Siang Bersama Dinda

*Almira Ananta- www.Konde.co

Apa yang membuatmu tak mau beranjak dari kerja? Jika pertanyaan ini ditujukan untuk saya, jawabannya adalah pekerjaan yang sedang menumpuk banyak atau deadline yang tak bisa ditunda. Banyak orang mengalami ini.

Namun, hari itu saya mendapati teman saya, sebut saja namanya Dinda. Dinda tidak sedang dalam kondisi ini. Ia menangis tiba tiba ketika saya tanyakan kenapa tak mau keluar sebentar, sekedar makan atau ngopi di siang hari? Ia sedang tak mengetik atau membaca. Ia hanya duduk dengan mata berkabut.

Dinda bukan sekali ini saja mengalami ini. Ini adalah kejadian berulangkali dimana ia mengalami hal yang sama, tidak konsentrasi di tempat kerja,selalu terlihat tidak cukup baik ketika melakukan presentasi pekerjaan, dan terakhir beberapa hari tidak masuk kantor karena mengalami stress panjang.

Dan jawabannya adalah: karena pacar Dinda. Laki-laki yang selalu terlihat manis di depan teman-teman itu telah berulangkali melakukan kekerasan terhadap Dinda.

Sebenarnya bukan sekali ini ia melakukan kekerasan. Sudah seringkali terjadi, Dinda datang ke kantor dengan muka sembab sehabis menangis. Atau dia akan menelepon saya untuk segera datang ke rumahnya hanya ia pengin didengarkan. Saya sudah tahu, ini pasti karena ia habis menangis dan harus ditemani.

Kekerasan yang dialami Dinda macam-macam, dari kekerasan psikis seperti di bentak, dimarahi, ingkar janji, tiba-tiba pacarnya hilang dan tak bisa dhubungi, hingga ancaman bahwa Dinda akan ditinggalkan jika tidak menurut. Kekerasan lainnya yaitu kekerasan fisik seperti memukul. Dinda sudah mengalaminya ini selama 2 tahun. Namun untuk keluar dari sana, Dinda seperti belum siap melakukannya.

Kami, saya dan teman-teman Dinda sudah sering mengatakan bahwa pacar seperti ini harus ditinggalkan karena tak baik berlama-lama dengan orang yang selalu merongrong hidup kita, selalu membebani hidup kita dan membuat kita tak merasakan nyaman disana. Namun Dinda masih bertahan.

Sesekali pacarnya ini sangat baik, mengantarkan Dinda kemanapun Dinda pergi, membelikan oleh-oleh, membelikan bunga segar. Namun mendadak ia akan melakukan kekerasan dan berujung mengancam akan meninggalkan Dinda.

Kami pernah bertanya, apa penyebab hal ini? Dinda pernah mengatakan bahwa pacarnya sedang sakit secara psikis.

Jika begitu kondisinya, maka pacarnya ini harus dibawa ke dokter. Kami pernah menawarkan bantuan dokter untuk pacar Dinda, namun sang pacar justru marah marah, tersinggung dan menyatakan bahwa ia tak pernah sakit.

Dinda adalah potret perempuan muda yang mengalami kekerasan, saya sering menjumpai ini dimana-mana. Perempuan baik, energik, muda yang kemudian bertemu laki-laki yang tak setara, yang lalu memberikan kehidupan yang rumit bagi hidup Dinda. Saya sering menemukan perempuan muda seperti Dinda di rumah konseling dimana banyak perempuan muda yang takut kehilangan pacarnya, punya status tak punya pacar dan takut untuk sendiri.

Dan di satu sisi ketika dalam kondisi yang seperti ini, si laki-laki malah demikian melakukan kekerasan bertubi-tubi.

Saya sering mendapati Dinda menangis sendirian di pojok kantor, di dalam perjalanan ketika kami pulang, dan ketika ia bercerita. Apa yang salah dari Dinda sehingga ia mendapatkan kekerasan bertubi-tubi? Stop, bukan Dinda yang salah. Yang salah adalah laki-laki yang melakukan kekerasan. Saya selalu menghibur dan menemani Dinda untuk meyakinkan bahwa dia tidak salah. Karena di sisi yang lain, Dinda selalu merasa bahwa ia melakukan kesalahan. Ini juga yang selalu dikatakan pacarnya bahwa dInda harus introspeksi diri agar pacarnya tidak melakukan kekerasan.

Dinda, akhiri kekerasan yang kamu rasakan, karena saya tahu betul jika hal seperti ini tidak dilawan maka akan menimbulkan hal baru yang lebih menyesakkan: kita tidak menjadi diri kita sendiri, kita menjadi orang yang kebingungan harus bersikap apa dan kita menjadi orang yang dikendalikan orang lain.

Saya kembali memeluk Dinda siang ini. Kami selalu mengajak Dinda secara rutin untuk konseling, kami tak sabar menunggu kapan kekerasan seperti ini akan menghilang dalam hidup Dinda? Karena kadang orang merasakan rapuh yang sangat panjang, sulit untuk beranjak dari kekerasan.

Sudah sering kami datangi pacarnya dan menyatakan bahwa ia tidak boleh melakukan ini. Namun siang ini, saya dan teman-teman tak punya waktu lagi ini, kami harus melakukan sesuatu. Kami akan segera melaporkan yang Dinda alami ke lembaga bantuan hukum yang kami kenal. Kami sudah tidak sabar karena kekerasan yang dilakukan pacar Dinda harus segera diakhiri.

Ini siang terakhir dimana kekerasan tidak akan menimpamu lagi di siang besok, Dinda.

(Foto/ Ilustrasi: Pixabay)

*Almira Ananta, aktivis sosial. Tulisan ini berdasarkan cerita para perempuan korban kekerasan dalam pacaran.

Tim Konde.co

Konde.co lahir pada 8 Maret 2016 untuk mengelola ruang publik dari sudut pandang perempuan dan minoritas sebagai bagian dari kesadaran dan daya kritis, menghadirkan penerbitan artikel di website, produksi video/ film, dan informasi/ pengetahuan publik. Kini dikelola oleh individu-individu yang mempunyai kesamaan dalam memandang perempuan dan minoritas.
Republikasi artikel ini, klik tombol di bawah

Creative Commons License

1. Silakan lakukan republikasi namun tidak boleh mengedit artikel ini, cantumkan nama penulis, dan sebut bahwa artikel ini sumbernya dari konde.co, tautkan URL dari artikel asli di kata “konde.co”. Anda bebas menerbitkan ulang artikel ini baik online maupun cetak di bawah lisensi Creative Commons.

2. Artikel kami juga tidak boleh dijual secara terpisah atau menyebarkannya ke pihak lain demi mendapatkan keuntungan material.

Let's share!