Ilustrasi menstrual disc dan penggunaannya

Apa Itu Menstrual Disc? Kenali Fungsinya, Bukan untuk Hubungan Seksual Saat Menstruasi

Diklaim tidak mengganggu aktivitas seksual, penggunaan menstrual disc saat berhubungan seksual sangat beresiko bagi perempuan. Salah satu risikonya adalah terkena endometriosis, saat ada peluruhan dinding rahim (darah mens) yang masuk ke ovum hingga rongga perut.

Penggunaan menstrual disc saat sedang menstruasi menjadi viral dan menjadi topik pembahasan yang ramai di media sosial. Salah satu pengguna berbagi pengalaman menggunakan alat ini dan menyatakan bahwa penggunaan menstrual disc tidak mengganggu aktivitas seksual. Padahal aktivis menyatakan, melakukan hubungan seksual saat menstruasi bisa mengakibatkan perempuan terkena penyakit rahim.

Seorang netizen di Twitter pun mencuit bahwa akhirnya ia mencoba berhubungan seks saat menstruasi dengan menggunakan Flex menstrual disc. Menurutnya, ternyata aman dan tidak mengganggu aktivitas seksual sama sekali, bahkan tidak terasa ada apa-apa. Menstrual disc dinilainya efektif sebagai penghalang agar darah tidak tumpah ke mana-mana.

Meski demikian, banyak orang juga mempertanyakan tentang penggunaan menstrual disc dengan mengomentari cuitan tersebut.

Baca Juga: Menstrual Hygiene Day 2023: Kenali Tubuhmu, Menstruasi Bukan Tabu

Apa Itu Menstrual Disc?

Menstrual disc merupakan alat yang dirancang untuk menampung darah saat menstruasi. Meskipun fungsinya mirip dengan tampon atau pembalut, menstrual disc memiliki kemampuan untuk menahan darah sementara waktu.

Menurut Liska Fauziah, Communication Focal Point PKBI Nasional, saat dihubungi Konde.co (6/6), menstrual disc adalah alat untuk mencegah darah menstruasi keluar dari vagina. Fungsinya sama seperti menstrual cup yang popular di Indonesia. Hanya penempatannya yang berbeda; jika menstrual cup ditempatkan di mulut rahim atau serviks, maka menstrual disc diposisikan di forniks vaginal atau bagian atas vagina menuju serviks.

Menstrual disc dianggap aman untuk mencegah darah keluar dari vagina. Namun ada resiko kebocoran jika berhubungan sex melalui penetrasi dengan posisi tertentu,” ujar Liska.

Baca Juga: Sulitnya Menstruasi di Antartika, Minim Toilet dan Dianggap Tabu

Bukan Diciptakan untuk Berhubungan Intim Saat Menstruasi

Menstrual disc dianggap sebagai alat yang ramah lingkungan karena dapat digunakan berulang kali. Jika dilihat, produk menstruasi ramah lingkungan belum populer di Indonesia. Hal ini tampak pula dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkapkan, sekitar 80 juta perempuan produktif di Indonesia pada tahun 2019 masih menggunakan pembalut sekali pakai.

Namun, penting untuk dicatat bahwa menstrual disc tidak diciptakan khusus untuk digunakan saat berhubungan intim selama menstruasi. Adanya kesalahpahaman sebagian penggunanya yang berasumsi bahwa penggunaan menstrual disc akan memberikan perlindungan yang cukup untuk berhubungan seksual, bisa mendorong pemikiran bahwa melakukan hubungan intim saat menstruasi adalah hal yang normal.

Menurut Liska, di Indonesia mayoritas perempuan menggunakan menstrual pad sekali pakai, karena mudah diakses oleh masyarakat. Sementara itu, belum banyak yang mengetahui fungsi menstrual disc sebagai penampung darah menstruasi. Namun ada yang lebih populer di Indonesia, yaitu menstrual cup, karena sudah banyak produknya yang dijual secara online. Menstrual cup juga sebenarnya sudah dijual di beberapa toko di e-commerce, tetapi masih terbatas dan dari sisi harga relatif lebih mahal.

