Good looking menjadi syarat masuk kerja

Ketika Good Looking Jadi Syarat untuk Bekerja, Ini Bisa Sebabkan Diskriminasi Pekerja

Ketika “good looking” jadi salah satu persyaratan kerja, ini pasti akan mengundang perdebatan dan kontroversi.

Dalam dunia kerja, kualifikasi dan kompetensi adalah hal yang seharusnya menjadi penentu utama dalam menerima calon pekerja. 

Namun, ada lagi yang mensyaratkan soal good looking. Padahal syarat ini bisa menyebabkan diskriminasi pada pekerja.

Apa itu Good Looking?

Good looking adalah istilah bahasa Inggris yang artinya mengarah pada sebuah penampilan dan paras seseorang. 

The Britannica Dictionary menjelaskan arti good looking. Disebutkan, good looking berarti memiliki penampilan yang menyenangkan atau menarik. Lebih dalam lagi, arti good looking adalah seseorang yang cantik secara fisik (pretty), cantik dari dalam diri (beautiful), dan tampan (handsome).

Namun syarat good looking memiliki definisinya yang kabur dan subjektif. Konsep penampilan yang menarik bisa sangat bervariasi antara individu dan budaya. Hal ini menyebabkan syarat ini rentan terhadap penyalahgunaan dan diskriminasi. 

Sebagian orang mungkin menganggap good looking sebagai penampilan fisik yang menarik,sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai penampilan yang rapi, profesional, dan sopan. Perbedaan dalam pemahaman ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam proses perekrutan.

“Good Looking” Menjadi Salah Satu Syarat untuk Bekerja

Mencari pekerjaan adalah hal yang tentunya menjadi tujuan utama bagi para Fresh Graduate setelah lulus kuliah. Namun, saat ini mendapat pekerjaan bukanlah yang mudah. 

Beberapa anak muda mengeluhkan banyaknya persyaratan serta tingginya kualifikasi yang harus dipenuhi ketika melamar sebuah posisi di perusahaan. Bukan hanya skill yang relevan, namun tidak jarang posisi pekerjaan memberikan kriteria “Good Looking” kepada para pelamar.

Di tengah sulitnya mencari pekerjaan dan angka pengangguran yang semakin tinggi, syarat good looking dianggap menjadi ‘hambatan’ bagi banyak orang. Bagi beberapa perusahaan, skill saja tidak cukup bagi pelamar untuk dapat diterima oleh suatu perusahaan

Walaupun terdapat beberapa perusahaan yang tidak mempersyaratkan good looking, namun syarat good looking yang saat ini terdapat di beberapa perusahaan menjadi bukti adanya diskriminasi di dalam dunia kerja.

Good Looking menjadi syarat masuk kerja. (Sumber: Fomomedia.id)
Good Looking menjadi syarat masuk kerja. (Sumber: Fomomedia.id)

Salah satu job hunter, sebut saja Reva adalah salah satu pelamar di perusahaan X pada posisi Marketing. Reva merupakan Fresh Graduate dari Universitas swasta di Jakarta. Reva melamar posisi Marketing dikarenakan ia memiliki background pendidikan Marketing. Berbekal ilmu yang ia dapat, ia melamar di beberapa perusahaan, termasuk perusahaan X.

Sayangnya, menurut Andy salah satu HRD dari perusahaan X, Reva kalah saing dengan pelamar lain yang dianggap lebih menarik dibanding Reva. 

Baca Juga: Persaingan Sengit, Kualifikasi Selangit: Gen Z Makin Sulit Dapat Kerja? 

Bertolak belakang dengan Reva, Nabila yang merupakan salah satu pelamar sudah menarik perhatian HRD dan user saat melakukan interview. Nabila pun mendapatkan posisi Marketing karena selain cakap berbicara, dan bernegosiasi, ia juga dinilai memiliki paras yang cantik.

Menurut Andy, salah satu daya jual seorang Marketing ataupun Sales adalah memiliki paras “cantik” atau “tampan”. Andy memaparkan jika tidak semua HRD dan user mempersyaratkan “good looking”. 

