, Konseling juga membantu untuk melihat ke belakang supaya kamu bisa melihat luka kamu dan menyembuhkannya. ” ucap dia.

Setelah itu, mulai berlatih untuk praktik selflove dalam keseharian jangan Cuma ucapan.” Ini akan membantu kamu merencanakan dan menentukan tindakan yang akan kamu lakukan untuk menjadikan rencana kamu kenyataan, mulai dengan hidup sehat dengan makan bergizi dan olahraga agar hidupmu penuh energi positif,“ tutupnya.

Devi P. Wiharjo

Beberapa tahun jadi jurnalis, sempat menyerah jadi manusia kantoran, dan kembali menjadi jurnalis karena sadar menulis adalah separuh napas. Belajar isu perempuan karena selama ini jadi perempuan yang asing pada dunia perempuan, eksistensialis yang hobi melihat gerimis di sore hari.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!