Baca Juga: Toilet Yang Buruk Mengganggu Perempuan Saat Menstruasi

Setiap Tubuh Perempuan Berbeda

Mengutip dari hellosehat.com, bukan cuma memiliki manfaat, melakukan hubungan intim saat menstruasi memiliki risiko. Di antaranya penularan HIV dan penyakit menular seksual, menyebabkan iritasi kulit dan peradangan, serta meningkatkan risiko endometriosis.

Tubuh setiap perempuan berbeda-beda, terutama saat menstruasi. Bagi sebagian perempuan, periode menstruasi dapat disertai dengan kram, nyeri, dan ketidaknyamanan fisik. Hal itu membuat mereka tidak merasa nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk berhubungan intim. 

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda selama menstruasi. Maka keputusan untuk berhubungan intim saat menstruasi harus sepenuhnya didasarkan pada kenyamanan dan keinginan pribadi.

Manfaat dan Risiko

Liska berpendapat, sejauh ini belum ada studi khusus terkait hubungan seks yang aman dan nyaman dengan menggunakan menstrual disc.

“Berhubungan seks saat menstruasi (HSSM) mungkin membuat sebagian perempuan merasa tetap dihargai, dibutuhkan dan dicintai oleh pasangan. Apa lagi saat mencapai orgasme, mengeluarkan hormon endorfin yang membuat tubuh perempuan itu merasa rileks dan nyaman bisa mengurangi ketidaknyamanan saat mens,” jelas Liska.

Lebih lanjut, Liska mengatakan HSSM bisa mempercepat masa menstruasi karena otot rahim yang berkontraksi membuat darah mens pada dinding rahim cepat meluruh.

Namun, di balik itu, ada banyak sekali risiko yang mengintai ketika berhubungan seksual saat menstruasi. Salah satu risikonya adalah endometriosis, saat ada peluruhan dinding rahim (darah mens) yang masuk ke ovum hingga rongga perut. Kemudian risiko infeksi menular seksual juga perlu diwaspadai jika alat kelamin masuk ke vagina dan terkena darah menstruasi. Apa lagi kondisi keasaman (pH) vagina saat mens lebih rendah sehingga rentan terkena infeksi bakteri atau virus.

Pemaksaan Berhubungan Intim Saat Menstruasi

Masalah yang lebih serius berkaitan dengan pemaksaan hubungan intim saat menstruasi adalah kasus pemerkosaan dalam pernikahan (marital rape). Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) melaporkan bahwa ada 2.363 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dalam ranah personal yang tercatat di lembaga layanan pada tahun 2021. Kasus pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape) menduduki posisi kedua, yaitu mencapai 591 kasus.

Menurut Liska, laki-laki yang ingin berhubungan seks ketika pasangannya sedang menstruasi perlu melihat dan menanyakan kondisi pasangannya. “Kuncinya adalah consent atau persetujuan kedua belah pihak dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan kenyamanan. Jika perempuannya menyetujuinya, maka pastikan penggunaan kondom dan aspek kebersihan sebelum hubungan seks agar mengurangi risiko yang telah disampaikan sebelumnya” tegasnya.

Sebagai penutup, Liska mengungkapkan risiko kesalahpahaman masyarakat terkait penggunaan alat ini cukup besar. Apa lagi pendidikan kesehatan reproduksi belum banyak dipahami masyarakat di Indonesia. “Harapannya, dengan adanya riuh terkait hal ini, ada upaya dari pemerintah dan berbagai lembaga yang konsen terhadap isu Hak Kesehatan Seksual Reproduksi untuk gencar juga memberikan edukasi secara komprehensif dari usia dini hingga kelompok dewasa,” tutupnya.

Ika Ariyani

Staf redaksi Konde.co
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!