Namun jika posisi yang dilamar berkaitan dengan strategi penjualan, maka syarat “good looking” menjadi salah satu syarat utama.

Berbeda dengan Andy, Beni yang merupakan teman se-perdivisi Andy menceritakan pengalaman menarik saat mencari Video Editor. Ia mengatakan bahwa Ia mendapat permintaan dari user untuk mencari Video Editor perempuan yang cantik. Menurut Beni sendiri, untuk menjadi Video Editor tidak diperlukan paras yang cantik. Hal tersebut cukup menyulitkannya untuk mencari kandidat yang “sesuai kriteria” padahal syarat utama yang diperlukan untuk menempati posisi tersebut adalah pandai menjalankan beberapa software editing, mau belajar, dan memiliki pengalaman dibidang yang sama minimal dua tahun.

Selain itu, Beni juga menceritakan bagaimana pengalamannya mencari sosial media manager hingga setahun. Ia mengatakan beberapa aspek yang membuat proses hiring membutuhkan waktu yang lama, diantaranya adalah banyaknya pelamar yang memiliki pengalaman yang kurang sesuai, proses interview yang tidak maksimal, kandidat yang mengundurkan diri, hingga paras pelamar yang dianggap tidak sesuai kriteria.

Menurut Beni, dengan adanya kriteria yang mempersyaratkan “good looking”, akan menghambat potensi yang ada pada kandidat. Perusahaan dan organisasi yang menggunakan syarat good looking, akan kehilangan bakat dan potensinya hanya karena individu tersebut tidak memenuhi standar penampilan tertentu. Hal ini dapat merugikan perusahaan dan membuat perusahaan kehilangan sumber daya yang kompeten.

Selain itu, syarat good looking berarti akan diskriminasi berdasarkan penampilan fisik atau penampilan, yang melanggar prinsip-prinsip kesetaraan. Hal ini tentu merugikan individu yang mungkin memiliki karakteristik fisik yang berbeda. 

Baca Juga: Ini Rasanya Kerja Sambil Kuliah: Berjuang Bisa Membagi Fokus

Karyawan yang mengalami diskriminasi berdasarkan penampilan fisik akan mengalami dampak psikologis yang merugikan, seperti perasaan rendah diri, stres, dan tekanan mental yang tinggi, sehingga karyawan tidak bekerja dengan maksimal. Hal tersebut sangat disayangkan, karena kinerja karyawan akan sangat mempengaruhi performa perusahaan.

Persyaratan “good looking” yang dianggap intimidatif terhadap calon pekerja, sebaiknya diganti dengan frasa yang memiliki makna yang lebih baik pada informasi lowongan pekerjaan, yakni “good grooming“. Frasa tersebut bermakna ‘berpenampilan yang baik’, yang dapat diartikan berpenampilan bersih, rapi, percaya diri, dan sopan. Ini dimaksudkan agar pekerja tidak merasa terdapat diskriminasi ketika melamar kerja atau melakukan pekerjaan.

Sudah jelaskah perbedaan antara “good looking” dan “good grooming”? . Diharapkan, ketika penggunaan frasa “good grooming” pada akhirnya nanti menjadi norma, maka kesempatan kerja dapat diraih oleh semua orang.

Setiap perempuan, memiliki karakter dan penampilan fisik yang khas. Jika kamu pernah mengalami penolakan saat melamar pekerjaan karena dikatakan kamu kurang cantik, jangan pernah berkecil hati dan merasa bahwa kamu tidak cantik. 

Kamu harus ingat, bahwa cantik itu relatif. Sebab pada dasarnya semua perempuan itu cantik. Dengan potensi dan bakat yang kamu miliki, kamu layak mendapatkan perusahaan yang sehat dan mengedepankan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Dizafia Zafira Mayyasya

Mahasiswa S2 Kajian Gender Universitas Indonesia (UI)

Let's share!

video

MORE THAN WORK

Mari Menulis

Konde mengundang Anda untuk berbagi wawasan dan opini seputar isu-isu perempuan dan kelompok minoritas

latest news

popular